IRENE
Bagi gue, ada 2 jenis pelajaran yang bikin gue ngantuk, lo tau? Yups, sejarah dan BK, mungkin kalian setuju. Kalo enggak? ya udah. Apalagi kalo 2 mata pelajaran itu ada di jam pelajaran terakhir. Mata ngantuk, perut laper, tenggorokan kering, otak capek, pokoknya komplit deh. Dan itulah yang gue rasain sekarang. Guru BK gue namanya Bu Ani, guru BK satu ini bener-bener limited edition, Bu Ani itu lemah lembut dan sabar banget. Tapi, karena saking lemah lembutnya, mbuat gue sama temen-temen jadi ngantuk. Eitss tapi hati-hati, kalau udah marah Laut Merah aja bisa jadi laut biru."Permisi, Bu!" ijin segerombol siswa yang masuk kelas gue. Suara mereka pun membuyarkan hayalan teman-teman gue dan mungkin mengembalikan teman-teman gue dari alam mimpi.
"Silahkan masuk! Nah, anak-anak dengarkan pengumuman dari kakak kalian, ya!" jelasnya lemah lembut.
"PENGUMUMAN. Diberitahukan kepada seluruh siswa kelas 10 untuk mengikuti camping tahunan. Berkumpul hari Sabtu pukul 1 siang di sekolah. Keterangan lebih lanjut, bisa lihat pengumuman di Mading," jelas kak Dennis mengumumkan disambut riuhnya temen-temen gue yang ekstra bahagia. "Terima kasih, Bu!" lanjutnya mendekati Bu Ani.
"Anak-anak, hari ini sekolah dibubarkan lebih awal. Bapak dan ibu guru ada rapat di luar sekolah. Setelah ini langsung pulang, ya!" jelas Bu Ani yang menambah riuhnya seluruh siswa di kelas.
KRIING...
Semua siswa pulang termasuk Vita. Gue duduk di depan pintu gerbang sekolah. Ngapain lagi kalau bukan nunggu Mang Ucup. Udah gue telfon berkali-kali, SMS juga, ya tetep gak ada jawaban. Setengah jam gue nunggu, kaki gue sampai semutan. Kemana sih, orangnya? Keringat gue udah mengalir deras di jidat, haus banget lagi. Suara knalpot motor memasuki telingaku.
"Kok lo belum pulang?" tanya Reza menghentikan motornya di depan gue.
"Nunggu sopir gak dateng-dateng," jelas gue sambil terus usaha menelfon Mang Ucup.
"Gue anter, yuk!" tawarnya.
"Gak usah, gue gak mau ngerepotin lo," tolak gue.
"Jangan nolak!" pintanya dengan senyum.
"Jangan maksa!" seru gue.
"Kalau sopir lo gak dateng sampai sore, gimana?" bujuk si Reza, gue tahu itu modusnya buat pdkt sama gue. Haha, pede banget sih gue.
"Emang lo bawa helm 2?" tanya gue. Karena gue takut kena tilang. Gue kan patuh peraturan lalu lintas. Haha, sebenernya alesan buat ngehindar.
"Bawa," Reza menjawab dan gue bingung mau alasan apa lagi. Mang Ucup pun gak dateng-dateng.
"Ya udah deh," jawab gue dengan nada terpaksa. Terpampang jelas banget di muka si Reza kalau dia bahagia.
"Ayo, naik!"
"Takut," timpal gue. Sumpah gue takut, motornya tinggi lagi. Mungkin kali pertama gue naik motor gituan. (Motor Ninja hitam yang mungkin sama dengan motor yang dipakai Ricky Harun di film GGS.)
"Gapapa, naik aja!" bujuknya. Gue pun naik motor itu.
"Pelan-pelan, jangan ngebut!" pinta gue saat motor berjalan belum jauh.
"Makanya pegangan!" serunya dari balik helm.
"Jangan modus!" jawab gue, rasanya geli banget.
Sumpah gue gak pernah ngebayangin apalagi ngalamin hal kayak gini. Tanpa gue sadar, Reza mempercepat laju motornya, gue refleks dan meluk dia. Bener-bener ketahuan modusnya ini orang. Kok lama-lama kayak Galang dan Thea sih, itu loh Ricky Harun dan Dahlia Poland di film GGS. Ups, gak sih beda, dia cuma kebetulan aja nganterin gue. Ini juga dunia nyata.
"Belok kanan!" tunjuk gue.
"Ok,"
"Sampai," ucap gue yang ngebuat Reza menghentikan motornya. Aduh, kok ada mama sih? Mama udah ada di depan pintu gerbang lagi.
"Selamat siang, tante!" salam Reza pada mama. Apa mata gue gak salah lihat? Reza cium tangan mama?
"Siang, kamu siapanya Irene ya?" mama tanya.
"Saya..."
"Kakak kelas mah," jelas gue motong pembicaraan Reza.
"Mama kira pacar kamu," ucap mama menahan tawa dan buat gue agak melotot.
"Ya sudah tante, permisi" ucap Reza lalu menyalakan motornya dan pergi. "Thanks!"
-------------------------
Hari ini hari Jumat. Besok sore berangkat kemah. Tapi tetep aja tugas sekolah menggunung. Padahal tiap hari gue kerjain. Fixed, malem ini gue putusin ngerjain tugas matematika karena tugas bahasa Inggris udah selesai.
Lagi pusing-pusingnya ngerjain tugas, hp gue bunyi.
Reza : Irene, lagi apa?
Irene : Lagi belajar.
Reza : Belajar apa? Belajar mencintai gue, ya?
Langsung gue lempar hp ke kasur. Gue geli bacanya. Ganggu orang belajar aja. Gue silent aja tuh hp, bodo amat.
"Irene, udah makan belum?" tanya mama membuka pintu kamar.
"Bentar, belum selesai!" mama duduk di sebelah gue yang lagi belajar.
"Cowok tadi siapa Ren?"
"Kak Reza," gue berhenti nulis.
"Kok bisa nganter kamu?"
"Gak sengaja ketemu aja, abisnya Mang Ucup gak dateng-dateng," bela gue takutnya dikirain doi sama mama.
"Oh iya, mama lupa gak ngomong sama kamu. Mang Ucup nganterin papa ke Cimahi katanya ada meeting penting," jelas mama ngebuat gue nepuk jidat.
"Mah, besok hari Sabtu sore ada camping. Irene beliin jajan ya, ma!" bujuk gue dengan nada andalan kalau lagi ngerayu bonyok.
"Siip, deh!" mama mengacungkan jempol.
"Papa pulang kapan, ma?"
"Nanti malem juga nyampe," jelas mama.
"Oh, gitu," ucap gue menganggukkan kepala.
"Di sana hati-hati, ya! Kalau ada apa-apa jangan lupa telfon mama. Di mana lokasinya?"
"Lembang, ma," jawab gue. Tapi, kok perasaan gue gak enak. Ekspresi dan suara mama juga aneh. Huft, gak boleh nettink.
Gue makan malem bareng nyokap. Abis itu, gue beres-beres dan siap-siap tidur. Sebelum gue otw ke alam mimpi, gue lihat layar hp gue dulu. Gue gak nyangka, ada 50 panggilan tak terjawab dan 23 pesan dari Reza. Gue baca pesannya satu per satu, gak penting sih, cuma ada satu yang buat gue kepo.
Reza : Lo hati-hati sama Dennis!
Gue gak mau ambil pusing, mungkin dia kehilangan topik buat pdkt sama gue. Mungkin juga dia halu lagi.
"Jangan berikan hatimu padaku, karena aku tak bisa membalasnya dan perasaan itu hanya membuatku merasa bersalah."
--------------------------------------
Happy malming, guys😉 hehehe.... author gak kenal malming dong, kan jomblo😂
Maaf ya guys, updatenya lama banget🙏🏼 sedikit cerita aja, sekarang author lagi PHB dan 3 hari lagi bakal kemah juga, hehe . Do'ain ya, semoga sepulang kemah author dapat ide buat nglanjutin ceritanya!
Jangan bosen-bosen buat vomment, ya!
Tunggu chapter berikutnya!
Mari berteman : @putrinay23_ (instagram)
YOU ARE READING
Shelter From Rain
Teen FictionIrene sesosok cewek yang gak pernah jatuh cinta sama cowok. Di awal ia mepuh pendidikan di SMA, Irene mengenal seorang Dennis. Cowok yang diidam-idamkan oleh semua siswi di sekolahnya. Namun entah mengapa, saat Irene menatap Dennis ia seperti tering...