Part 1

8.2K 521 123
                                    

Jangan lupa klik tombol bintang ☆ sebelum membaca  💖💙

Happy Reading ~

.
.
.

      ......💖💙❤......

"Lo bodoh Vin."

"Gue gak bodoh! gue cuma gak mau jadi pengecut dengan ngingkarin janji gue."

"Terus adik lo?"

"Makanya gue bawa dia kesini! Gue percaya lo bisa jagain dia! Sejahat apapun lo gue bakal tetep percaya sama lo."

"Gimana kalo misalnya gue bunuh dia?"

"Gue gak yakin lo bakal lakuin itu! Segampang apapun lo ngebunuh manusia seperti biasa, Lo gak bakal bisa lakuin itu ke dia."

"Terserah silahkan berangkat dan salam buat malaikat penunggu neraka." Pria itu -Alian Fernate- menghela nafas pada sahabatnya yang telah pergi beberapa detik yang lalu
hanya untuk memenuhi janjinya pada orang tua kekasihnya,
dimana dia akan menyerahkan dirinya untuk di bunuh karna telah gagal menjaga kekasihnya.

"Kak Kevin mau kemana?" Ali menoleh ke asal suara dan disana gadis bermata hazel itu menatapnya penuh tanya.

"Gak tau," jawab Ali datar dan kembali pada tempat duduknya.  Tangannya dengan lihai mengotak atik sebuah komputer.

'Ran lo udah pergi kan?'

'Bagus?' Ali menyeringai setelah berbicara dengan temannya lewat sebuah komputer dan terdapat wajah temannya disana.

"Lo kesini." Panggil Ali pada gadis yang sedari tadi menatap gerak geriknya.

Gadis itu berjalan gontai menghampiri Ali 'apa?" tanyanya setelah berada di samping Ali.

"Tekan tombol ini." Perintah Ali menunjukkan tombol enter di depannya.

Tanpa banyak kata gadis itu langsung menekannya "bom aktif? Maksudnya?" gadis itu Prilly Tifani- membulatkan matanya saat membaca teks di komputer itu.

"5 4 3 2 dan 1 BUUM!.. Haha." Ali tertawa puas semuanya berjalan dengan lancar. Satu gedung telah ia ledakan dengan bom yang ia rakit sendiri dan menyuruh Randy menaruh disana. Tak banyak memang manusia yang berada disana sekitar 351 nyawa, tapi Ali hanya mengincar satu orang hingga nyawa lain ikut melayang.

"Maksudnya apa?" Ali menoleh pada gadis di sampingnya.

"Dalam satu tekanan lo udah ngebunuh ratusan orang." Ujar Ali dingin.

Gadis itu membulatkan matanya.
Ali menjebaknya untuk membunuh orang tak berdosa.
Ia tau kakaknya sering melakukan ini tapi tidak  dengannya.

"Sudah malam! Ayo tidur." Ali menarik tangan Prilly menuju kamarnya.

"Tidur berdua bareng lo gitu?" tanya Prilly setelah mereka sudah berada di ambang pintu.

"Pilihannya cuma dua! Tidur satu ranjang bareng gue? Atau tidur bareng anjing anjing di luar dan gue gak yakin kulit mulus lo ini bakal tetep kayak gini setelah dari sana." Prilly nampak berfikir dengan pilihan yang sama sama menakutkan itu. Sekarang kemana kakaknya? Kenapa ia tega menitipkan Prilly pada pria kejam ini?

"Tidur bareng lo." Ali menyeringai setelah mendengar penuturan lemah gadis itu.

*
*
*

Prilly menggigit bibir bawahnya.
Ali sedari tadi terus menatapnya.
Prilly ingin tidur tapi bagaimana jika Ali melakukan hal aneh padanya?

Ali menarik tubuh Prilly mendekat ke arahnya dan dengan lihainya bibir Ali mencumbu permukaan leher Prilly bahkan sesekali menjilat dan menggigitnya. Bukannya Ali bajingan hanya saja gadis ini benar benar membuat nafsunya naik.
Ali itu pria normal jadi wajar saja jika ia terangsang dengan gadis ini.

"Gue mohon jangan." Ujar Prilly lemah saat tangan Ali mengelus selangkangannya.

Hanya dengan satu hentakan saja mungkin celana dalam Prilly telah robek tapi Ali kembali berfikir waras.
Prilly adik Kevin! Dan Kevin menyuruh Ali untuk menjaganya bukan merusaknya.

"Cepat tidur," ucap Ali dan mencium sekilas bibir sexy Prilly.

*
*
*

SRETT

"Awsh.." Ali membuka matanya saat ia merasakan pergelangan tangannya di robek oleh pisau.

"Kenapa Ghin?" tanya Ali kesal namun tetap dengan posisi dimana ia memeluk dan  mengapit tubuh Prilly dengan kakinya.

Ghina yang juga sahabatnya telah menggoreskan pisau di lengan kanannya pagi pagi buta seperti ini?
Dasar sial. Umpat Ali dalam hati. Mengganggu orang saja.

" Ali lo tidur bareng siapa?"

"Adik Kevin," sahut Ali dan kembali menutup matanya.

"Oh...Eh iya gue mau ngomongin tentang Kevin."

"Ya udah lo keluar nanti gue bakal susul lo," ujar Ali.

Ghina menatap jengah pada Ali
kemudian keluar.
Pria itu mengusir Ghina? Karna terlalu asyik meniduri adiknya Kevin.

Prilly memicingkan cuping hidungnya saat ia mencium bau darah yang mengganggu tidurnya.

"Ughh.." Prilly menoleh ke arah samping dimana Ali masih asik tidur dengan menggunakan tubuhnya sebagai guling.

"Lengan lo?" Prilly menutup mulutnya terkejut saat melihat lengan Ali yang robek bahkan menganga besar tapi Ali masih tidur dan tak menyadarinya.

"Ambil benang sama jarum di meja itu." Suruh Ali setelah ia membuka matanya.

Prilly dengan cepat mengikuti titah Ali karna ia sedikit takut dengan darah.

"Nih.." Prilly menyerahkan apa yang Ali pinta padanya.

"Shh.." Ali memicingkan matanya menatap aneh pada Prilly.
Ali yang menjahit lengannya sendiri
kenapa Prilly yang meringis sambil menutup matanya? Gadis aneh.

"Selesai," ujar Ali tenang.

Hanya luka goresan dari Ghina
itu tidak menyakitkan sama sekali menurut Ali.

"Buka mata lo," suruh Ali dan dengan cepat Prilly membuka matanya.



Tbc.

PelindungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang