Part 2

5.3K 434 74
                                    

Jangan lupa klik tombol bintang ☆ sebelum membaca  💖💙

Happy Reading ~

Sorry for typo.

.
.
.

             💖💙❤

"Mau ngomong apa Ghin?" ujar Ali tiba tiba membuat Ghina yang sedang berkutat dengan komputer membalik kan badannya.

"Kevin tewas."

"Oh..." Ghina mengernyit bingung.
Bukannya kevin sahabatnya Ali? Dan kenapa Ali seakan tak perduli.

"Tadi gue kerumah Kevin dan-" Ghina menghela nafas sebelum melajutkan pembicaraannya." Di sana gue nemuin kepala Kevin penuh sama darah dan gue gak tau badannya di mana?" lanjutnya dengan mata memerah menahan amarah.

"Kevin sendiri yang pengen mati," sahut Ali dan kemudian duduk di depan sebuah meja.

Ali merakit sebuah bom.
Entah bom apa itu, namun ia nampak serius menyambungkan beberapa kabel.

"Terus adiknya Kevin gimana?" tanya Ghina setelah mereka diam cukup lama.

"Ya sama kita lah."

"Tapi dia gak punya bakat buat jadi orang kayak kita." Ujar Ghina kesal karna Ali nampaknya begitu perduli pada adiknya Kevin.

"Tapi kayaknya dia punya bakat buat jadi wanita kesayangan gue." Ghina membelalakkan matanya saat mendengar penuturan Ali barusan.

"Terserah lo aja," pasrah Ghina dengan mimik muka kesal.

"Ali gue laper." Gina dan Ali sama sama menoleh saat sebuah suara bahkan lebih mirip rengekan mengadu pada Ali.

"Randy lo cari makan sana." Perintah Ali saat Randy baru memasuki ruangan mereka.

Dengan patuh tanpa banyak protes Randy berlalu untuk mencari makanan.
Dan Ghina semakin kesal, apa Ali tak pernah sadar jika hatinya selalu untuk Ali? Kenapa Ali begitu perduli dengan gadis itu. Sementara dengan dirinya selalu cuek dan biasa aja.

"Gue keluar dulu," pamit Ghina.

Ali hanya mengangkat bahunya acuh dan matanya menatap gadis yang  masih berdiri di ambang pintu.

"Lo kesini."

Prilly yang merasa di panggil oleh Ali kemudian menghampirinya.

"Kenapa?" tanya Prilly setelah ia berada di samping Ali.

Ali tak menjawab ia malah menarik tubuh Prilly dan medudukan Prilly di pangkuannya.

Cup!

Sebuah benda lembab dan kenyal mendarat di bibir Prilly membuatnya membelalakan mata.
Ali mencium Prilly dengan hangat dan lembut dia terlihat sangat menikmati ciuman itu dengan memejamkan matanya.
Prilly pun akhirnya terbawa suasana dan ikut memejamkan matanya
menikmati ciuman Ali.

Perlahan Ali menggigit bibir Prilly dengan lembut, membuat gadis itu membuka mulutnya dengan lincah lidah Ali bermain main menyapu seluruh rongga mulut Prilly.
Hingga sesekali lidah mereka saling beradu. Bibir Prilly benar benar memabukkan dan manis bahkan rasanya wine kesukaan Ali akan kalah dengan bibir ranum Prilly.

Karna terlalu hanyut dalam ciuman itu Ali merasakan celananya mulai sesak.
OH Ya Tuhan!
Rupanya yang di bawah tak dapat menahan nafsu yang di buat oleh bibir Prilly.

Prilly melepaskan ciuman yang membuatnya nyaman.
Ia tidak munafik karna memang Ali sangat lihai dalam berciuman.

"Nih Li..!" seru Randy saat telah tiba dan memberikan Ali sekantung makanan.

"HAHAHA." Ali dan Prilly saling bertatapan bingung.
Kenapa Randy tiba tiba tertawa apa mungkin Randy kerasukan arwah alay?

"Kenapa?" tanya Ali yang sudah tak bisa membendung rasa penasarannya.

"Kenapa lo Li? Apa lo mau fap fap tapi gak jadi? Lihat tuh celana lo kembung! Kayaknya junior lo mau keluar deh HAHA..." ujar Randy dan di akhiri tawa renyahnya.

Ali mengumpat kesal karna kebodohannya sendiri.
Kenapa harus tegang di saat seperti ini.
Sementara Prilly pipinya merah seketika karna baru kali ini ia melihat adegan dewasa seperti itu.

"Anjing lo Ren!" umpat Ali namun tak membuat tawa Randy terhenti.

"Eh dari tadi malem gue gak liat Beby? Dia kemana?" tanya Randy setelah ia menyudahi tawanya.

Ali hanya mendelik saat mendegar nama Beby.
Wanita jalang itu pasti sedang sibuk melebarkan selangkangannya untuk lebih puas mendapatkan kenikmatan yang ia hobikan

"Gawat li gawat..." seorang pria tiba tiba datang dengan kepanikan yang tinggi.

"Kenapa? Jangan bikin gue panik." Tanya Ali menatap patner kerjanya-Baja Alatas-

"Polisi udah ngepung markas kita." Jelas Baja.

Ali dan Randy terkejut namun segera membereskan alat alat untuk membuat bom dan beberapa komputer disana.

"Ali kenapa?" tanya Prilly bingung saat Ali sedang sibuk menyembunyikan semuanya dari kepolisian.

"Kita-"

"Jangan bergerak," sebuah pistol menempel di pelipis Ali dan Prilly.
HUH untung saja semuanya sudah mereka sembunyiakan di ruang bawah tanah.
Sementara Randy dan Baja telah meninggalkan tempat itu
karna Ali yang menyuruhnya.

Ali menggenggam erat tangan Prilly agar gadis itu merasa tenang.

"Ikut kami atau saya ledakan kepalamu." Ujar polisi itu namun Ali masih bersikap santai bahkan tak merasa takut sedikitpun.

Ali mengeluarkan sesuatu dari saku celana dan kemudian melemparnya di tengah tengah mereka.

"Uhuk uhuk...." seketika asap mengepul karna benda yang telah  Ali lempar adalah bom asap.

Saat beberapa polisi itu sibuk mencari oksigen, Ali dengan cepat mengangkat tubuh Prilly dalam pangkuannya
dan melarikan diri dari tempat itu
sebelum polisi keparat itu menangkap mereka.

Jangan tanya kenapa Ali di kejar oleh kepolisian, karna ia adalah orang yang sangat di cari oleh polisi.
Ali bukan mafia atau psikopat tapi ia cukup mematikan.




Tbc.

Terima kasih like dan komennya ☺

PelindungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang