Part 4

3.8K 326 54
                                    

Jangan lupa klik tombol bintang ☆ sebelum membaca  💖💙

Happy Reading ~

.
.
.

Prilly menekan keras luka di tangan Ali dengan handuk basah kemudian langsung menatap wajah Ali yang tampak biasa saja.
Ia terus melakukan hal itu berulang ulang.

"Ihh kok mukanya biasa aja sih." Prilly menatap Ali dan pria itu hanya mengangkat sebelah alisnya bingung.

"Terus kenapa?"

"Ini kan luka. Terus gue teken keras tapi kok lo gak ngerasa sakit sih." Aku Prilly sambil menunjuk sobekan di telapak tangan pria itu.

Ali terkekeh geli menatap wajah frustasi Prilly. "Terus gue harus gimana?" Pria itu mengangkat dagu Prilly dan mengecup lembut bibir gadis itu.

"Ya teriak gitu atau bilang sakit." Ujar Prilly dan membereskan air hangat yang ia gunakan untuk luka Ali.

"Awsh shh.." Prilly mengernyit bingung
kenapa Ali merintih? Padahal Prilly sudah selesai membersihkan luka Ali.

"Kenapa?" Tanya Prilly panik dan menghampiri pria itu lalu memeriksa luka di tangannya.

"Shh.."Ali kembali berdesis membuat Prilly bertambah panik.

"Kenapa sih? Bilang dong."

"Shh.. Gila rasanya mau loncat dari celana." Seketika raut wajah Prilly berubah kesal saat mendengar penuturan Ali barusan.
Prilly sudah setengah mati panik dan Ali malah mengerjainya?

"Ihh nyebelin." Prilly memukul keras bahu pria itu dengan cepat Ali menangkap tangan Prilly dan menatap dalam manik hazel itu.

"Mau bantu ngobatin gak?"

"Gimana caranya?"

Ali menangkup wajah Prilly
dengan cepat ia merenggut candu kesukaannya.
Bibir Prilly lebih memabukkan dari alkohol dan lebih membuatnya candu dari pada nikotin.

"Shh.." Ali memiringkan kepalanya mencari posisi lebih nyaman dan menelusupkan lidahnya pada rongga Prilly.

Prilly menyudahi ciuman itu
membuat Ali menatap tak suka.

"A-ali cowok tadi gimana?" Tanya Prilly gugup setelah ciuman panas tadi.

"D makan kucing kali." Jawab Ali acuh dan berusaha kembali menarik wajah Prilly agar bisa ia cium namun Prilly dengan cepat menghindar.

*
*

"Ali baju gue udah bau banget."

"Terus?"

"Ya beli lah." Dengus Prilly kesal.
Ali pria sialan yang slalu membuat otaknya berhenti berfungsi saat pria itu menciumnya.

"Yaudah." Jawab Ali dan berdiri hendak pergi namun tercegat oleh pernkataan Prilly selanjutnya.

"Sama celana dalem sekaligus behanya." Pria itu membalikkan badannya dan menggeleng cepat.

Bagaimana mungkin seorang pria cool seperti dirinya datang ke sebuah mall dan membeli dalaman wanita?
Apa yang akan di ucapkan orang nanti?

"Yaudah kalo gitu gue ikut." Ali semakin bingung dan mengacak rambutnya frustasi.
Jika Prilly ikut akan lebih banyak bahaya mengintai mengingat Prilly adalah adik Kevin dan Kevin memiliki lebih banyak musuh dari pada Ali.

"Ya gue beliin lo daleman."

*

*

"Nih." Ali menyerahkan beberapa kantung plastik pada Prilly dengan kesal.

Bagaimana tidak kesal? Saat Ali tadi mengambil beberapa dalaman dan segera membayarnya banyak orang berbisik sambil mencuri pandang padanya dan itu membuat Ali risih
dan satu lagi jika bukan karna Prilly
Ali tak akan pernah melakukan hal terkutuk itu.

"Yey udah di beliin." Ujar Prilly girang.

"Eh tapi gantinya dimana? Lo keluar dulu dong." Tambah Prilly sambil
mengkode pria itu agar keluar.

Tapi bukannya keluar Ali malah mengambil alih kantung itu dan mengacak acak mencari sesuatu disana.

"Ganti celana dalem sama beha lo! Di depan gue." Prilly membelalakan matanya saat bibir berisi Ali berucap seperti itu dan menyerahkan dua benda itu pada Prilly.

"Gak mau."sanggah Prilly cepat.

"Yaudah! Berarti lo gak bakal ganti baju selamanya." Ujar Ali santai dan menarik sebuah kursi karatan yang berada di gudang itu kemudian ia duduki dan matanya tak pernah lepas menatap lekuk tubuh Prilly
seakan ingin menelanjangi gadis itu.

"Ali gue mohon." Ucap Prilly melemah dan Prilly yakin Ali pasti menurutinya.

Ali hanya menyeringai dan menggeleng pelan sepertinya rayuan lemah Prilly kali ini tak akan bisa meluluhkan Ali.

"Ganti depan gue? Atau gak akan pernah ganti baju seumur hidup." Peringat Ali sekali lagi dengan seringai iblisnya.

Prilly menggeleng frustasi
ia berfikir jika ia telanjang di depan Ali
dan mungkin bukan hanya dilihat
Ali juga akan melakukan sesuatu padanya atau bahkan menindih dan melebarkan selangkangannya.
.l
Hufh memikirkannya saja membuat Prilly meringding.
Prilly berusaha keras berfikir agar semuanya tak terjadi.

"Yaudah! Tapi lo harus tutup mata." Ucap Prilly pasrah.

"Gak bisa dong." Jawab Ali tak terima.

"Eh tadi lo bilang cuma ganti baju di depan lo! Bukan lo mau liatin gue ganti baju." Ucap Prilly tersenyum menang.

Ali membuang napas jengah
dan mengetuk kepalanya kesal.
Bodoh! Harusnya ia bukan meminta Prilly mengganti baju di depannya tapi juga ia harus melihatnya.

Sia sia ia menggoda Prilly tapi gadis itu yang mendapat kemenangan.

"Yaudah nih gue tutup mata." Ujar Ali kesal dan menutup matanya dengan kedua telapak tangannya
namun nampaknya ia masih melihat dari celah jarinya.

"Itu masih lihat.."

Tbc.

Terima kasih buat like dan komennya ☺

Maaf lama baru muncul karna sibuk di dunia nyata 💖🙏

Like 300 komen 50 Aku post part selanjutnya 👌

PelindungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang