2

261 31 37
                                    

Yunhyeong lalu pergi meninggalkan Hanbin disana yang masih bediri mematung menatap dingin ke Yunhyeong. June ingin tetap disini, ia ingin tau reaksi Hanbin. Namun tubuhnya seolah tertarik, dan ikut menuju tempat Yunhyeong selanjutnya, yaitu kamar Yunhyeong.

Yunhyeong meraih beberapa pakaiannya dengan ganas, menaruhnya sembarangan di kopernya. Wajahnya basah karena air matanya terus mengalir membasahi pipinya. Junhoe mendekat mencoba menghapus air mata itu, ia juga iba melihatnya. Tapi tangannya hanya menembus pipis Yunhyeong, tak bisa menyentuhnya.

Ia sedih, memang ada apa dengan kedua orang tua mereka. Ia tidak di pihak yang bisa bertanya atau sekedar melerai mereka. Dan segala sesuatunya tidak bisa ia pahami dengan benar. Ia hanya paham, Hanbin mencintai ayahnya, dan Yunhyeong membenci marga aslinya. Hanya itu.

Dan June tertarik lagi mengikuti Yunhyeong pergi, namun herannya, Yunhyeong tidak pergi dengan kopernya. Hah dia makin tidak paham dengan jalan pikiran manusia satu ini.

Mereka tiba di mini market. Yunhyeong membeli beberapa bahan makanan disana. Lalu kembali lagi ke rumahnya. Ah merepotkan saja.

Barulah, Yunhyeong pergi meninggalkan rumah ini. Dan Junhoe bisa menebak apa yang menyebabkan Yunhyeong datang padanya dengan tubuh penuh luka. Kecelakaan, pasti begitu kurang lebihnya.

Yunhyeong menaiki kereta yang baru saja ia pesan. Kemudian setelah sampai di stasiun yang ia tuju, ia jalan sebentar ke halte bis. Di bis, ia hanya bisa menatap Yunhyeong yang tidak berhentinya menitikkan air mata. Kalau jadi Yunhyeong, ia mungkin menonjok Hanbin sampai mereka berdua mati bersama.

Yunhyeong menekan tombol bel di bus dan bus itu seketika berhenti. Mereka tiba di halte, dan berjalan menelusuri jalan sepi itu. Junhoe tiba-tiba saja merasa mual, biasanya ini pertanda kalau hal buruk akan terjadi. Dan insting Junhoe terbukti.

Mereka melewati segerombolan orang yang terus saja menatap Yunhyeong seperti hyena yang menanti mangsa. Salah satu mendekat ke Yunhyeong dan mengambil kantung plastik putih berisi makanan miliknya.

"Ya ! Kembalikan !"

Segerombolan orang itu tertawa, menirukan cara bicara Yunhyeong yang menurut mereka lucu. "Kami minta sediikit, kami kelapaparan," ujar salah satunya sambil melempari teman-temannya dengan makanan milik Yunhyeong.

"Tak akan ku biarkan  !"

Yunhyeong berlari hendak meninju mereka, namun yang ada di hadapan Yunhyeong lebih dulu memukul Yunhyeong. Kemudian dalam waktu sekejap Yunhyeong di kerumuni para pemuda itu dan terjadilah pemukulan satu lawan lima.

June terbawa emosi, ia mencoba melawan manusia-manusia itu, tapi tidak berdaya. Tubuhnya hanya akan menembus mereka bagai angin. Dan akhirnya ia benar-benar hanya bisa jadi penonton di memori Yunhyeong.

Mereka kemudian berhenti memukuli Yunhyeong yang sudah tidak jelas bagaimana bentuk wajahnya, karna darah yang mengalir begitu banyak di wajahnya. Dua dari gerombolan itu  mengangkat tubuh Yunhyeong yang sudsh terkulai lemas. lalu membawanya ke pinggiran sungai, tempat June dan Jinhwan mencari katak kemarin. Lalu membuangnya seperti sampah.

...

June membuka matanya, dan mengerjap beberapa kali. Kepalanya terasa pusing. Inilah yang ia benci dari efek berbagi memori. Ia akan terbawa emosi disana, kemudian akan terasa pusing setelahnya.

Tangannya tergerak memijit perlahan pelipisnya untum mengurangi rasa pusing yang dahsyat. Dan tak lama kemudian dirinya terisak, merasa sedih ia tidak bisa menolong orang-orang seperti Yunhyeong di saat-saat terakhirnya. Di sebelahnya, Yunhyeong juga menangis mengingat ia menyesal meninggalkan Hanbin, dan sekarang ia tidak tau bagaimana Hanbin menjalani hidupnya.

Help MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang