Bagas
Namaku Bagas, aku adalah seorang pria yang hidup sendirian. Sejujurnya aku benci disebut anak yatim piatu, makanya aku lebih menyukai sebutan 'Pria Penyendiri'. Alasan lainnya adalah karena kedua orangtuaku yang masih hidup dan aku terpisah dari mereka saat masih kecil.
Sekitar 10 tahun yang lalu, aku tenggelam di sungai dekat acara perkemahan sekolah dan tubuhku hanyut dibawa derasnya aliran air sungai. Aku tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya, ku kira aku akan mati setelah tenggelam, tapi takdir berkata lain dan aku malah terbangun disebuah panti asuhan.
Sebenarnya ada sebuah tragedi yang menyebabkan aku bisa tenggelam di sungai tersebut, sayangnya aku hampir tak mengingatnya. Sial.
Yang lalu biarlah berlalu, kini aku sudah cukup dewasa dan sudah keluar dari panti asuhan tersebut untuk hidup mandiri, dan mencoba menemukan kedua orangtuaku kembali.
Setelah berhasil mendapatkan pekerjaan di supermarket kemarin, aku pindah ke sebuah Kost-kostan yang cukup luas, letaknya tidak terlalu jauh dari tempatku bekerja. Hari ini adalah hari pertamaku bekerja di supermarket tersebut, dan semuanya berjalan dengan lancar.
"Huft.."
Hari ini cukup melelahkan, sebagaimana seorang karyawan baru aku harus mengikuti apapun yang para senior itu perintahkan, bahkan aku pulang hingga larut malam begini karena mereka. Aku benci para senior tersebut, tapi aku lebih benci lagi jika tak memiliki uang. Lebih baik ku jalani semua ini terlebih dahulu, kalau sudah sukses nanti akan kubalas mereka.
Deg!!
Sejenak ku hentikan laju sepeda ku. Di sebuah persimpangan jalan menuju tempat kost, ada seorang gadis dengan pakaian yang aneh, ia berdiri di seberang jalan sambil melihatku dengan tatapan dingin.
Melihat seorang gadis dengan pakaian aneh dan rambutnya yang putih terurai di malam hari seperti ini memang cukup menyeramkan, tapi entah mengapa kaki ku sulit sekali untuk bergerak. Bukan karena aku ketakutan, tapi ada sesuatu yang aneh ketika aku melihatnya disana. Entahlah, sepertinya aku pernah bertemu dengannya, tapi dimana?
"..." Bibir gadis itu kulihat mulai bergerak, ia seperti ingin mengatakan sesuatu padaku.
Pandanganku terlempar kesana kemari, aku khawatir dia bukan bicara padaku dan malah membuatku terlihat bodoh. Tapi sepertinya dia memang ingin berbicara padaku, karena saat ku periksa tak ada orang lain selain aku di jalanan tersebut.
Beberapa kendaraan berlalu-lalang di jalanan yang memisahkan tempat kami berdiri dan melihat satu sama lain, membuat ku tak bisa mendengar apapun yang ia katakan.
"....." Lagi-lagi ia mencoba mengatakan sesuatu dan aku masih belum bisa mendengarnya.
"Apa kau bilang? Aku nggak bisa mendengarnya." Ungkapku. Kulihat ia mulai mengepalkan tangannya dan mencoba berbicara sedikit lebih lantang.
"Bagas..."
"Apa? Kau bilang apa?"
"Bagas.. Bagas.."
Aku terdiam seketika, ketika aku tahu kalau gadis aneh itu menyebut namaku, bahkan sampai dua kali. Tapi siapa dia? Kenapa ia bisa tahu namaku?
"Si..siapa kau?" Tanyaku sedikit tercekak.
Tiba-tiba gadis itu mulai melangkah dan berjalan menuju kearahku, itu benar-benar membuatku terkejut.
"Apa yang kamu lakukan? Itu berbahaya, ku mohon berhenti lah." Ucapku, tapi sepertinya ia tak menggubrisnya sama sekali, gadis itu masih tetap melangkah maju kearahku menyebrangi jalanan yang sesekali dilewati beberapa kendaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDITHA
FantasyWarning!! Khusus 18+ Putri Siluman Rubah Mencari Pengantinnya Semuanya berawal dari pertemuan mereka didalam hutan sepuluh tahun yang lalu. Andai saja Bagas tidak menolong gadis itu, mungkin kini dia tak akan menimang beban kekuatan yang cukup besar...