Berkenalan

84 8 1
                                    

Karena tipeku yang seorang anak rumahan membuatku lebih dekat dengan sosok Ziyad, orang yang kukagumi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena tipeku yang seorang anak rumahan membuatku lebih dekat dengan sosok Ziyad, orang yang kukagumi.

Semenjak mengetahui hal yang membuatku kagum akan sosoknya itu. Aku berusaha berkenalan dengannya, meski dalam lubuk hatiku, aku malu.

Bagaimana tidak ? Kuanggap Ziyad adalah lelaki yang sempurna walaupun kekurangan.

Bunda berperan penting dalam kegiatan saling mengenal kami karena bunda adalah perantara kami saat-saat berkenalan. Ternyata di luar dugaan, Ziyad merespon baik ajakan kenalanku.

Ziyad sangat easy going, dia mampu mencari berbagai topik pembahasan kami agar tak ada kata bosan kala kami mengobrol. Seperti suatu hari ketika dirinya bermain ke rumahku.

"Bagaimana sekolahmu ?" Dia bertanya. Ziyad memang sering bermain ke rumahku setelah diriku pulang sekolah.

"Ya begitulah," jawabku sekenanya.

"Capek tidak?"

Aku mengangguk. Walaupun hanya bersekolah tapi rasanya memang lelah. Mengapa ya?

"Ayo deh main seberapa greget lo."

"Tidak bisa, aku orangnya receh," tolakku langsung.

"Biar aku yang melucu, kamu tinggal tertawa," dia menunjukkan senyum manisnya.

Meleleh deh, Zi dirimu tatap seperti ini.

"Ya udah ayo. Seberapa greget elo!"

"Tadi aku ikut bukber sama mantan."

"Lah tidak lagi puasa juga Zi!" Protesku. Menganggu aksi melucunya.

"Yaelah, tinggal jawab lanjutannya susah amat," dia cemberut, aku senang.

"Terus?"

Akhirnya aku lanjutkan biar dia tidak tambah cemberut.

"Aku makan kurma, mantanku makan karma!!!!"

"BUHAHAHAHHAHAHAHAA!!!"

Gelak tawa sukses lepas dari mulutku.

Hampir setengah menit tawaku tidak berhenti juga.

Sungguh itu lucu loh.

Mantannya makan karma. Makan karma! makan karma!

Oh benar ya diriku receh sekali.

"Tawamu lebar banget, Lil."

Aku langsung menutup mulut dan hal itu otomatis menghentikan tawaku.

Malu lah.

Memang kan tawaku tadi terlalu lebar?

"Bercanda, Lil hehehehe."

Walaupun tawanya hanya hehe tapi tawa itu membuatku naik ke langit tujuh.

Aku menyukainya.

"Omong-omong kamu sudah punya mantan emangnya, Zi?"

"Belum sih, tadi itu baca jokes di wattpad. Kucoba iseng dan kamu tertawa juga, sama-sama receh sepertiku ternyata," Senyum lagi dia tujukan.

Kenapa sih Ziyad suka sekali tersenyum?

Tidak baik untuk kesehatan jantungku ini.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Magnionette; PotretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang