Ngidam?

4.1K 303 22
                                    

Peter mencoba membuka lagi matanya saat lagi-lagi yang dilihatnya adalah wajah khawatir Ulric. Hatinya menghangat, sadar bahwa pria itu tidak sekalipun meninggalkannya sedari tadi.

"Hei...... Kau harus memakan sesuatu. Biar aku suapi ya?"

Ulric mengatur kasur agar Peter bisa makan dengan nyaman. Ulric sempat mengusap rambut Peter sebentar, sebelum mengambil semangkuk bubur hangat yang baru saja Zen bawakan saat mengatakan bahwa Peter akan bangun sebentar lagi.

Peter menatap Ulric terus. Sebelum mulutnya perlahan terbuka kecil untuk menerima suapan itu.

"Engh"

Ulric dengan cekatan segera menaruh mangkuk itu lagi dan memberi Peter wadah untuk muntah. Anak itu muntah lagi. Dan di akhir sebuah tangisan yang tidak pernah Ulric dengar akhirnya pecah juga.

Ulric memeluk sosok itu erat. Peter menangis dengan kencang di dadanya. Dia kesal, ingatan buruk selalu terbayang saat mulutnya mencoba untuk mengunyah sesuatu.

Padahal dia sudah mencoba menahannya. Kenapa rasanya sulit sekali hanya untuk sekedar makan?

"Me,mereka.......hic mencampur makananku..........dengan spe,sperma mereka saat itu.....hiks, aku membencinya.... aku ingin muntah tiap kali aku mengingatnya Ulric"

Peter meremat baju Ulric dengan kencang. Tubuhnya meringkuk, mencoba mencari kehangatan dari sosok yang begitu dia percayai kini.

"Maafkan aku.......aku mencoba mengabaikan ingatan itu.....ta,tapi....hiks, aku....."

"Ssshhh...... Jangan menangis lagi kumohon..... Bukan kau yang salah disini. Kita coba pelan-pelan ya? Kau percaya padaku kan?"

Ulric terus menepuk pelan punggung Peter sampai anak itu mencoba menghentikan tangisannya dan mengangguk pelan. Air mata yang membasahi wajah Peter dibersihkan oleh Ulric menggunakan tisu. Ulric kembali mengambil mangkuk bubur itu, mengambilnya sesendok lalu memasukannya kedalam mulutnya sendiri setelah memastikan Peter melihatnya memakan bubur itu.

Ulric mengangguk-angguk, "Buburnya enak. Pack ini benar-benar pandai mengolah makanan bukannya begitu Peter?"

Peter menatapnya ragu. Sebelum membuka mulutnya perlahan, minta disuapi.

Peter menutup matanya erat saat sendok itu semakin mendekat. Dia mencoba meyakinkan dirinya sendiri, dan langsung menelannya saat bubur itu masuk ke mulutnya.

Dan Peter melonjak kaget, saat sapuan lembut terasa di bibirnya dan Peter tanpa sadar membuka matanya. Ulric terlihat sangat serius dan berhati-hati saat menciumnya. Tanpa sadar membuatnya lupa akan rasa mual yang sebelumnya dia rasakan.

Mereka berciuman cukup lama. Sampai Ulric akhirnya melepaskannya karena sadar bahwa Peter bahkan masih memakai selang oksigen di hidungnya.

Dia mengecup kening Peter lagi. Tersenyum, melihat wajah kemerahan matenya itu.

"Kau bisa makan dengan begini. Sudah kubilang, percayalah padaku"






-






-






Seminggu kedepannya merupakan hari yang sangat membosankan menurut Peter. Selama itu dia dirawat di bangsal rumah sakit kecil pack mereka untuk kesembuhannya. Hari kedua dia mulai membaik banyak werewolf mulai menjenguknya. Well, beserta beberapa perwakilan teman sekelasnya. Peter sudah bisa makan dengan baik lagi sekarang, terimakasih atas Ulric yang tidak pernah absen untuk merawatnya. Kini luka Peter juga sudah banyak yang menutup kembali, dan tubuhnya pun perlahan kembali terbiasa dengan pola makan sehatnya.

[BL] My Tsundere MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang