Masa Lalu

1.7K 155 13
                                    

Rantai.

Bau besi.

Suara teriakan.

Ulric bosan merasakan semua itu. Jarinya mengetuk kesal lantai batu yang menjadi alasnya. Dia bosan. Sudah berapa lama dia disini? Sepuluh tahun? Dua puluh tahun? Ulric tidak bisa menghitungnya lagi.

Ulric mencoba mengangkat kakinya yang dipasang rantai dengan ujung bola besi besar yang diberi mantra pemberat. Setelah begitu lama akhirnya dia bisa menggerakan kakinya itu untuk berjalan. Seluruh hidupnya, hanya dihabiskan untuk mengangkat bola berat itu.

Ulric bosan. Dia lagi-lagi bersandar untuk melihat lubang besar yang berada tepat diatasnya. Lubang itu begitu tinggi, nampaknya tidak mungkin bagi dia untuk meloncat sampai keatas dan kabur dari tempat ini.

Lagipula tidak ada jaminan, saat dia keluar dia tidak akan ditendang ke lubang lagi oleh para penyihir itu.

Ulric ingat, betapa lucunya hidup dia hingga berakhir di tempat seperti ini. Keluarganya sendiri membuangnya, memberikannya secara sukarela pada para penyihir untuk diperalat kekuatannya.

Dan ya. Rantai sialan yang mengikat kakinya itu memang berhasil membuatnya lemah di ruang pengap dan sempit ini.

Jeruji yang menutup lubang diatasnya terbuka, potongan daging setengah busuk dilemparkan ke bawah sebagai makanannya. Dengan susah payah, Ulric berusaha meraih daging busuk yang aromanya sudah tidak enak itu. Tertawa kering, memakan daging itu seperti santapan biasanya.

"Cih, seperti biasa rasanya masih seperti kotoran. Kupikir mereka akan sedikit berbaik hati padaku karena aku telah membantu mereka menang di pertandingan kemarin" Ulric menggerutu. Dia tahu, jika dia makan dengan benar mungkin dia memiliki kesempatan lebih besar untuk kabur dari tempat ini. Dan tentu saja mereka tidak akan pernah mengijinkannya. Tidak akan pernah.

Ulric berbaring lagi. Apa dia akan mati di lubang mengerikan ini? Hanya keluar untuk bertarung layaknya binatang? Begitu?

Yah. Walaupun dia masih separuh binatang tentu saja.

Waktu tidurnya terganggu saat sesuatu menetes di keningnya. Dia mendongkak, menemukan bahwa yang baru saja membasahi keningnya adalah darah. Ulric kenal baunya, ini darah para penyihir itu.

Dengan penasaran akhirnya Ulric beranjak duduk. Dia penasaran dengan siapa yang bisa melukai para bedebah itu. Dia saja yang kuat berhasil dijebak disini. Walaupun dia tertangkap karena dijebak keluarganya sendiri. Tapi setidaknya melawan mereka pasti akan merepotkan.

Clang

Ulric sangat terkejut saat lubang itu terbuka sempurna. Bukan karena seseorang menjatuhkan daging busuk makanannya. Tapi karena seseorang turun kedalam lubang. Dengan sendirinya, dan bertampang datar melihat Ulric yang mematung seperti orang bodoh.

"Apa kau mengenal werewolf muda berambut coklat dengan mata biru? Tingginya kira-kira sebesar ini, dia memiliki tanda bulan penuh di telapak tangannya"

Tanpa peduli keadaan, lelaki itu bertanya sambil menggambarkan tinggi orang yang dimaksud. Ulric mencoba mengingat, dia duduk lagi dan bersandar pada dinding lubang.

"Oh. Dia sudah kubunuh waktu itu. Anjing yang lemah. Apa dia berasal dari packmu?" Cemooh Ulric santai. Dia ingin melihat lelaki itu marah padanya, namun lelaki itu malah tetap tenang. Mengangguk, lalu memandang Ulric lama.

"Kenapa kau membunuhnya?"

Nada pria tersebut sedatar wajahnya. Ulric mendengus, masih enggan memandang serius lelaki dihadapannya.

"Kalau tidak aku akan dibunuh. Semua orang yang tinggal di tempat ini bisa berubah menjadi gila dalam sekejap. Jika kau tidak membunuh kau akan mati kelaparan disini. Kau mau itu? Oh ya. Aku bahkan baru memakan daging seseorang yang mati hari ini"

[BL] My Tsundere MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang