4

16 1 0
                                    

Setelah sampai di rumahnya Alya langsung merebahkan dirinya di atas kasur,dan memikirkan perkataan Rio yang tadi. Tak berapa lama kemudian ada 1 pesan yang muncul di hp Alya.

081234***:
Save ya.

Alya Mahari:
Siapa?

081234***:
Anak terganteng di SMA Nusa Indah.

Alya Maharani:
O,ok.

081234***:
Belum tidur? Udh malem,tidur gih nanti sakit lho..

Red.

081234***:
Ya udah de,selamat tidur ya Yaya3>

Alya Maharani:
Jijik. Juga

"Aneh." gumam Alya kepada dirinya sendiri.

Entah kenapa Alya merasakan ada yang aneh sejak hari kemarin,tapi hal itu tidak pernah menjadikan dia berniat untuk membuka hatinya untuk laki-laki lagi,karena sudah cukup menderita baginya saat orang yang ia cintai,malah justru meninggalkannya dengan perempuan lain. Dan yang paling tragisnya Alya pernah disekap di perkampungan oleh seorang pemuda,dan dia hampir saja di perkosa,tapi Tuhan masih baik kepadanya,sehingga Alya diselamatkan oleh salah satu penduduk yang ada disana. Sampai sekarang Alya sangat terobsesi dan tak akan pernah melupakan kejadian masa kecilnya itu.

¤¤¤

Hari ke-2 di sekolah barunya Alya banyak sekali mendapat perkataan manis dari banyak pria. Bahkan isi lokernya dipenuhi dengan bunga,surat,coklat,dan es krim. Tapi,baginya itu hanyalah barang yang tak berguna.
Salah seorang temannya selalu mengambil kesempatan itu.

"Al,itu dari siapa? Aku minta dong.."pinta Cici kepada Alya.

"Ambil semuanya."ujar Alya.

"Ahh,makasihhh kamu itu sahabat aku yang paling baik dehhhh pokonya!"

"Hemm." Itulah jawaban dari Alya,datar seperti jalan tol namun bermakna.

"Dasar ratu es,berubah dikit napa?!"sambil memanyunkan salah satu bibirnya.

"Bnyk bacot." Alya langsung beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan Cici sendiri.

"Ya udah,gimana kamu ajah."

Di Kantin Alya sangat muak karena melihat Rio yang tak hentinya melihat ke arahnya. Alya pun langsung melepaskan pandangan itu dan membuangnya jauh-jauh. Namun Rio justru berjalan ke arahnya,dan mata mereka saling bertemu hingga nafas hangat pun sedikit terasa.

Siswa siswi yang ada disana melihat mereka tengah asik bermesraan,bahkan guru sekalipun merasakan geli,karena pergaulan anak zaman sekarang ini. Hingga akhirnya mereka terkejut dengan suara melengking yang tak lain adalah Niken. Hal itu membuat mereka menjadi salah tingkah.

"Eh lu ngapain ha,lepasin gw,cepett banyak yang ngeliatin!" Perintah Alya yang sama sekali tak dihiraukan oleh Rio.

"Gak mau,biarin ajah,gw seneng ngeliat mata lo yang kaya kucing,besar,hitam,tapi ada sedikit ketakutan di dalamnya."ucap Rio kepada Alya yang masih melihatnya.

"Jangan banyak bacot,cepet!"

Karena Alya sangat malu,Alya mendorong Rio hingga dia hampir terkena meja. Alya pergi dengan muka yang merah karena perkataan Rio tadi berhasil membuat hati Alya berdegup kencang.

Di kelas yang berisik namun menarik,yang nakal namun cerdik. Alya tengah duduk sendiri di dekat jendela,sambil memainkan hp nya. Tiba tiba KM datang dan memberikan informasi bahwa hari ini ulangan dadakan. Yahh,ulangan fisika yang membuat semuanya kesal,dan marah. Namun,bagi Alya itu tidak sulit sama sekali,karena dia hanya lemah dalam pelajaran Bahasa Sunda.

Temannya sibuk dengan belajar,menyalin jawaban ke kertas,dan masih banyak lagi. Beda dengan Alya dia hanya memainkan lagunya dan bersenandung dengan indahnya.

Kringgg.......

Bel berbunyi,seluruh siswa telah duduk di tempatnya masing masing. Ada yang panik,ada yang khawatir,ada yang biasa saja,yah karena hari ini siswa kelas 12B akan ulangan bersama guru killer yang tak lain bernama Bu Kantil Azzahra.

"Baiklah anak anak hari ini kita ulangan fisika,tolong kedepankan bulu kalian,SEKARANG JUGA!!"perintah bu Kantil.

Semua murid fokus kepada lembar jawabannya. Karena jika ada yang berani mencontek hal itu akan berakibat fatal bagi dirinya. Cici sangat takut sekali karena baru hari ini Bu Kantil mengawas untuk ulangan Fisika.
"Duh mampus gue,mana belum belajar lagi." Gerutu Cici.

Alya yang merasa terganggu,langsung berbalik badan,karena hari ini tempat duduk Cici dipisahkan oleh Bu Kantil. Yang biasanya dia selalu duduk dengan Alya walau disaat ulangan. Kini beda,mungkin Bu Kantil sering melihat Cici mencontek hasilnya Alya,namun entahlah. Karena semua yang ada di dunia ini hanya Allah SWT yang tahu."Diem lagi ulangan." Ucap Alya singkat.

"Elo enak bilang gitu,gue tuh gak bisa alias lemot dalam hal itung itungan. Gimana dong?" Wajah Cici berubah 90%.

Ditengah kefokusan seorang pria datang dan langsung masuk tanpa memetuk pintu terlebih dahulu. Dia adalah Rio. Seorang murid dari kelas 12A yang terkenal pintar,ramah,sedikit dingin muncul secara tiba tiba. Semua kelakuan cowo itu berubah drastis semenjak kehadiran Alya di hidupnya.

Alya sangat terkejut dan tak suka akan kedatangan anak itu,dia pun memutuskan untuk fokus kembali kepada kertasnya itu. Tiba-tiba Rio mengusir Cici untuk indah kebangku belakang  dan Rio langsung duduk disamping Alya. Karena melihat hal itu Alya sangat gugup dan segera mengusir Rio dari hadapannya.

"Awas."ucap Alya kepada Rio yang sama sekali tidak di dengarkan.

"Ga."

"Gw pindah!" Ucapan terakhir dari Alya justru terlihat lucu bagi Rio.

Bu Kantil sangat muak akan sikap Rio yang semaunya sendiri. Ingin memarahi tapi dia takut jika nanti akan berakibat fatal dalam pekerjaanya. Alias di pecat.

Bu Kantil bergidik ngeri, membayangkannya saja membuat kepalanya pusing 7 keliling. Maka dia mengurungkan niat untuk memarahi Rio, dan membiarkannya begitu.

Secret DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang