10

8 1 1
                                    

Tring..tring..

Bel istirahat berbunyi semua murid berbondong bendong untuk pergi ke kantin.

Begitupun dengan Alya dan Cici,dia kini sedang memesan makanannya.

Disisi lain Alya bingung ingin duduk dimana,karena semua tempat sudah terisi penuh. Kecuali di tempat yang sedang Rio duduki, namun itu hanya cukup 1 orang saja.

Salah seorang teman Rio yaitu Dimas,tengah melihat gadis cantik yang kelihatannya bingung mencari tempat. "Heh Al sini gabung bareng kita." Ujar Dimas tiba-tiba.

Alya dibuat mengerjap dan terkejut.

Sebenarnya Alya ingin,tapi dia masih memirkirkan Cici,nanti dia duduk dimana?

Walau senakal apapun Alya,dia mempunyai sifat kemanusiaan yang tinggi sekali.

"Gak usah gu..e...e"

"Eh Al,udah kita duduk disini ajah yah..yah.." potong Cici yang sedari tadi sudah selesai memesan makanan.

"Gue makan di kelas,elo disini." Titah Alya yang langsung diangguki oleh Cici.

Rio yang sedari tadi melihat Alya, hanya tersenyum.

"Eh bro sekarang kayaknya waktu yang tepat buat nembak si Alya." Bisik Dimas ke telinga Rio.

Walaupun begitu Cici masih bisa mendengarkan bisikan Dimas.

Karena terkejut akan ide konyol Dimas, Cici berteriak histeris hingga semua murid yang ada disana melihat ke arah Cici. "Apaaa lo bilang? Lo mau nembak sahabat gue?! " teriak Cici hingga membuat gendang telinga Dimas dan Rio hampir rusak, wqwqwq:v

"Tenang dong,jangan teriak gitu,kan nyangkanya lo diapa apain sama kita." Ujar Rio yang masih mengusap daun telinga.

Cici masih belum mendapat jawaban dari pertanyaan itu. Dia semakin heran dan terus bertanya ke arah Rio.

Rio hanya tersenyum sinis dan langsung berdiri dari tempat duduknya. "Udah jangan ngeliatin gue kayak gitu,serem liatnya,hahahaha"

Rio masih terkekeh,tapi Cici makin menatap Rio dengan penuh tanda tanya.

"Iya gue mau nembak sahabat lo itu,udah gue mau ngejar dia dulu sebelum terlambat." Ujar Rio yang langsung meninggalkan mereka berdua.

"Gila, JANGAN LUPA OY PJ NYA!!" Lagi lagi Cici teriak dengan suara cemprengnya.

¤¤¤

Alya kini sedang memakan makanannya di kelas,sambil ditemani lagu lagu korea.

Tiba tiba Rio datang,dengan mengrebak pintu kelasnya Alya.

Alya tersontak kaget,dia tak habis pikir atas kelakuan Rio.

Di depan guru lo baik,eh di belakangnya kagak,ternyata lo munafik juga. Guman batin Alya

Alya menatap sinis ke arah Rio yang berada di ambang pintu. "Ngapain lo masuk ke kelas gue? Ga pake salam lagi, ck sungguh menjijikan." Ujar Alya penuh kegeraman.

Rasanya Alya ingin sekali mencabik kulit Rio dengan kuku panjangnya,namun dia takut,karena jika itu terjadi bisa saja Alya di keluarkan dari sekolahnya atas dasar kekerasan.

Rio yang masih setia berdiri kini mulai berjalan ke arah Alya.

Alya langsung berdiri dari tempat duduknya.

Semakin lama semakin dekat, kini Alya terus berjalan mundur, hingga dia tak perduli dengan barang yang ditabraknya.

Brukk

Sampai akhirnya Alya tak bisa berkutik lagi,karena kini Alya berada di pojok tembok dengan tangan yang masih menutupi wajah cantiknya itu.

"Ngapain lo kesini, tolong jangan--"

Belum sempat Alya bertanya, Rio lebih dulu menjawab pertanyaan Alya.

"Gue mau nembak lo" ujar Rio dengan menekankan 2 huruf dibelakang.

"Maksud lo? Kalo ditembak gue bisa mati dong" Alya belaga bego, pura pura tidak tahu apa yang akan dilakukan Rio nantinya.

Entah mengapa kini jantung Alya seperti tak karuan. Lagi lagi dia dibuat blussing oleh Rio temannya, yang sebentar lagi akan menjadi kekasihnya.

"Ck..lo itu pinter,ko pura pura bego sih." Kesal Rio yang kemudian memegang tangan Alya dan diletakkan di dada bidang Rio.

Alya bisa merasakan detak jantung Rio yang begitu cepat. Karena hal ini sama dengan yang Alya rasakan.

"Dengerin gue Al, tatap mata gue." Titah Rio dengan lembut.

Mau tak mau, Alya memberanikan diri untuk menatap mata Rio yang berwarna hitam itu.

"Gue sayang ke elo, gue mau lo jadi pacar gue, mau diterima atau pun nggak, gue udah lega, karena akhirnya gue bisa ngungkapin perasaan gue ke elo"

"Kalo lo nanya kenapa gue bisa suka ke elo? Jawabannya 'gue gak tau' karena cinta gue ke elo murni tanpa ada hasutan ataupun tindakan."

"Semenjak pertama kali gue ketemu elo, gue ngerasain ada yang beda. Lo itu unik, jarang ada yang berani ngelawan gue disini. Yah karena lo tau sendiri lah, gue kan anak yang punya sekolah ini."

"Yang intinya gue cinta ke elo Al, tolong jangan tolak gue, gue janji bakal ngelindungin elo dari masalah apapun." Ucap Rio sampai tak memberi ruang untuk Alya menjawab.

Satu tetes air mata berhasil mengalir ke pipi Alya.

Disisi lain kedua sahabatnya itu tengah menyaksikan fenomena itu.

"Terima ajah Al" ucap Dimas dan Cici.

Alya dan Rio menengok ke sumber suara itu.

"Yo..." ujar Alya dengan sedikit rasa malu. Rio yang merasa namanya dipanggil, langsung menoleh. "Gue mau jadi pacar lo." Lanjut Alya yang langsung diberi tepuk tangan meriah oleh kedua sahabatnya itu.

Rio bahagia sekali, dia langsung memeluk tubuh mungil Alya. "Makasih ya Al, mulai sekarang lo jadi milik gue." Ujar Rio yang masih memeluk Alya.

"Ciee sahabat gue udah kagak jomblo lagi niyeee.." sindir Dimas yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Rio.

"Semoga kalian ditakdirkan untuk selamanya yah." Ujar Dimas dan Cici.

Sedangkan Alya dan Rio hanya membalas dengan ucapan aminn do'ain ajah.

Akhirnya Alya dan Rio pacaran juga yahh:)))

Ah jadi pengen deh:)

Tapi apakah mereka berdua akan terus bersama?

Yoo stay terus ya di cerita aku
Lvuuu❤❤❤

Salam dari:
Arti Arum Sari:)

Secret DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang