Besok Brillian dan teman geng tujuh serangkaiku akan pergi tc. Meski tc-nya masih di Bekasi, tapi aku pasti akan merasa kesepian karena di rumah aku hanya bersama bi Irah. Selain itu,di sekolah juga tidak akan ada Zico yang selalu bisa membuat ku tersenyum. Tidak ada Amanar yang selalu bikin onar, dan tidak ada Nando.
Memang masih ada Renata dan Zeva, tapi akan tetap kurang rasanya jika geng kami tidak dalam formasi lengkap.
Aku sedang duduk di ruang tamu setelah selesai belajar. Di sampingku ada Brillian yang tengah asik bermain game dengan hp nya.
" Besok kan gue mau tc nih. Lo mau nitip oleh-oleh apa?" Tanya Brillian padaku."Hmm. Lo bilang apa tadi?" Ternyata aku melamun sehingga tidak begitu mendengar apa yang dikatakan Brillian.
" Besok gue mau tc, lo mau nitip oleh-oleh apa?" Ulangnya dengan lebih keras.
" Kan tc nya di Bekasi, mau nitip apa coba?? Palingan yang ada di sana juga sama kayak yang ada di sini."
"Ya kali aja mau nitip apa"
" Nitip jagain Zico ya" Aku memasang wajah sok imut.
" Lo kira gue bodyguard nya Zico apa?" Brillian menimpukku dengan bantal soffa.
"Becanda abangku sayang"
" Jangan panggil gue abang lagi, gue harus bilang berapa kali kalau lo gak usah panggil gue abang." Brillian memasang wajah kesal.
" Iya iya maaf bang" aku sengaja meledekinya.
" Nih bocah" Brillian kembali menimpukku.
"Hahaha.cieee marah cie.."
"Siapa yang marah wekss." Dia menjulurkan lidahnya.
" Lah itu marah"
"Gak marah kok"
"Gak marah masa manyun gitu?"
" Mana yang manyun mana?" Brilian mendekatkan wajahnya padaku.
"Iya deh iya, gak marah. Tapi jadi kan oleh-olehnya?"
"Tergantung. Kalau kamu masih jail ya gak jadi oleh-olehnya."
"Oke deh, Lia gak jail lagi." Kataku seraya mengangkat dua jari sebagai simbol janji.
" Ya udah mau dibawain apa? Mumpung gue lagi baik nih"
"Hmmm.. apa yah?"
" Ya terserah lah, kan kamu yang mau."
." Minta bawain yang kaya Dilan ya.hehe.." candaku.
" Ngimpi lo, mana ada pemain bola kayak Dilan?"
" Kali aja ada."
" Kalau gue bisa bawain yang kayak Dilan lo mau apa?"
" Gue bakalan nurutin apa yang lo minta."
" Serius??"
" Ya serius lah, seriburius malahan."
" Deal ya" Brillian menjulurkan tangganya.
" Oke. Deal kembaran" aku menjabat tangan Brillian sebagai tanda setuju.
Kita memang sering melakukan hal ini. Jika yang ditantang berhasil menang,maka dia akan bebas menyuruh pihak yang kalah. Sebaliknya pihak yang kalah harus menuruti apa yang diperintahkan oleh pihak yang menang.
" Tapi gue gak yakin lo bakal dapat yang kayak Dilan." Aku berbicara dengan sedikit mencibir Brillian.
" Lo tunggu aja ya, kalau gue berhasil lo baru tau rasa."
![](https://img.wattpad.com/cover/181612524-288-k803990.jpg)