"Aduh mendung lagi, jadi gak yah pergi ke tempat tc" Rena sedang melihat langit di depan rumahnya yang terlihat sangat mendung.
"Mau kemana Ren? Dari tadi keliatannya mondar-madir terus. Lagi nunggu siapa? Tanya mamanya.
" Lagi nungguin Zeva ma, tadi udah janjian mau ke tempat tc buat nonton pertandingan. Tapi belum dateng juga."
"Gak jadi mungkin, lagian mau hujan juga. Emang kalian mau kehujanan di jalan?"
"Ya gak lah ma, nanti kalau aku sakit banyak yang sedih lagi." Rena bercanda pada mamanya. Keluarganya memang keluarga yang humoris jadi tak heran jika dirumahnya sering terdengar celotehan yang sungguh menggelitik. Terkadang aku juga merasa iri ketika melihat keluarga Rena yang utuh dan selalu kompak.
"Aelah ni bocah bisa aja. Bukannya sedih, paling cuma males aja kalau disuruh rawat kamu sakit." Kata mama Rena seraya mendorong baru Rena hingga membuatnya terhuyung dan hampir saja terjatuh.
"Ihh mama, kalau aku jatuh gimana coba? Mama mau tanggung jawab?"
" Manja banget sih, cuma disenggol dikit doang juga."
"Tapikan kalau jatuh beneran sakit tau ma"
"Sakitan mana sama ditinggal pas lagi sayang sayangnya?
" Mana aku tau, kan aku belum pernah ngerasain"
"Mau gak ngrasain"
"Gak mau, emang gimana rasanya ma? Sakit ya?"
"Ya gak tau juga sih"
"Alah pura-pura gak tau, padahal sering kan ngrasain ditinggal pas lagi sayang sayangnya."
"Sotoy kamu"
"Sotoy apa? Sotoy ayam, sotoy babat, sotoy kambing,atau sotoy apa?"
"Sotoy, sok tau Rena.... Bukan soto!!!" Kata mama Rena seraya menjewer kuping Rena.
"Sakit ma!!!" Teriak Rena tak mau kalah.
Sementara itu hujan mulai turun. Langit yang sedari tadi membawa segala beban, sekarang telah menumpahkan semua beban itu. Semakin lebat dan semakin lebat. Bahkan sesekali terlihat petir yang menyambar menghasilkan kilatan cahaya yang menyilaukan diikuti dengan suara gemuruh yang menggelegar.
" Bodo ah, capek ngomong sama mama mah. Mending masuk ke dalam."Rena berjalan meninggalkan mamanya hendak masuk ke dalam.
Tiba-tiba ada sepeda motor yang menuju ke arah halaman rumah Rena, ya itu Zevana yang tengah menerobos hujan memacu sepeda motornya agar secepatnya sampai di rumah Rena. Tubuh Zeva yang sudah mulai basah akibat hujan yang sudah cukup lebate membuat rambut panjangnya seperti tikus yang tercebur ke dalam kolam.
"Aduh, kok hujan-hujanan sih nak, nanti bisa sakit loh" Ibu Rena buru-buru menghampiri Zeva.
"Iya tante, tadi lupa gak bawa jas hujan."
"Ya udah ayo masuk, nanti masuk angin loh."
"Iya tante, makasih."
Kemudian Zeva mengikuti ibu Rena masuk setelah memarkirkan motornya di tempat yang tidak terkena air hujan.
Zeva dan Rena menunggu hujan reda karena mereka berencana akan menonton pertandingan ujicoba antara timnas u-16 melawan Bhayangkara FC. Tapi setelah cukup lama menunggu, hujan tak kunjung redam Bahkan langin semakin memuntahkan air hujan dan sesekali kilat dan petir menyambar. Sepertinya alam tidak merestui niat mereka.
"Aduh, gimana nih. Hujannya gak reda-reda lagi." Rena membuka percakapan di ruang tamu yang cukup luas itu. Suaranya keras karena bunyi hujan di liar sana terdengar sampai ke dalam sehingga sedikit mengganggu pendengaran.