Hari libur panjang pun telah tiba. Siska yang sudah menanti-nanti hari yang ia tunggu-tunggu. Dia berencana liburan panjang kali ini, ia bisa pulang kembali ke tempat dimana ia dilahirkan. Dia pun meminta izin serta berpamitan ke Pondok Pesantrennya untuk pulang. Siska lantas berpamitan ke ndalem bersama kakeknya. Ketika meminta izin ke abah (Sebutan untuk pengasuh di pesantren tersebut), ternyata beliau tidak memberi izin kepada Siska, karena pondoknya tidak ikut libur.
Seketika Siska pun langsung menangis sejadi-jadinya mendengar hal itu. Kemudian, Siska pulang ke rumah kakeknya, dan pamannya ternyata tau kalo Siska tidak diberi izin. Lantas, pamannya meminta izin lagi ke pondoknya dan tidak diizini lagi. Dan akhirnya pamannya memberi keputusan menyuruh Siska untuk keluar dari pondoknya itu, a
Senenarnya, Siska tidak ingin keluar dari pondok pesantren. Dia hanya nurut pada apa yang disuruh oleh pamannya, karena Siska masih polos dan belum banyak menahu tentang segala hal.Dia pun pulang ke Jakarta bersama kakaknya. Sesampainya di sana, Siska sangat bahagia bisa kembali ke rumah yang terdapat banyak kenangannya itu. Saat Siska berada didepan rumah, tiba-tiba Rina melihat Siska. Mereka sangat bahagia bisa bertemu kembali dan mereka pun berpelukan. Hal yang sangat indah menurut Siska.
Setiap hari mereka saling bermain bersama. Libur panjang pun berakhir. Siska yang sudah 2 minggu liburan di sana, akhirnya harus pulang lagi ke kampung halaman, karena sekolahnya sudah masuk.
Meskipun hatinya sedih, harus rela meninggalkan semua orang yang ia cintai. Siska teringat dengan kewajibannya, dia tetap harus melaksanakan tugasnya sebagai seorang pelajar di kampung halamannya.
