Bab 1: HUKUMAN

96 16 14
                                    

Dua orang gadis berpakaian dayang sedang mengendap-endap di sekitar pintu gerbang bangunan tempat peristirahatan para prajurit. Melihat situasi aman, salah satu dari mereka berdiri di depan menginstruksikan gadis yang lain masuk ke sana.

"Kak, masuklah! Aku akan jaga di sini." Gadis yang dipanggil kakak itu segera menjalankan rencana mereka.

Mata cokelat terang itu di sepanjang jalan disungguhi pemandangan asri. Ada beberapa pot tanaman hias disusun rapi di sudut tiang dan pintu masuk. Di bagian kanan juga tersedia paviliun kecil yang sederhana.

Gadis itu melihat deretan pintu berjajar di kanan dan kiri. Dia memilih masuk ke bagian tengah, yang paling besar berada di ujung sudut terpojok.  Tempat peristirahatan panglima besar Negara Nakka.

Perempuan yang memiliki mata indah itu dengan tangan gemetaran memeriksa setiap lemari kayu jati yang diukir rumit dan elegan memiliki seni tersendiri. Dia menelisik satu per satu barang yang diinginkannya.

"Iih, apa ini?"

Gadis itu membentang kain berwarna gelap, lalu meletakkan di tubuhnya, ternyata ukurannya hanya mampu menutupi bagian pusar hingga pangkal paha saja.

Menyadari kegunaan helaian itu langsung dilemparnya ke tempat lain. Dia meringis mengingat kegunaan benda tersebut. Ternyata kain kecil itu adalah celana pendek untuk membungkus area penting bagi pria.

Jari lentik gadis itu terus mengacak semua lemari sampai akhirnya sebuah senyuman lembut menghiasi wajah ayu wanita itu. Barang yang diinginkannya sudah berhasil didapatinya.

"Sepertinya baju ini lebih cocok dibandingkan dengan yang dulu. Warnanya juga lebih cerah. Baiklah, aku minta ya, Panglima." Tangan kanannya mengibas ke arah kiri, benda di hadapannya langsung menghilang.

Dia menggunakan sihir mengembalikan semua barang yang dibongkarnya hingga semua kembali ke tempat semula.

Menepuk kedua telapak tangan, karena puas melihat hasil karyanya. Gadis berambut hitam kemerahan itu segera kembali menemui Bai Xue.

Memeluk pelan bahu sang adik yang berdiri membelakanginya. "Ayo, kita kembali."

Gadis itu menatap adiknya dengan tersenyum merekah.

"Sudah dapat?" Kedua tangan adiknya menggenggam erat lengan putih sang kakak.

Seulas senyum tercipta di wajah ayu milik gadis berambut hitam kemerahan. Dia segera mengangguk dan menarik adiknya berlari menjauh dari gerbang peristirahatan para prajurit.

Mereka berlarian di sepanjang perjalanan menuju kediaman. Menelisik sekitar kedua gadis itu manjat melalui celah di dinding dengan mengangkat tinggi gaun yang dipakainya. Mereka berhasil masuk ke dalam beruntung lubang itu berdekatan dengan jendela kamar. Syukurlah di sekitar sepi, kedua gadis segera masuk dan mengunci pintu rapat-rapat.

Sang kakak mengibas tangannya pelan, barang yang dibawanya langsung muncul di atas tempat tidur.

"Bai Xue, lihatlah! Kau mau warna yang mana?"

Gadis yang dipanggil namanya itu langsung mengambil hanfu lelaki yang berwarna merah. "Aku mau yang ini,  Kak."

Akhirnya sang kakak mengambil baju warna putih karena dia menyukai warna simple dan juga hanya tersisa pakaian berwarna hitam dan putih. Memang baju pria di Negara Nakka tidak terlalu banyak warna.

Saat kedua gadis itu akan mencoba pakaian pria. Pintu diketuk dari luar.

Tok … tok … tok

"Qian qian, apa kau di dalam. Boleh aku masuk?"

白浅 ( Bái Qiǎn ) Planet Zigrora SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang