I love you❤❤

kembali

Tak lama dokter pun datang dan menyuruh suster untuk mengecek kembali kabel kabel yang ada di tubuh menma.
Dokter pun menyuntik menma... dan tak lama setelah dokter itu menyuntikannya pada menma.

Menma pun mulai tidak kejang2 lagi, ia mulai merasa matabya sulit untuk dibuka dan akhirnya menma pun memejamkan matanya dan mulai terlelap. Itaci, naruto dan lainnya pun menunggu di luar. Mereka menantika kabar dari dokter yang menangani menma. Setelah beberapa saat kemudian pintu pun terbuka. Dokter pun keluar dan....

"Apa yang terjadi dok" kata itaci
"Ini keajaiban. Baru kali ini aku menangani pasien yang hidup kembali dari kematian..." kata dokter melihat takjub kepada menma.
"Tuan muda Menma tidak apa apa. Dia akan di bawah ke ruang rawat biasa. Tapi...." lanjut dokter
"Tapi apa dok?" Kata naruto
"Kita masih belum tahu hidupnya masih beresiko atau tidak." Kata dokter
"Lalu apa yang harus dilakukan." Kata sasuke
"Kita harus menjaganya hingga kondisi membaik. Jika ada kesalahan sedikit saja aku tidak bisa menjamin akan keselamatanya." Kata dokter tegas. Dan dianggukkan masal oleh keluarga uciha tersebut...
"Baik dok" kata fugaku

Beberapa saat kemudian menma pun di pindahkan ke ruang rawat.
"Naru kau pulanglah terlebih dahulu. Boru dan obi pasti menunggumu biar aku yang menjaga menma." Kata itaci
"Aku gak mau.. menma pasti mencariku nanti saat ia bangun." Kata naruto
"Ta..pi.." kata itaci di potong oleh mikoto
"Biar aku dan fugaku yang akan menjaga boru dan obi." Kata mikoto
"Tapi kami memelukan penjelasan kalian setelah menma membaik." Kata fugaku ketus
"Makasih ayah" kata itaci
"Dan kau sasu apa kau akan pulang atau..." kata fugaku
"Aku akan menjaga menma di sini.." kata sasuke sambil menatap menma.

"Baiklah tapi kamu harus mengabari keluargamu terlebih dahulu." Kata mikoto
"Hmmm"kata sasuke cuek

Setelah itu fugaku dan mikoto pun pergi menuju ke rumah itaci. Sedangkan naruto, itaci dan sasuke pun menunggu di kamar inap menma. Tapi tak lama setelah itu seorang suster pun menghalangi mereka.

"Maaf tuan, anda hurus membersihkan diri anda dan memakai pakaian yang disediakan di dalam." Kata suster yang menjaga menma.
"Baiklah." Kata naruto.
Naruto, itaci dan sasuke pun membersihkan diri mereka.
Setelah membersikan diri mereka pun memasuki ruang inap menma. Mereka melihat menma dengan tubuh yang di penuhi alat medis.

"Apa yang terjadi pada menma. Kenapa ia menjadi seperti ini..." kata sasuke sambil duduk di dekat menma dan memegang tangan menma.

"Itu bukan urusanmu." Kata itaci.
"Sudah sudah. Ini bukan waktunya membahas itu." Kata naruto sambil berdiri di samping menma berlawanan dengan sasuke. Sambil mengelus elus rambut menma.

"Dan kita harus menyembunyikan prihal tentangmu sasuke" kata itaci
"Kenapa? Dia harus tahu bahwa aku ayah kandungnya bukan kau." Kata sasuke sambil melirik itaci
"Kau harus mengerti sasuke. Dokter bilang dia tidak boleh terlalu sters jika tidak.... kau juga mendengarnya kan sasuke." Kata naruto

"Baiklah. Tapi ini untuk sementara setelah menma membaik, tak ada yang boleh menjauhkan ku dengan menma termasuk kau naruto. Aku sudah cukup sabar selama ini, hingga hal ini terjadi pun aku hanya diam.... karena itu sekarang waktunya aku menunjukan apa arti ayah kandung dan ayah angkat bagi menma." Kata sasuke sinis.

Kata kata sasuke sangat tajam membuat hati itaci serasa dicabik cabik.
"Lihat saja dulu." Kata itaci
Sasuke pun hanya melihat itaci dengan mata tajamnya dan mengalihkan pandangannya ke menma.
"Sudah cukup... diamlah..!!" Kata naruto.

Setelah beberapa lama, akhirnya menma pun mengerakkan tangannya dan matanya pun mulai membuka pelan pelan. Sasuke pun melihat menma yang mulai membuka matanya dan memanggil manggil dokter.
Sedangkan itaci dan naruto pun ada di samping menma
"Menma..hiks...kau sadar nak." Kata naruto. Itaci pun hanya bisa tersenyum.

"De...dy" kata menma pelan sambil meringis karena  sakit dikepalanya.
"Diamlah menma. Dedy disini kau akan baik baik saja." Kata itaci dan di jawab senyuman oleh menma yang terlihat dari selang oksigen yang menutupi hidung dan mulut menma.

Bersambung