A

1.5K 124 10
                                    

Sasuke terus saja meneriaki nama Hinata, namun sama sekali tidak diindahkan oleh gadis itu. Hinata malah asyik dengan permainan bola basketnya. Senyum penuh kemenangan terlukis di wajah cantiknya ketika ia berhasil memasukkan bola itu ke ring.

“Hinata, kita putus!” seru Sasuke tiba-tiba.

Para mahasiswa yang tadi menyorakkan nama Hinata kini terdiam. Hinata yang telah menyelesaikan permainan basketnya itu termenung, menatap Sasuke yang berdiri tak jauh darinya dengan seringai khasnya.

“Memangnya kapan aku menjadi pacarmu?”

Pertanyaan polos dan bodoh itu keluar begitu saja dari mulut Hinata. Beberapa mahasiswa yang melihat dan mendengar itu menganga tak percaya akan apa yang ditanyakan Hinata. Sahabat-sahabat Hinata yang lain hanya menggelengkan kepala.

‘Dia itu polos atau bodoh?’

“Apa?!” Sasuke bengong. Ia tak mengerti kenapa Hinata mengeluarkan pertanyaan itu.

Padahal lelaki tampan itu berpikir kalau Hinata akan memohon agar hubungan mereka tetap bertahan. Tapi yang terjadi justru hal yang di luar dugaan.

What the...???

“Permainan selesai, kita pulang sekarang,” ucap Hinata yang kembali bersikap tak acuh terhadap Sasuke.

Dalam hati Sasuke mengumpat. ‘Dia itu benar-benar!’

“Kau gila, Hinata.” 
“Biarkan saja.”

Hinata hanya melirik Sasuke yang terdiam menatapnya. Dalam hati Hinata memaki Sasuke. Seseorang yang dengan beraninya mempermainkan dirinya dan membuatnya malu di depan umum.

Gadis itu cukup kesal dengan apa yang dilakukan oleh Sasuke. Lelaki itu mendekatinya, hingga membuat Hinata merasa nyaman. Namun, ketika Hinata ingin menerima Sasuke sebagai kekasihnya, lelaki sialan itu justru berpacaran dengan perempuan lain.

Kampret!

Seharusnya dari awal Hinata tak membiarkan Sasuke mendekatinya. Kalau begini urusannya jadi rumit, ‘kan? Sebab Hinata terlanjur merasa senang berada di dekat Sasuke.

Ya, dan seharusnya Hinata sadar. Kalau sampai kapanpun juga Sasuke takkan bisa berubah. Sasuke takkan mampu hidup dengan satu perempuan di sisinya.

Hm, tak ubahnya seperti Hinata juga. Hinata tak bisa hidup tanpa perhatian laki-laki. Dan Hinata tak ingin menjadi gadis menyedihkan yang miskin cinta.

Hah...

Mungkin kalau Sasuke menjauhinya, maka Hinata bisa mendapatkan mangsanya yang baru, ‘kan?

Yang lebih tampan dari Sasuke. 
Yang lebih kaya dari Sasuke. 
Yang lebih pintar dari Sasuke. 
Yang lebih populer dari Sasuke.

Asalkan tidak jauh lebih brengsek dari lelaki itu.

.

***

.

Berulang kali Sasuke mendengus sebal. Rasanya tidak rela melihat Hinata didekati oleh di asisten dosen bernama Toneri itu.

Mungkin benar kalau Sasuke merasa cemburu. Yang berarti kalau Sasuke mencintai Hinata. Yang menandakan kalau hati Sasuke sudah menjadi milik Hinata.

Sayangnya, Sasuke terlalu gengsi untuk mengakui hal itu. Ia tak bisa mengatakan kalau dirinya jatuh cinta pada Hinata.

Ayolah, seorang player seperti dirinya jatuh di pelukan sang player juga?

Dunia kiamat!

Our Love [REMAKE: SasuHina Ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang