2.Chatingan

28 5 0
                                    

Keesokan harinya Lia baru membuka Hpnya dan membalas chat syafiq yang belum terbalas tadi malam.

"Maaf baru bales." jawabnya yang singkat.

"Iya gak papa kok, lagi apa?." tanyanya dengan semangat.

"Lagi tiduran aja." jawab Lia dengan seadanya.

"Selain tiduran lagi ngapain lagi?." untuk melanjutkan topik pembicaraan

"Main Hp aja, sambil dengerin musik." Lia menjawabnya dengan apa adanya.

"Udah makan?." tanyanya dengan penuh perhatian.

"Ini siapa?." untuk memastikan apa benar ini Syafiq atau orang lain, karna sebelumnya tidak seperti ini dan sedikit penasaran yang melanda Lia.

"Orang lah,masa iya setan." jawabnya dengan bergurau.

"Bukan itu maksudnya, iya tau manusia siapa bilang kanibal. Maksudnya ini Syafiq atau orang lain?." penuh penasaran.

"Ini Syafiq lah, masa iya badak." jawabnya dengan bergurau lagi, agar tidak membosankan.

"Ya bisa jadi aja zombie:v." Lia pun bergurau kembali padanya.

"Iya, saya mah bukan zombie tapi zomblo." jawab Syafiq dengan tertawa kecil.

"Ya kan takutnya ini pacarnya, nanti bisa panjang urusannya." kata Lia dengan polos.

"Kan saya udah bilang, saya mah zombie." sedikit memperpanjang topik pembicaraan agar tidak usai chatnya.

"Zombie apa Zomblo?." tanya Lia dengan bergurau.

"Kalo ini siapa?." balik bertanya.

"Lia lah, ya kali zombie."

"Yang bener nih? Takutnya kan ini bukan Lia tapi Zombie." bergurau lagi dan lagi.

"Ya bener lah masa bohong." menjawab sekedarnya.

Tak lama chatingan melalui sosmed facebook, akhirnya Syafiq memberanikan diri untuk meminta nomer telepon Lia.

"Punya nomer telepon?." tanya Syafiq dengannya.

"Punya, memang kenapa?." Lia tau ia pasti akan meminta nomer teleponnya, walaupun sebenarnya ia tak mau memberinya namun Lia tak tegaan orangnya.

"Boleh minta?" tanyanya.

"Mau aja apa mau banget?." Lia pun mulai bergurau padanya.

"Mau dua-duanya aja deh." sambil tertawa kecil.
"088 kapan-kapan kita ke dufan." Lia bergurau dan sedikit tertawa kecil karna telah mengusilinya.

"Ihhh serius." tanyanya dengan serius untuk mendapatkan nomer telepon Lia gadis berbadan kecil.
Lia pun mengusilinya kembali dan tertawa kecil.

"Jangan serius-serius nanti sakit." Lia malah mengalihkan"

"Yaudah mana nomer teleponnya?." sedikit jengkel karna Lia tidak mau memberi nomer teleponnya.

"08*********9 nih." Lia memberikan nomer teleponnya pada Syafiq namun ada salah angka. "Eh salah-salah yang bener, 08*********7. Yang belakangnya 7 baru benar." katanya dengan penuh mempercayainya.

"Oke makasih." jawabnya dengan senang dan gembira.
"Iya sama-sama." jawab Lia.

Setelah Syafiq mempunyai nomer telepon Lia, yang telah Lia berikan kepadanya. Syafiq pun memulai chat dengannya melalui nomer telepon yang ia berikan.

"Hei, ini nomer Syafiq." katanya dengan senang.

"Oh, iyaiya." jawab Lia.

"Benerkan ini nomernya?." tanyanya untuk memastikan ini benar nomernya Lia yang telah ia berikan kepadanya.

"Iya bener." jawab Lia untuk memastikannya.

"Oh, oke lah kalu begitu." lanjutnya

"Mau di save gak nomernya?." tanya Lia kepadanya. "Ya mau lah." jawab Syafiq dengan semangat. "Kiraain gamau." lanjut Lia.

"Oh iya lo gak ikut OSN?." tanya Syafiq padanya. "Gak karna kan masih baru masih awal kelas 7 nanti yang ada soalnya hots-hots lagi." jawab Lia. "Oh...." lanjut Syafiq.

Semakin lama Lia dan Syafiq sering berchatingan, semakin Syafiq mudah untuk mengetahui banyak tentang Lia.
Semakin rumit pula kisah ini. Hari demi hari, waktu demi waktu.

Syafiq lagi-lagi memulai obrolan dengan Lia untuk bisa mengenal lebih dekat.

"Udah makan belom?." tanyanya untuk memulai topik pembicaraan. "Belom." jawab apa adanya. "Makan dulu nanti sakit gimana?." tanyanya agar Lia mau makan.  "Iya nanti aja." balasnya dengan sedikit malas.

"Yasudah, jangan lupa makan." perhatiannga yang mulai muncul kepadanya. "Iya." jawab Lia singkat.

Lia ini tipikal orang yang cuek kepada orang yang baru ia kenal, dan Lia adalah orang yang suka menjauh jika ada yang menyukainya dan mendekatinya kecuali Lia pun suka kepada orang yang Lia suka pasti akan di perjuangkan.

Syafiq pun memulai obrolan kembali kepada Lia agar lebih dekat dengannya dan bisa mengetahui tentangnya lebih banyak lagi.

"Lagi apa?." pertanyaan yang sedikit membosankan. Namun itulah cara Syafiq untuk mendekatinya.
"Demus." jawabnya. "Apaan tuh demus." tanyanya dengan penasaran. "Dengerin musik." jawab Lia.

"Selain dengerin musik lagi ngapain?." kembali menanyakan agar tidak berhenti chatingan. "Tiduran aja." jawabnya sedikit membosankan.  "Sama siapa?." lanjut syafiq. "Sendirian." jawabnya dengan padat. "Oh... Udah makan belom?." tanyanya yang formal seperti tidak tahu apa yang ingin di bahas lagi agar bisa memulai obrolan terus dengan Lia.

"Udah, sendirinya?." pertanyaan yang baru kali Lia tanyakan kepada pria itu.
Baru kali ini Lia menanyakan kembali kepada Syafiq. Sebelumnya Lia tidak pernah menanyakan itu dan biasanya Lia selalu membalas seadaanya saja. Namun ini berbeda dengan hari sebelumnya.

"Lagi tiduran aja." Jawab Syafiq bersemangat. "Vidio call yuk?." ajak Syafiq dengan penuh harapan agar Lia mau vidio call dengannya. "Boleh." jawabnya.

Ini pertama kalinya mereka berdua vidio call. Mereka seperti orang yang sudah lama mengenal dan akrab saling tertawa, menanyakan tugas, menanyakan kegiatan, banyak sekali obrolan yang berlangsung di vidio call.

Tak terasa sudah 1 jam lewat mereka vidio call, dan Syafiq ketiduran saat mereka vidio call setelah sedikit lama mereka mengobrol dan bercanda ria.

AKU, KAU & DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang