PERTEMUAN

120 27 21
                                    

"Sar... sar... sar... bangun sar" Sayup-sayup terdengar suara gadis yang tak asing ku dengar.

Tunggu bukankah aku telah meninggal? lalu kenapa aku masih bisa mendengarkan suaranya? Apakah aku belum meninggal?.

"Ha! Tidak mungkin, tidak... tt-tidak, aku tidak mau begini"batinku.

Dalam keterkejutan, aku pun mulai mencoba menggerakkan tubuhku. namun hasilnya nihil, aku tidak bisa menggerakkan seluruh badanku.

"Ada apa ini mengapa seluruh badanku tidak bisa digerakkan? Apa yang terjadi pada diriku? Apakah saat ini aku sedang koma?" batinku dalam kebingungan.
"Sar.. Sar.. bangun sar.. Jangan pergi seperti ini sar..'' Ucap gadis itu lagi, namun kali ini nada suaranya mulai bergetar.
"Aku tau aku salah, tapi aku nggak nyangka bahwa kamu akan jadi seperti ini sar.. Hiks..hiks..'' Ucapnya sambil terdengar sesenggukan.

Diapun kembali larut dalam tangisannya. Dalam tangisannya dia selalu meminta maaf sambil menyelipkan sedikit argumentasi untuk membenarkan tindakannya terhadapku di masa lalu. Akibatnya pikiranku pun tak dapat kukendalikan, sampai-sampai aku pun mulai teringat kembali tentang kenangan yang pernah aku lalui dengannya. "Ya, kenangan yang ingin sekali ku lupakan" batinku.
Perlahan-lahan memori itu kembali terputar,sepintas tetapi cukup menyakitkan. walaupun sudah lama akan tetapi, hal itu masih saja menyesakkan di dalam dadaku. aku tidak menyangka bahwa aku akan kembali menyaksikan awal kisah yang tak ingin ku ingat lagi dalam ingatanku.

*Flashback on

Di sebuah jalanan yang agak sunyi, tampak seorang gadis sedang berlari tergesa-gesa, dia bahkan takut melihat keadaan di sekelilingnya, yang dia pikirkan saat ini adalah bagaimana caranya agar dia bisa segera sampai dengan cepat ke kelasnya. Dengan cepat dia terus berlari sampai pada akhirnya dia pun sampai di depan pintu gerbang sekolahnya.

Setelah sampai dia pun bergegas berlari ke dalam kelasnya. Namun langkanya terhenti ketika mendengar suara seseorang menegggurnya dari arah belakang.
"Mau kemana kamu? Kamu pikir ini jam berapa?" Ucapnya mengintimidasi.
Dengan agak takut dirinya pun mencoba membalikan badannya menghadap sumber suara tersebut. Di saat gadis itu berbalik tampak sosok wanita dengan wajah berseragam guru sambil menunjukkan ekspresi ketidaksukaannya kepada gadis itu.

"Sekarang kamu ikut ibu ke lapangan!!!" Ucapnya sambil berjalan ke arah lapangan yang berada tepat di tengah-tengah gedung sekolah kami.
Mau tidak mau si gadis pun menurutinya sambil berjalan ke arah lapangan.

Sesampainya di lapangan dia pun kembali menampilkan mimik wajah seramnya pada gadis itu.
"Sekarang kamu berdiri sambil hormat di tiang bendera sampai jam pelajaran pertama selesai, mengerti? " Ucapnya deh tegas. Dikarenakan tidak ada pilihan lain si gadis pun hanya bisa menyanggupinya dan mulai melakukan perintahnya.
"Haduh! itu siapa lagi, Bisa-bisanya baru masuk sekolah jam segini." Keluhnya.
"Hei, yang baru masuk cepat datang kemari" Ucap sang guru dengan tegas.
Si gadis yang baru datangpun segera berlari menghampiri sang guru yang memanggilnya. Sesampainya di lapangan si guru pun mulai kembali mengomeli gadis itu.
"Kamu pikir sekarang jam berapa? Kamu niat sekolah nggak? " Ucapnya sambil mengomeli gadis itu. Si gadis yang ditanya hanya terdiam lesu sambil mendengarkan Omelannya. Tak hanya sampai disitu si guru pun mulai mengomentari gadis sebelumnya yang juga terlambat Sampai-sampai dia pun mulai lelah dengan ocehannya sendiri.
"Ya sudah, kalau gitu kalian berdua tetap disini sampai jam pelajaran pertama selesaiya, awas kalau ibu liat kalian kabur ibu tambah hukumnya"finalnya sambil melangkahkan kaki menjauhi kami.
"Arghhh, kakiku pegal," Keluh gadis yang sedari awal berdiri di lapangan.
"Huh tuh Guru-guru killer amat ya,baru juga terlambat dikit ,eh udah main hukum-hukum aja, dikira kita gak cape apa"keluh gadis itu lagi.
"Kalau aku pingsan nanti gimana, emangnya tuh guru mau ngangkutin aku apa? "Ucapnya lagi.
Setelah mengeluh, dia pun memalingkan wajahnya ke arah gadis di sebelahnya yang sedari tadi diam saja.
" Hei, kok diam aja dari tadi, kamu baik-baik aja kan? " Ucapnya.
"Eh.. Kamu nanya aku?" Tanyanya balik.
"Lah, emangnya kamu pikir aku nanya siapa? Kan dari tadi disini kan hanya ada kita berdua,Astaga" Ucapnya kembali.
" Hehehe maaf" Ucapnya sambil terkekeh.
"sebenarnya kaki aku juga udah agak pegel sih, cuman aku kuat-kuatin aja takut tuh guru balik lagi,kan bahaya juga kalau dia balik lagi, bisa-bisa kita berdua dihukum lagi " Ucap gadis itu lagi sambil tersenyum.
"Hahahaha....iya juga ya" Ucap gadis itu sambil tertawa.
"Oh ya,Ngomong-ngomong nama kamu siapa?"tanya si gadis setelah selesai tertawa.
"Namaku Shahnaz sarasvati pratiwi, biasa dipanggil saras" ucap gadis itu memperkenalkan diri.
"Oh hai Saras , kenalkan namaku Anggita garcia, kamu bisa panggil aku Anggi," kenalnya.
"Hai Anggi,kamu kelas berapa, kok kayak baru liat sih?"tanya saras.
"Hmm ,aku kelas 10 Mia 7,"jelasnya.
"Hah serius! Kok aku nggak pernah liat kamu sih? Btw aku juga kelas 10 Mia 7 loh" Ucap saras terkejut.
" Oh ya? berarti kita sekelas dong?" Tanyanya kembali.
''iya, tapi kok aku baru liat kamu sih, perasaan sudah 3 bulan aku sekolah deh, tapi masa selama 3 bulan sekolah kok aku baru liat kamu sih? ini aku yang jarang masuk sekolah atau kamunya yang nggak Masuk-masuk sekolah sih? Ucap saras bingung.
"haduh kamu ini suudzon aja yah, Aku tuh murid pindahan, kemarin baru aja masuk ke kelas sih, jadi wajar sih kamu nggak pernah liat aku" Ucap anggis kembali.
"tapi ngomong-ngomong aku juga nggak lihat kamu di kelas kemarin?" tanyanya.
"Oh pantesan nggak pernah liat, btw kemarin aku tuh sakit jadi nggak masuk sekolah wajarlah nggak ada di kelas kemarin, ucap saras menjelaskan.

"Kalau gitu nanti kita berdua masuk ke kelas sama-sama yah, aku nggak enak kalau masuk sendiri" tawar anggis.
"Ok deh ,lagian aku juga agak nggak enakan sih kalau ketahuan terlambat, ntar di hakimi lagi dari Teman-teman" Ucap saras.
"Hahahaha, kamu ini sodzon mulu," ucap anggis sambil tertawa.
Saras yang mendengar hal itu hanya bisa tertawa.

Mereka berdua terus tertawa tanpa menyadari bahwa tertawaan itu menandakan awal dari kisah suram yang akan dijalani oleh saras. Seakan-akan takdir telah menuntunnya agar bertemu dengan tokoh-tokoh memori kelamnya.
Satu hal yang saras tidak ketahui bahwa dari pertemuan dengan gadis ini akan mengantarkan dia ke dalam lembah keputusasaan yang cukup mendalam.

"Flashback off

Bersambung

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 My SARASSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang