sᴇʟᴀᴍᴀᴛ ᴅᴀᴛᴀɴɢ ᴅɪ ᴋᴏɴᴛᴇʀ ᴩᴜʟsᴀ ᴋᴀᴋ ʜᴀsᴀɴ﹗
Seperti biasa, author selaku pembuat fiksi hanya ingin menghibur para pembaca dengan segenap kemampuan dan kreativitas author. Tidak bermaksud menjatuhkan atau melecehkan nama baik tokoh yang bersangkutan di dalam fiksi. Jika ada kesamaan nama tokoh, alur, dsb mohon dimaklumi karena semua yang author tulis adalah murni dari pemikiran author sendiri.
ᴀᴩᴀ ɪᴛᴜ ᴋᴏɴᴛᴇʀ ᴩᴜʟsᴀ ᴋᴀᴋ ʜᴀsᴀɴ﹖
Sebuah konter pulsa yang di dirikan oleh seorang laki - laki berstatus single bernama Hasan. Tersedia pulsa biasa, token listrik dan kuota internet. Baru - baru ini di konter milik Hasan di pasang Wi - fi, AC, kulkas untuk minuman dingin, dan rak khusus di letakkannya snack - snack ringan seperti kacang, kripik, permen, dsb.
Bisa di katakan konter milik Hasan sudah mirip tempat nongkrong anak muda ketimbang sekedar konter pulsa biasa.Terletak di sebuah komplek perumahan Bighit nomor D-3. Satu - satunya konter yang berguna di kala warga komplek membutuhkan pulsa, token listrik, atau sekedar tempat ngadem usai jogging di hari libur. Buka sesuka hati Hasan, kalo bangun pagi ya pagi kalo kesiangan ya paling siang baru buka.
Kadang kalo Hasan gabut, konternya bisa buka 48 jam nonstop. Dan berarti mata Hasan item - item kayak panda.
sɪᴀᴩᴀ ᴋᴀᴋ ʜᴀsᴀɴ﹖
Namanya Reynaldi Hasan . Lahir di Malang, 18 Februari 1994. Lahir di Malang, besar juga di Malang yang akhirnya membuat Hasan memutuskan untuk merantau dan berakhir di sebuah komplek perumahan Bighit. Membeli rumah kecil yang sekiranya layak dan cukup untuk ditinggali Hasan seorang diri.
Sekedar informasi nih, cowok ganteng berusia dua puluh lima ini masih jomblo lho. Kalian boleh banget isi formulir ta'arufan sama Hasan.
Tapi kalo Hasannya mau ya.
Hasan bercita - cita ingin menjadi seorang pengusaha sukses yang bisa membuat orang tuanya bangga.
Dimulailah perjalanan karir Hasan sebagai penjual pulsa keliling. Terik matahari, hujan deras, bahkan badai pun Hasan lewati—ngga, maksudnya doi numpang neduh dulu kalo kondisi cuacanya lagi ga bagus. Ga berani nerobos hujan, takut kualat terus kesamber petir makanya kadang Hasan suka neduh di rumahnya Gilang.
Sekarang, Hasan sudah bisa mendirikan Konter pulsa di depan rumahnya sendiri. Etalase toko khusus di letakkannya berbagai macam SIM Card dan Voucher kuota. Tak lupa dengan AC dan Kulkas barunya yang baru dibelinya kemarin.
Rasanya pengen nangis dalam diam Hasan tuh. Nginget kemaren dirinya masih repot - repot keliling perumahan Bighit buat nyari segenggam nasi buat dia makan malam. Kakinya sampe bengkak karena tiap hari keliling komplek perumahan yang luasnya Hasan aja gatau. Yang pasti komplek perumahaan Bighit itu luas pake banget. Sekarang udah enak banget Hasan tinggal duduk di balik etalase toko, pencet pencet tombol di hp nya sambil ngadem di bawah AC.
Tapi tiap bisnis pasti ada enak dan ngga enaknya dong? Daritadi kita udah bahas gimana enaknya punya bisnis konter pulsa yang terbilang sukses punya Hasan ini.
Hasan di tanya,
"San, ada ga enaknya gak punya bisnis gini?"
"Kalo ga enaknya ada kok, pasti"
"Misalnya San?"
"Banyak yang ngutang"
Hasan berbisik, gamau kedengeran yang lain. Soalnya tukang ngutangnya ada di samping dia lagi neguk fanta rasa stroberi.
"Heh kak, gue denger yaa! Meskipun suka ngutang gini awal bulan gue bayar kan?"
Itu Icang, atau kalo di book sebelah biasa di panggil Juna. Cuma disini Hasan suka panggil dia Icang.
"Bodo amat Cang, intinya lo suka ngutang disini kan? Coba ke warung martabak punya kak Bian, langsung bayar dih"
Hasan bergerak ngarahin buku pulsa nya ke arah Juna. Ngarahin doang, ga di geplak beneran. Takut abangnya ngamuk soalnya.
"Urusan sama kak Bian lain kak, bisa di jadiin dendeng kalo Juna ngutang disana"
Juna neguk fanta nya lagi.
"Lagian kan ga cuma gue yang ngutang kak! Tuh Banu kan suka ngutang voucher kuota!"
Juna protes lagi, ga terima seakan dia doang yang di anggep suka ngutang di konter Hasan.
"Emang gue ada bilang lu doang? Gue kan bilang banyak cang. Makanya ga usah sok nguping orang lagi ngobrol bisa? Kuker banget sih bocah."
"Iya deh iyaa, eh kak pulsa dong sepuluh"
"Bayar dulu yang kemaren gopek!"
"Dih, bulan depan deh bulan depann! Belom dikasih uang jajan sama bunda kak. Yayayayayaya?"
Juna memohon sambil pasang muka sok imut, tangannya pun di satukan biar tambah keliatan imut.
Sayangnya Hasan yang liat itu malah jijik dan berniat nabok Juna pake buku pulsanya lagi,
Juna ngehindar, berhasil lolos dari tabokan buku pulsa yang covernya keras itu. Bisa benjol pala Juna kena tabok itu buku.
"Utang terakhir, bulan depan bayar! Awas aja gaada bayar, gue datengin abang lo si Arka"
"Duh iya kakk, janji deh beneran nih"
Akhirnya Hasan ngisi pulsa sepuluh ribu ke nomor Juna.
"Berarti utang lu di tambah enam belas rebu ya Cang"
"Dih anjir?! Perasaan kemaren pulsa sepuluh rebu masih dua belas kak? Kok tiba tiba naik jadi enam belas?"
"Protes mulu lo bocah! Itukan tadi lo ngambil fanta bego! Kalo ga di hitung rugi gue!"
"O-oh.. Fantanya bayar ya?"
PLAK!
dan berakhirlah Juna yang akhirnya kena tabok buku pulsa punya Hasan.
Ingin kenal lebih banyak dengan Hasan?
Nantikan chapter berikutnya ya!A/n:
Jangan lupa juga kolom komentar dan tombol bintang di gunakan yaa! Belom error kok, masih bisa di pake dong yaa?Oiya, buat alur di book ini sedikit berbeda ya! Randy dan kawan - kawan tinggal dengan keluarga masing - masing.
Happy weekend!
With love, Nuna 🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
[ 01. 1 ] Konter Pulsa Kak Hasan; BTS * TXT (discontinue)
Fanfictionsᴇʟᴀᴍᴀᴛ ᴅᴀᴛᴀɴɢ ᴅɪ ᴋᴏɴᴛᴇʀ ᴩᴜʟsᴀ ᴋᴀᴋ ʜᴀsᴀɴ ! ʙᴇʀɪsɪ ᴛᴇɴᴛᴀɴɢ sᴇʙᴜᴀʜ ᴋᴏɴᴛᴇʀ ᴩᴜʟsᴀ ʏᴀɴɢ sᴇʀɪɴɢᴋᴀʟɪ ᴅɪᴊᴀᴅɪᴋᴀɴ ᴛᴇᴍᴩᴀᴛ ɴᴏɴɢᴋʀᴏɴɢ, ɴɢᴜᴛᴀɴɢ, ʙᴀʜᴋᴀɴ ɴɢᴇɢᴏsɪᴩ﹗ ✎ . ᴄʀᴇᴀᴛᴇ ᴏɴ 190419 ʙʏ ʙᴇʀᴅᴅᴀᴇɴɢᴅᴀɴɢ