Adili! Salahkan!
Asingkan!
Miskinkan!
sampaikan pada koruptor-koruptor negeri agar dia tahu kesah kami pada mu!
Sejahterakan kami!
Kami bukan adu domba, kami bukan pemakan janji manismu!
Kemanakah hak-hak kami rakyatmu?
Suap kami untukmu, untuk kau dapatkan kuasa mu di legislatif
Apakah kau dengar keluh kami ?
Apakah kau dengar jeritan derita rakyatmu hidup di ambang kemiskinan ?
Apakah kau membutakan mata mu untuk rakyat mu ?
Apakah kau tuli telinga mu untuk kami,rakyatmu ?
Apakah kau tutup hatimu untuk kami ?
Hingga kami terbesit rindu untukmu,pantaskah ?
Kini, hingga akhirnya kami berdiri di bumi cakrawala dengan penantian tak menentu
Ohh petinggi negeri jangan kau haramkan kesejahteraan
Ohh kembalikan pundi-pundi rupiah kami
Rakyatmu hidup di dalam rumah tak layak
Kau hidup dalam ambang kemewahan
Berpuluh-puluh milyar kekayaan mu
Rakyatmu yang tak pernah keluh menanti bukti mu
Rakyatmu hidup dalam masyarakat modern yang berhak mendapatkan kebahagiaan
Oh petinggi pantaskah kami tidak mengadu namun hidup kami melarat ?
Oh petinggi pantaskah kami akan memberikan bakti pada negeri namun hidup kami sengsara ?
Pantaskah kami menelan pahitnya tipu daya tingkahmu ?
Untukmu wahai petinggi negeri jangan kau pergi tanpa tanggung jawabmu
Wahai para pejabat-pejabat tinggi yang tak lelah dengarkan kesah kami !
Sampaikan pada petinggi yang hanya tenggelam dalam kenikmatan kuasa mu !
KAMU SEDANG MEMBACA
Ilusi kata
Thơ capuisi adalah suatu wadah untuk mencurahkan isi hati dan pikiranku saat tidak ada lagi orang yang harus kusampaikan ceritaku. Dan aku memang orang yang pendiam hanya bisa beraksara pada puisi. karena puisi tak seperti bercerita biasa pada teman dan s...