15

4.4K 718 64
                                    




R E S I S T A N C E




"—aku menyukaimu."







Jihoon membolakan matanya mendengar apa yang baru saja keluar dari mulut Soonyoung. Ia sama sekali tidak bisa mengatur ekspresinya saat ini.


Kakinya tiba-tiba melemas. Pernyataan Soonyoung barusan membuat Jihoon benar-benar lemas seketika.


Rasa terkejut dan bingungnya datang bersamaan sedetik setelah kalimat itu terucap dari seorang Soonyoung.



Soonyoung sedang bercanda?



Kata-kata seperti itu tidak mungkin keluar dari bibir Soonyoung.


Terlebih ditujukan untuknya.


Jihoon membasahi bibirnya, sudah siap dengan kalimat untuk mengejek Soonyoung. Namun belum sempat Jihoon berbicara, bibir pemuda sipit itu kembali melafalkan kalimat yang sama.


Tetapi bedanya,



"Aku menyukaimu.. Jihoon.."



Soonyoung menyebut namanya. Menyebut nama Jihoon dengan suara rendahnya.



Mendengar Soonyoung melafalkan namanya terasa begitu asing. Apa ini hanya perasaan Jihoon saja?


Tapi jika Jihoon tidak salah ingat, sejak 4 bulan yang lalu ini kali pertamanya Soonyoung menyebut nama Jihoon.


Jantung Jihoon berdegup kencang. Namun bukan karena emosional dalam artian asmara. Melainkan karena dia begitu khawatir dengan Soonyoung.


Sepertinya Soonyoung terlalu lelah sampai melantur seperti sekarang ini. Setidaknya itu yang Jihoon yakini saat ini.


Soonyoung memandang lurus Jihoon yang masih memalingkan wajahnya, sebisa mungkin melihat apapun selain wajah Soonyoung.



"Lihat aku." ucap Soonyoung dengan suara nyaris berbisik.



Tubuh Jihoon meremang. Ia benar-benar baru melihat sisi Soonyoung yang seperti ini.


Jihoon memejamkan matanya sedetik sebelum menantang tatapan Soonyoung.


resistance ;soonhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang