Oogoe Diamond

14 2 0
                                    

Berkali kali aku melirik kearah jam dinding yang menempel di ruang kelas.

Waktu menunjukan pukul 5 kurang 10 tapi aku masih ada di kelas karena mengerjakan tugas kelompok.

Entah kenapa aku menjadi tidak tenang sejak waktu memasuki pukul setengah lima. Rasa bersalahku pada seseorang disana semakin besar.

"Nin, ini kalo yang slide ini isinya di pisah aja gimana? Terlalu sumpek kalo dibikin satu slide." Aku menoleh pada Aya yang tengah mengecek pekerjaanku.

Aku berkedip cepat. Entah kenapa otakku menjadi sulit diajak berpikir cepat. "Hah? Gimana?"

Aya berdecak "Ini dibuat di dua slide aja, Nin. Terus itu ada beberapa gue kasih tanda, dibenerin juga. "

Aku mengamati slide yang ditunjuk Aya. "Oh, oke oke."

Dengan tangan yang bergerak cepat secara otomatis, aku mengubah susunan slide yang sudah 90% rampung itu dengan pengetahuan IT ku yang sangat dasar.

Tapi itu lebih baik dari pada saat aku masih kelas satu, aku benar-benar buruk soal IT, untung ada--

Astaga aku teringat lagi padanya! Mendadak aku menghentikan gerakan tanganku dan melirik jam yang ada di pojok laptop.

Aku menelan ludah kasar saat melihat bahwa lima menit lagi akan mencapai pukul 5 sore.

Tanpa diperintah, kakiku bergoyang gelisah. Aku mencoba fokus pada tugas kelompok yang sebentar lagi rampung ini. Tapi semakin aku mencoba fokus, suara detak jarum jam dikelas terdengar makin keras seolah mengejek situasiku sekarang, dan itu benar-benar membuatku sulit fokus.

Aku menggeram keras saat laptop ku mendadak hang. Bahkan aku hampir membuat kursi yang kududuki jatuh karena aku yang tiba-tiba berdiri.

"Kenapa sih, Nin?" tanya Shani yang terkejut karena gerakanku yang tiba-tiba.

Aku menggigit bibir bawahku karena semakin gelisah melihat jarum jam yang panjang sebentar lagi menyentuh angka 12.

Aku menggeleng menjawab Shani dan kembali duduk, mencoba tenang. "Gak papa, ini tiba-tiba hang. Sebel gue." Aku kembali menggerakkan tetikus yang tersambung dengan laptop ku. Syukurlah karena laptop ku sudah sembuh.

Aku kembali mengedit beberapa bagian yang sudah diberi tanda oleh Aya tadi.

Dan disaat aku sudah bisa sedikit fokus, alarm dari ponsel Shani bergema keras memenuhi seluruh ruang kelas.

Aku bahkan melonjak dari kursi saking terkejutnya.

"Apaan sih, Shan? Bikin alarm kok jam segini." Protes ku.

"Ya maaf, kan kemarin libur, gue pasang alarm jam lima soalnya mau jalan sama Gracia kemarin." Jelas Shani setelah mengatur kembali alarmnya.

Aku menyeringit. "Lo bikin alarm jam berapa?"

Aya berdecak "Please, Nin. Di laptop lo juga ada jamnya kali."

Aku merasa mendapat kejut setrum berjuta juta volt saat melihat waktu yang ditunjukan pukul lima sore tepat.

Entah kenapa aku kembali menjadi panik, namun aku mencoba menanganinya dengan menyibukkan diri pada proses edit mengedit ppt untuk dipresentasikan esok hari.

"Nin, lo kenapa sih?" Aya mengagetkanku.

"Hah?" tanyaku seperti orang linglung.

"Lo dari tadi ga fokus, Nin. Keliatan banget lagi panik." Shani menimpali.
Aku diam saja, bingung antara menjelaskan atau tidak hal yang sejak tadi menggangguku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tentang Aku dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang