1

52.2K 1.4K 99
                                    


Freya melangkahkan kakinya dengan tergesa bersama menejer dan beberapa kru nya. Menjadi penyanyi dan sekaligus idola baru membuatnya harus tampil sempurna dan tepat waktu, tapi karna kakaknya ia sedikit terlambat untuk menghadiri acara musik di singapura hari ini.

Freya tahu kalau karirnya sedang melonjak tinggi di umurnya yang baru delapan belas tahun, memulai karir sebagai model mengikuti kakaknya, Alish.

Freya juga mengembangkan bakatnya di dunia tarik suara lewat ajang pencarian bakat dan selama satu setengah tahun ini dia menjadi seorang idola baru yang di gilai banyak orang.

Freya menutup matanya saat make up artis nya membenarkan make up nya.

"Ready?"

Freya menarik nafasnya dan mulai naik ke panggung, sorakan penonton membuatnya tersenyum lebar. Alunan musik mulai terdengar, Freya mulai menyanyikan lagunya sambil menari.

Lima tahun ini, setelah kakaknya kuliah di luar negri hidup Freya jauh lebih baik. Tidak ada lagi kakak yang mendatanginya saat pemotretan dengan ibunya, tidak ada lagi yang melarangnya keluar dan bermain dengan siapa pun. Freya merasa hidupnya seperti tuan putri yang bebas.

Freya membungkuk dan melayangkan flying kissnya saat ia sudah menyelesaikan penampilannya yang menyanyikan dua lagunya. Lagu dengan tema patah hati dan satu lagi dengan jatuh cinta.

"Frey ..." menejernya langsung memeluk Freya. "Good joob"

"Thankyou kak Nara." Freya membalas.

"Oh iya, mommy lo mentelepon tadi."
Freya tersenyum lebar lalu mengambil ponselnya dan menghubungi ibunya.

"Lo keren banget Frey" sapa seorang lelaki, member band yang juga sedang naik daun.

"Thankyou kak." Freya menjawab lalu bersalaman dengan lelaki tinggi tampan itu tanpa sadar kalau ibunya sudah menerima panggilan teleponnya.

"Congratulation Freya." pelukan di terima Freya dari beberapa temannya, dari girlband. "Gue dengar lo jadi brand kakak lo nanti ya?"

"Ya, kak Alish bilang kalau gue yang jadi brand amasadornya lumayan gratis." Freya menjawab, tanpa sadar kalau ibu nya sudah berbicara.

"Frey, kamu enggak lagi keasikan sama teman-teman kamu 'kan?" Bentakan ibunya membuat Freya tersadar dari aktifitasnya.

"Sorry, gue duluan ya. Nyokap telepon nih." Freya berkata lalu pergi ke lorong yang lebih sepi.
Freya mendengar kalau ibunya itu menghela nafas.

"I'm sorry mom." Freya berkata. "Teman-teman sesama penyanyi tadi nyapa aku, kami sama-sama perwakilan Indonesia."

"Mommy cuma mau ngomong sama kamu, kalau bisa kamu pulang besok. Oke?"

"Aku masih ada beberapa pemotretan besok, lagian 'kan besok baru sabtu mom, minggu depan kita juga mau liburan ke puncak. Jadi minggu ini boleh 'kan kalau aku kerja?"

"Kamu lupa, kalau besok abang kamu pulang?"

Freya sudah lupa saat ibunya itu mengatakan kalau kakaknya akan pulang besok, tapi ibunya malah mengingatkannya lagi.

"Abang manja banget, pulang aja harus di jemput satu keluarga." Freya mendengus. "Kalau entar possessive nya kumat lagi gimana? Aku sudah delapan belas tahun loh."

"Bang Jovan 'kan sayang sama kamu, wajar kalau possessive."

"Bang Al possessivenya masih batas wajar aja tuh, bang Jovan tuh lebay Mom. Emang mom enggak ingat pas aku smp, Bang Jovan mukulin chairmate ku cuma karena dia cowok."

"Katanya chairmate kamu ganjenin kamu, mau pegang pantat kamu"

Freya diam sebentar, berpikir kalau haruskah ibunya tahu kalau Jovan yang mencoba menyentuhnya, bukan chairmatenya itu.

Psyco LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang