02

10.5K 916 100
                                    

"Masuklah Baek!" Seulgi mengajak Baekhyun masuk kedalam rumah orang tua angkatnya, ketika mereka sudah sampai disana.

Baekhyun tampak kagum kala melihat rumah milik orang tua angkat Seulgi. Rumahnya benar-benar besar dan mewah, pantas saja Seulgi hidupnya menjadi lebih baik ketimbang saat tinggal di panti asuhan bersama dirinya. Baekhyun hanya membawa baju sedikit dalam tas yang ia gendong, tangan kanannya ia gunakan untuk membawa koper milik Seulgi. Setelah mereka masuk kedalam rumah, Seulgi tampak memeluk kedua orang tua angkatnya yang tengah bersantai di ruang televisi.

Baekhyun berdiri canggung melihat interaksi keluarga tersebut. Sebagian hatinya merasa tercubit. Dia bukan iri, dia hanya merasa senang sekaligus sedih. Senang karena Seulgi tidak bernasib buruk sepertinya, dan sedih karena ia tidak seberuntung Seulgi, sahabatnya.

"Ibu, Ayah, kenalkan ini Baekhyun." Seulgi menarik tangan Baekhyun "Sahabatku dari kecil saat aku masih di panti. Ibu dan Ayah ingatkan? Aku pernah menceritakan Baekhyun pada kalian. Baekhyun akan mencari pekerjaan disini, jadi aku mengajak dia tinggal bersama kita." Seulgi tampak bahagia memperkenalkan Baekhyun kepada kedua orang tua angkatnya.

Namun rupanya, respon yang diberikan kedua orang tua angkat Seulgi berbeda dengan Seulgi. Baekhyun dapat melihat dengan jelas- jika kedua orang tua angkat Seulgi tampak seperti tidak setuju mendengar Seulgi berkata jika ia akan tinggal dirumah itu. Lebih tepatnya menumpang dirumah Seulgi.

Baekhyun membungkuk sebagai bentuk sopan santunnya terhadap kedua orang tua angkat Seulgi.

"Seulgi-ah, bisakah kita berbicara sebentar denganmu?" Ucap nyonya Kang, Ibu Seulgi.

"Ya, Bu?" Seulgi tampak kaget, namun tetap mengikuti langkah Ibunya yang sudah menarik tangannya untuk sedikit menjauh dari Baekhyun.

"Sebentar ya Baekhyun." kata tuan Kang seraya beranjak untuk berbicara bersama Seulgi.

Baekhyun hanya mengangguk dan tetap berdiri disana. Karena sedari awal tidak ada yang mempersilahkan dirinya duduk. Itu bukan masalah untuk Baekhyun, lagipula ia sudah sering berdiri ketika berjualan- jadi bukan masalah serius ketika ia harus menunggu selagi Seulgi berbicara dengan kedua orang tuanya.

Menit demi menit telah berlalu, namun Seulgi dan kedua orang tuanya tidak kunjung kembali. Baekhyun yang penasaran karena merasa sedikit ada yang salah dengan sikap kedua orang tua angkat Seulgi, memilih untuk mengikuti kearah kemana sebelumnya ketiga orang itu pergi.

Sebelum Baekhyun benar-benar dekat dengan ketiga orang tersebut yang ternyata berada di belakang rumah. Samar-samar Baekhyun dapat mendengar jika ternyata ketiga orang itu tengah berdebat mengenai dirinya.

"Ibu, Baekhyun sahabat Seulgi. Tidakkah Ibu mengerti?" Seulgi tampak sedih kala mendengar kedua orang tuanya tidak setuju jika Baekhyun harus tinggal dirumah mereka.

"Seulgi, jika rekan kerja bisnis Ayah bertanya tentang anak lelaki itu- Ayah harus menjawab apa? Tidak mungkin kan Ayah menjawab jika dia adalah teman sewaktu kau masih di panti!" Tuan Kang mengusap wajahnya "Jangan merusak semua yang sudah Ayah lakukan untukmu. Yang orang tahu, kau adalah anak Ayah yang hilang sewaktu bayi."

Keluarga angkat Seulgi bukanlah orang sembarangan, bisa dibilang mereka masuk kedalam keluarga terpandang. Seulgi bisa saja bekerja menjadi sekretaris di perusahaan Ayah angkatnya. Namun ia lebih memilih bekerja sebagai HRD di perusahaan lain. Karena ia tidak ingin dianggap manja menerima semua fasilitas dari orang tua angkatnya tanpa mau berusaha sendiri.

Baekhyun mundur perlahan, langkahnya ia bawa kembali ke tempat semula ia menunggu. Ia sedikit terpukul mendengar penuturan kedua orang tua angkat Seulgi. Setidaknya, dari kata-kata yang terucap dari Ayah angkat Seulgi- keberadaannya akan membuat Seulgi berada dalam masalah. Baekhyun tampak tengah berpikir, ia harus mencari cara untuk bisa pergi dari rumah Seulgi- namun tidak membuat Seulgi sedih.

Time (CHANBAEK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang