Busan tak henti hentinya menyiram jalanan, sampai kapan ini berakhir?Dari dalam jendela, seseorang hanya memandang halaman taman yang basah akibat hujan deras disore hari, ia melamun sembari mendengarkan lantunan tetesan hujan yang mengguyur busan saat ini.
Tak ada satu pun yang peduli, ia lebih memilih sendiri, kebencian itu semakin menjadi tatkala sang pemimpin nahkoda goyah oleh lajuan kapal lain.
Lee hanya seorang yang merasa tak guna untuk hidup, ia hanya ingin pergi meninggalkan semua kecemasan yang kerap kali datang menemui.
Ia pasif sangat melebihi dari kata pasif sekali pun, Lee jarang datang sekolah hari ini dan itu tak ada yang peduli. Tujuan hidupnya adalah ingin pergi. Itu sudah sangat lebih dari kata cukup. Ia sangat menginginkan itu terjadi.
Dengan ia tak dipedulikan, ia juga tak akan mempedulikan kemana ia pergi, prinsip itu akan ia junjung tinggi sampai semuanya berakhir nanti
Lee saat ini hanya mengenal kata membenci dan pergi, selebihnya ia tak akan pernah sedikitpun peduli.
membenci semua yang telah membuatnya seperti ini, dan pergi suatu saat ia telah parah mengalami sakit yang teramat lebih.Diacuhkan? itu sudah biasa ia alami
Dibenci? bahkan, semua orang pun ikut membenci
Pergi? itulah solusi yang tepat untuk mengakhiri semua ini.Note book adalah teman setia yang satu satunya ia miliki, semua kata dalam hatinya tak akan pernah ia lontarkan berupa sebuah kalimat, ia hanya mampu menuangkannya pada secercah tinta pena pada lembar putih yang akan menghitam dengan coretan perasaannya.
Buku itu berisi tentang kebenciannya terhadap mereka yang ikut serta telah membuat kegoyahan dalam keluarga.
tak ada lagi keluarga yang ia punya selebihnya jauh dari lingkungan tempat sekarang ia tinggali.***
POV Lee Jeun Hoon
Banyak yang bertanya bagaimana perasaanku memiliki keluarga terpandang yang kemudian hancur ?
Aku saat itu hanya bisa diam dengan sedikit mengembangkan senyumku, jelas aku akan diam dengan pertanyaan itu, apa yang akan ku jawab ?
Aku hanya bisa membalikan pertanyaan itu kepada sipenanya, karena jawabannya akan sama sehingga aku tak akan menjawabnya lagi, karena sipenanya sendirilah yang akan mengetahui bagaimana rasanya jatuh itu.
Semua pasti pernah merasakan yang namanya jatuh, tapi apakah kita akan bangkit dari luka yang menyakitkan itu?. tidak, tergantung luka itu sendirilah apakah kita dapat mampu bangkit dan hanya menangis merenungi lukanya sembuh dengan sendirinya.
Dan saat ini juga aku tengah mengalami jatuh, aku sering terjatuh dan mudah untuk bangkit kembali tapi, ntah aneh saja pada saat ini aku sulit tuk menggapai sebuah pegangan yang ingin membangkitkan ku kembali.
apakah aku akan permanen mengalami luka menyakitkan ini.Tidak ada manusia yang menginginkan ketidak adilan di dunia ini, begitupula aku. Tapi tetap tak dapat aku pungkiri, hidup di dunia ini selalu tak adil.
Kesempatan memang tak akan datang satu kali saja dalam hidup ini. Aku tahu itu, tapi entah kenapa aku selalu saja melewatkannya, bahkan ketika kesempatan itu datang dua kali menemuiku.
Ingin sekali menjalani sebuah kehidupan baru yang mungkin saja bisa mengubah psikis ku kali ini.
Membangun sebuah kehidupan baru didalam daftar list kota impianku, mungkin ntah kapan aku akan mengunjunginya, aku ingin pergi dari kehidupan ini meninggalkan semua yang membuatku muak dengan segalanya.
Jika memang aku ini tidak berguna dan hanya menyusahkan kalian saja, tolong kembalikan aku pada sang pencipta. Aku hanyalah titipan dari tuhan untuk dijaga, disayang, dan dilindungi. Bukan untuk dihina, dicaci dan juga dimaki.
Disaat hari sejuk yang menyeruak sukma ini, aku hanya dapat memanjatkan lantunan ucapan doa yang ku bisa. 'aku hanya ingin pergi tuhan, itu saja'.
Authors POV
Tuan Hoon kembali kerumah setelah beberapa hari menginggalkan Lee sendirian, tak hanya tuan Hoon yang meninggalkan rumah begitu juga dengan nyanya Hoon yang sudah dua hari entah kemana batang hidungnya.
Tak ada kedua orang tua, temannya pun ikut ikutan menjauhinya semua pergi kedunia mereka masing masing, sementara Lee hanya tinggal sendiri disini.
Anak kecil itu tak akan kuat dengan semua yang terjadi, dikala semua kembali kerumah disitulah tuan dan nyonya hoon memulai pertikaian baru.
Barang-barang berbahan kaca menjadi sasaran empuknya, bunyi bunyi pecahan menambah suasana semakin riuh dibuat oleh mereka. tak lupa umpatan kasar terlontar begitu saja menggema pendengaran.
Pergi adalah tujuan hidup Lee saat ini, amnesia mungkin adalah cara yang ampuh untuk semua masalah yang ada untuk diakhiri sesegera mungkin yang ia bisa.
***
Mereka tak pernah menganggap Lee ada dari bagian mereka, Lee hanya seorang pengganggu saja dimata keluarga, ia hanya sampah yang tak berguna.
Busan masih saja dengan hujan setianya, ia muak dengan percekcokan antara kedua orang tua yang telah dikuasai ke egoisan dari tiap masing masing nafsu itu.
Ia tak ingin berlarut larut dalam masalah yang dihadapi sekarang dan selamanya sampai ia pergi meninggalkan semua ini.
Berlarut dalam masalah hanyalah semakin membuat bertambah masalah saja, ia sudah muak dengan apa yang terjadi sekarang, Lee acap kali pusing sendiri mendengar acara konflik kedua orang tuanya, kalimat kalimat tak pantas ia dengarkan keluar begitu saja tanpa permisi hingga terdengar oleh Lee dengan jelas.
Disaat saat ia merasa akan seperti ini, ia hanya membutuhkan sandaran seorang 'teman' yang bisa mengerti perasaanya sekarang, ia tak punya siapa siapa lagi tidak akan ada seorang pun yang bisa memeluknya, menguatkannya, membagi masalahnya, memberi petuah kepadanya. ia hanya bisa menanggung masalahnya sendiri, itu sudah biasa bagi seseorang yang dilakukan Lee..
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate love
Short StoryDalam hidup ini kita sering dihadapkan dengan situasi yang kelam dan sulit. Jiwa sering tidak tenang dan gelisah selalu ada dalam hati dan pikiran kita. Dalam kondisi seperti ini kita membutuhkan santapan rohani yang dapat menjernihkan hati dan pik...