fiveth_ death, go in peace

18 5 2
                                    

    Hari masih menampakan mentarinya dibalik awan, sehingga cuacanya sedikit mendung tak lupa hujan selalu mengiringinya,

   Lee bangkit dari kamarnya beranjak keluar menghentikan lamuman hujan dari luar, ia tak mungkin hanya duduk-duduk memandangi hujan saja terlebih suara sialan itu semakin menjadi-jadi, oh jangan lupakan barang-barang yang pasti sudah akan berkurang drastis nanti.

   Lee mengambil payung transparan dan jaket tebalnya didalam lemari, beruntung ia simpan barang barang tersebut masih didalam ruangan kamarnya sendiri, jika ia pergi dari ruangan ini saja umpatan-umpatan itu akan dituangkan padanya nanti, maka dari itu Lee tak akan pernah sudi melihat ataupun bertatapan kontak langsung pada mereka.

   Sebelum Lee mengambil barang yang ia cari dari lemari tersebut, sesuatu jatuh dari hadapannya. selembaran kertas berisi catatan kecil perasaannya yang tertulis.

   Lee kemudian mengambil ketas kecil hasil karya hatinya sendiri, berharap tulisan ini adalah curahannya yang terakhir. Ia tak mau harus selalu membagi isi hatinya pada secarik benda mati, ia hanya ingin membagi tekanan hidupnya pada bidang yang juga memiliki perasaan sepertinya.

   Dan sepertinya juga itu mustahil bagi Lee bisa mencurahkan hati yang begitu hancur kepada manusia bernyawa sekarang, karena ia sudah tak punya apa-apa lagi bahkan teman sekalipun, yang Lee bisa hanyalah mencurahkan semuanya pada selembaran kertas ini.

Tuhan..
aku hanya meminta sedikit kepada-Mu
aku muak dengan segala yang ku jalani
kenapa masalah selalu menghampiriku..

Tuhan ..
aku hanya ingin pergi ..
berharap semua telah usai ..
meninggalkan kenangan ini.

Tuhan ..
aku lelah tanpa penyemangat,
semuanya ku tanggung tanpa harap
tak ada yang melirik ku dengan rasa cemas

aku hanya ingin pergi, tak peduli dengan kenangan lampau yang menyiksa ini, aku benci harus mengatakan aku benar benar depresi ..

Tuhan, aku sangatlah membenci mereka, aku benci semua tanpa alasan dan tujuan yang pasti!!

Tuhan..
setiap orang pasti mengalami yang namanya sakit hati, tapi apakah aku harus mengalaminya disetiap hari, disetiap jam, menit, detik yang aku lalui? ..

prinsipku adalah pergi, tujuan utama hidupku kali ini adalah meninggalkan semuanya dengan dosa yang masih lekat pada diri mereka.

dibenci.. itu sudah sering kualami, tanpa ada keterangan mumpuni, mereka bilang

"jangan pernah ikut-ikutan dalam membenci cukuplah kami yang membencimu" aku hanya bisa tersenyum dihapadan mereka tuhan ..

aku selalu menaati setiap perintah-Mu, apakah kau tak mengizinkanku untuk mengabulkan permintaan spele ku yang satu ini, apakah kau tak ingin melihatku bahagia? atau kau sudah bahagia dengan melihat keadaanku seperti sekarang ini ..

aku hanya ingin pergi tuhan, itu saja sudah cukup membuatku bahagia, meninggalkan kebencian terpendam kedalam diri mereka.

surat itu ia buat saat nyonya Hoon menamparnya dengan keras, hanya karena kesalahan kecil seorang yang masih terlalu awam untuk melakukannya.

***

Ia pergi meninggalkan rumah yang masih dengan konflik orang tuanya, ia menyusup kedalam jendela kamarnya, diam diam setelah mengambil peralatan hujan yang ia miliki.

Tujuannya adalah taman kota, jaraknya tak terlalu jauh dari rumah Lee hanya beberapa meter ia akan sampai disana.

   Lee keluar melangkahkan kaki secepat yang ia bisa, hatinya muak dengan suara kegaduhan sialan itu menggema di indra pendengaran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Hate loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang