1. Anya

8 3 2
                                    


-Happy Reading-


Brakkkk...Prang...

"Kamu tau? Kamu itu anak yang tidak pernah kami harapkan!" Teriak seorang ibu berusia 45 tahun kepada gadis seorang gadis kecil.

"ibu...ibu..." gadis itu menangis dan memanggil-manggil ibunya.

"diammmmm!! Anak pemawa sial!" perempuan itu semakin histeris, ia mencubit dan menjambak rambut gadis kecil itu.

"ibu..cakit...cakit bu...ampun!"

"Arini!! Apa yang kamu lakukan???"  seorang laki-laki meraih gadis kecil itu dan melepaskan cengkeraman wanita itu dari tubuhnya.

"ceraikan aku!"

"kita bisa bicara baik-baik Arini!"

"ceraikan aku Frans, aku udah capek miskin!"

"kau sudah gila!!!, ibu macam apa kau ini???

Arini beranjak pergi mengendarai mobilnya.

"Anya bobok ya.." Frans mendudukkan putrinya ke bangku sebelah mobilnya dan memasang sabuk pengaman.

Anjar kakak anya yang berusia 8 tahun berlari mendekati papanya..
"ayah..mau kemana?"

Frans mendekati Anjar.
"kakak sama bi Narti dulu ya...nanti ayah pulang..."

"tapi yah..."

"kakak bantu ayah ya...tetap dirumah"

"baik yah" Anjar ditemani bik Narti mengantar mobil papanya hingga tidak terlihat.

Frans berkendara cukup lama, setelah sampai ditempat tujuan, ia menggendong putrinya masuk kedalam sebuah rumah dengan model bangunan kuno.

"Frans??" Seorang ibu berusia awal 50 an keluar tergopoh-gopoh diikuti laki-laki dibelakangnya.

"mbakyu...kang mas..." Frans bersalaman dengan khidmad.

"duduk" ucap Laki-laki itu kepada Frans.

"ada apa malam-malam kamu kesini le?" Tanya perempuan itu.

"saya mau nitip Anya kepada Kangmas dan Mbakyu, sampai Arini tenang...."

"lalu?" laki-laki itu berdehem dan bertanya tegas.

"Biar Anya diasuh disini, saya mohon...untuk keperluan Anya akan saya penuhi kangmas"

"bukan biaya le, tapi kami sudah tua, jaman ponakan-ponakanmu tidak sama dengan masa sekarang!" Laki-laki itu menyahut.

"soal kasih sayang, saya rasa mbakyu lebih mengerti dibanding Arini" Frans menekuri lantai.

"yasudah, kamu pulang, Anya biar disini" laki-laki itu menegaskan diikuti tatapan tak percaya istrinya. Ada binar ketenangan dimatanya.

Sari dan Teguh sangat ingin tau masalah keluarga adiknya, tapi diurungkan begitu saja, adiknya tampak tidak terurus dan terpukul.

Selama berhari-hari, Anya tak kunjung mau makan, minum susu juga enggan, hiburan dari ketiga kakak sepupunya tidak menarik untuknya.

ANYA'S DIARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang