-Happy Reading-Anya melangkah yakin melalui koridor sekolahnya yang baru, kota ini begitu berbeda, udaranya sejuk segar, pemandangannya indah dan setiap pagi embun turun, bagi Anya ini sangat romantis. Embun sejuk segar yang merelakskan dirinya.
Seorang pemuda tampan dan berkulit bersih sengaja menabrakkan dirinya pada Anya, tidak dapat dipungkiri gadis itu tampak menawan dengan balutan seragam berwarna pink dan bawahan panjang merah maroon, tinggi badannya yang memiliki tinggi 167 cm begitu ramping, kulit bersih dengan leher jenjang banyak menggoda lelaki-lelaki muda hingga usia dewasa.
Brakk... Anak lelaki itu menjatuhkan semua tongkat estafet menjadi berserakan, "maaf kak" Anya berkata lirih sembari membantu membereskan tongkat estafet itu.
Anak lelaki itu tidak memberi jawaban dan... Oh Tuhan..tangannya bergerak meremas pantat Anya sensual. Anya menegang, rasa percaya dirinya hilang. Entah kenapa Anya tidak mampu melawan orang yang melecehkannya secara verbal, ia lantas mengambil salah satu tongkat estafet itu dan memukul-mukulkan pada anak lelaki itu sekuat tenaga, sambil memejamkan mata dan menangis.
"auch..awwww, stoppp! Adawwwh adawwwh" Anak laki-laki itu begitu terkejut dengan sikap Anya, gadis yang tampak manis ini sangat beringas "menarik..." batinnya.
Saat tangannya ditangkap, Anya melepaskan diri tiba-tiba dan berbalik, berlari sembarang arah, Anya merasa kepindahannya adalah bencana, bahkan dihari pertamanya.
"kamu kenapa kak?" seorang gadis menyentuh bahu Anya saat ia duduk dibangku depan perpustakaan.
"eh itu.. Kangen umiku.." ucap Anya tak berbohong walau tak sepenuhnya benar. Selama ini hanya umi Sari yang tau bagaimana menghadapi histeria Anya dan sifat-sifat penakutnya.
"kakak anak baru ya? Kenalin aku Asfa kelas 10-7" gadis ceria itu memperkenalkan diri.
"Anya, kelas 11-9"
"yuk aku anterin kak, nih tissu kak"
Anya menerimanya dengan senyum tulus, menyeka matanya lembut. Anya lantas melangkah bersama Asfa kekelas yang dimaksud Anya.
"itu badriyah kak" bisik Asfa sambil menunjuk gadis cantik dengan atasan super ketat yang menonjolkan milik atasnya yang super untuk ukuran anak SMA.
"hati-hati sama dia kak, dia kelas 12, bikin masalah berarti kita tamat""ah???" Anya bertanya tak percaya.
"nanti kuceritakan" Asfa mempercepat langkahnya.
Anya mengangguk. Matanya tertuju pada pemuda tampan yang paling dibenci dan dihindarinya saat ini.
"itu Ardan" Asfa bergidik ngeri.
Degggg... Dada Anya seolah berhenti sejenak. Cowok gila itu sekelas denganku ya Tuhan??? Batin Anya.
"awas dia PK kak" Anya membulatkan matanya atas pernyataan Syafa. Anya setuju 1000 persen kalo ada.
"udah kak nyampe deh..aku pergi dulu yaaa....udah masuk tuh" bel berdering 3x, Syafa melambaikan tangan. Hijjabnya melambai saat ia berlari.
"makasih ya dik Syafa..." teriak Anya lega. Masih banyak orang baik seperti Ari sahabatnya, Anya bahagia.
Anya menunggu didepan kelasnya sampai satu persatu "calon" temannya datang. Diantaranya ada yang tersenyum, mengangguk bahkan ada yang tak acuh.
Ardan memicingkan mata dan tersenyum miring saat melihat Anya salah tingkah melindungi dirinya seolah ada ancaman besar. Ardan lantas mendekatinya. "cantik-cantik parno! Bikin pengen nerkam orang aja!" Anya bergidik dan beringsut mundur, Ardan tertawa senang.
Anya masuk kedalam kelas saat dipersilahkan oleh Pak Imam wali kelasnya. Anya dipersilahakan memperkenalkan diri. Anya berkenalan singkat, sejauh ini terlihat normal sampai Anya menyadari jarang sekali dikelas ini yang duduk dengan sesama jenis, hanya dua gadis kembar dan tiga pasang lainnya, selain itu mereka duduknya campur, sebangku laki dan perempuan.
Anya melangkah mencari bangku kosong dan dia ingin segera mati saja. Senyum jahil Ardan memberi isyarat, bahwa hanya bangku miliknya saja yang masih kosong. Wajah Anya pias, maniknya berkaca-kaca. Anya lantas duduk dengan posisi sangat miris.
"lo gadis cupu yang menggairahkan tau?" Ardan menyentuh dan mencengkeram paha Anya.
Tuhan, dari setan jenis apa anak ini??? Enam belas tahun tapi mulutnya panas kayak adult minta kawin. Batin Anya.
"maaf kak, jangan ganggu saya!" ucap Anya tegas tanpa memandang lawan bicaranya.
"ganggu?? Nggak An... Aku akan nikmatin kamu..." Ardan terkekeh.
Anya merasakan detakan jantungnya bergolak, perutnya mual dan keringat dinginnya mengucur.
Klik..
Pena Ardan meluncur jatuh saat mereka diminta mempersiapkan presentasi acak. Ardan menunduk, lalu sengaja mencium paha Anya didalam baluta rok. Anya bergidik ngeri. Mendorong kepala Ardan untuk menjauh dari dirinya."presentasi..aku pengen pentrasi ama kamu sayang...ahhhh" Ardan meremas paha anya. Anya reflek menampar tangan Ardan.
"kak!" Anya mendelik, Ardan terkekeh..
"kamu melawan? Aku sange!"
Anya mencelos..cowok ini benar-benar tak tahu malu. Sampah diusia muda, apa akan jadi sampah dimasa mendatang?? Anya menggeleng lemah.
"kak..mohon jangan ganggu Anya"
"ganggu??? Nikmatin aja sayang..."
"Ardan!!!! Kamu maju! Jangan gangu temanmu!"
Anya bernafas lega, ia akan terhindar dari pria sarap yang mengganggu dirinya. Anya sangat terkejut saat menyadari Ardan sangat cerdas dan kompeten saat melakukan presentasi. Keren tapi mesum.
Hari ini Anya menyesali kepindahannya ke kota dan sekolah ini, dan yang lebih buruk, sekali lagi ia menyesal telah hidup hingga saat ini.
*****
Thaaaaks
KAMU SEDANG MEMBACA
ANYA'S DIARY
RomanceGadis 18 tahun ini berkali-kali terhindar dari percobaan kekerasan seksual yang membuatnya trauma. Dirinya yang merasa kotor, harus belajar menerima pernikahan tanpa cinta atas paksaan kedua orang tuanya. Anya Aprilia Kirani "diary...sanggupkah aku...