-Happy Reading-Anya bersama kawan-kawannya asik berenang di sebuah mata air bersih tak jauh dari rumah Sari. Menjaring ikan dan melepaskannya. Anya bermain petak umpet dan bersembunyi dibalik batu besar. Hari cerah ini membuatnya sangat gembira, Anya anak yang baik hati dan ceria..teman-temannya menyukai Anya.
Anya merasa ada yang memperhatikannya, ia mengedarkan pandangan ke segala arah, dan benar matanya tertuju pada sosok yang dikenalnya. Seorang lelaki muda melihat intens pergerakan Anya dan bersiap melakukan sesuatu.
Saat Anya berpisah dengan kawan-kawannya karena hari telah siang. Ia mulai melangkah keluar dari arus air yang hanya selutut anak-anak. Ditangannya ada jaring kecil dan mangkuk plastik untuk meletakkan ikan buruannya sebelum kembali dilepaskan. Laki-laki yang tadi memperhatikannya mendekat dan melambaikan tangannya.
"Sini dek!!" pria yang dilihatnya tadi memanggil Anya dengan lambaian tangan.
"ada apa kak?" Anya bergegas kembali menyeberangi sungai menghampiri sosok yang dikenalnya itu. Tidak ada rasa takut pada diri Anya, rumah laki-laki itu hanya terpaut tiga block saja dari rumah Sari.
Rumah Sari, Bude Anya tergolong pedesaan, sekitar 200 meter dibelakang kebun ada sungai jernih dan sendang semacam kolam renang alami. Anak-anak sangat senang bermain disana, tempat yang rindang dan sejuk.
"Anya mau permen dan uang?" Tanya laki-laki itu, sembari menunjukkan permen lolipop ditangan kanannya dan uang lembaran dua puluh ribuan di tangan kiri.
"eung....gak mau kak, sama Umi gaboleh" panggilan Anya kepada budenya adalah Umi, ia mengikuti cara kakak-kakak sepupunya memanggil Sari.
"Umi Sari gak akan marah...kita kan tetangga dekat, boleh koq kamu dikasih, kakak udah nanya sama umi tadi..." laki-laki itu memaksakan senyumnya.
Anya menerimanya takut-takut. Laki-laki itu meraih tubuh mungil Anya dan mendudukkannya diatas batu, lalu ia kemudian berdiri didepan Anya dan mulai membuka kancing celana dan menurunkan resletingnya.
Diturunkan celana itu hingga melorot kebawah, tak lama celana dalampun ikut ditanggalkan kebawah.
Anya tidak mengerti ada apa, tapi hatinya gelisah, anak perempuan usia 6 tahun itu pernah tau penis milik kakaknya tapi tidak sebesar itu, Anya hanya berpikir laki-laki itu mau mandi, karena dia hanya tau orang akan bugil kalau ingin mandi.
"kakak mau mandi? Kalau gitu Anya pulang dulu, makasih ya udah dikasih..." Anya bergerak untuk turun dari batu tempatnya duduk.
"kamu temenin kakak ya...kamu masih kecil, memekmu pasti sempit dan nikmat" Laki-laki itu menatap Anya dengan tatapan aneh, Anya tidak paham maksud dari perkataan itu.
Milik???? Sempit??? Ahaaa...mungkin maksudnya kamarku"eh iya kak..kamar Anya sempit dibanding kakak-kakak, karena kan aku kecil" Anya menjawab polos.
Laki-laki itu tertawa kecil sambil mendekat, menunduk dan memegang bahu Anya, kemaluannya persis didepan wajah Anya.
"kamu kalo makan permen lolipop itu gimana???" tanya Laki-laki itu menahan nafsu.
"diemut kak, sama dijilat" Anya mulai membuka permen itu dan menjilatinya, memasukkan permen itu kedalam mulutnya dan mengecapnya. "gini kak...enak dan manisssss, makasih ya kak"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANYA'S DIARY
RomansaGadis 18 tahun ini berkali-kali terhindar dari percobaan kekerasan seksual yang membuatnya trauma. Dirinya yang merasa kotor, harus belajar menerima pernikahan tanpa cinta atas paksaan kedua orang tuanya. Anya Aprilia Kirani "diary...sanggupkah aku...