1

14 6 0
                                    


Para anggota osis ber almamater merah sudah berdiri ditengah lapangan memimpin siswa baru pada kegiatan perimaan murid baru. Teriknya matahari menyengat pada pagi itu membuat para siswa ingin cepat beristirahat.

Tetapi tidak untuk empat siswa putri yang berdiri didepan barisan, mereka terlalu semangat untuk mengikuti kegiatan tersebut membuat mereka tidak mudah mengeluh seperti siswa yang lainnya.

Dua siswa berjalan santai menuju lapangan dengan dasi tidak terdapat di kerah baju mereka, salah satu anggota osis menghampiri mereka.

"Kalian murid baru?" tanya siswa osis tersebut.
Mereka berdua terdiam sesaat dan kemudian menganggukkan kepalanya sebagai tanda 'iya'.

Sosok siswa osis didepan mereka berdua geram akan kejadian tersebut, ternyata siswa osis tersebut ketua dalam organisasinya.

"Kenapa kalian bisa terlambat?" tanyanya kembali dengan nada tidak mengenakkan.

"Macet dijalan" jawab salah satu siswa tersebut sambil menatap ketua osis itu seperti menantang.

"Siapa nama kalian?" tanyanya dengan berputar mengelilingi mereka berdua "dan kalian tidak pakai dasi sekolah" tambahnya.

"Nama saya Ziven Daricrad, soal dasi maaf lupa" jawab siswa bertubuh tinggi.

"Nama saya Karel Defian, masalah dasi ketinggalan" jawab siswa disamping Ziven  yang ber alis tebal dengan terdapat bekas tindik di telinga kanannya.

"Push-up sepuluh kali disini" geramnya dengan adik kelasnya tersebut.

Mereka berdua mengikuti perintah ketua osis tersebut yaitu push-up sepuluh kali dengan terik matahari yang semakin menyengat.

Para siswi yang melihat kejadian tersebut terdiam dan memilih diam, sedangkan para siswa mengobrol dengan teman barunya tak memperdulikan jika mereka terkena hukuman.

"Jangan sampai kalian telat atau atribut sekolah kalian tidak lengkap pada masa orientasi siswa baru dan seterusnya, saya tidak mau itu sampai terjadi lagi atau saya hukum lebih berat dari pada ini" tegas ketua osis tersebut. "Dan maaf baru memperkenalkan diri saya Geo Wigaliz selaku ketua osis disini" ucapnya.

"Kalian semua bisa masuk sesuai ruangan yang telah disiapkan" ucapnya sambil mendekati dua siswa terlambat tadi, "kalian berdua bisa menyusul".

~~~

SMA Bavaria yang terletak di Bandung kota dengan kebanyakan murid yang lulus dari sekolah tersebut memiliki prestasi yang baik, tidak sembarangan murid dapat masuk ke sekolah tersebut hanya murid tertentu saja.

Dan merupakan sekolah unggulan dikota tersebut, dan tak heran kebanyakan murid menginginkan sekolah di Sma Bavaria dengan fasilitas yang begitu lengkap tetapi biaya sekolahnya yang begitu mahal juga sesuai dengan fasilitas yang ada.

~~~

Kegiatan diberhentikan sejenak untuk siswa maupun siswi dapat beristirahat terlebih dahulu.

Kantin sekolah yang biasanya tak terlalu ramai kini kembali ramai dikarenakan kebanyakan siswa baru telah berkumpul dikantin untuk mengisi perut mereka yang lapar, sama dengannya empat siswi yang terdapat di meja pojok kantin telah memesan makanan mereka setelah sampai dikantin.

Dengan dua siswi jail yang mencoba memasukan sambal ke mangkok dua sahabatnya yang sedang memesan minuman mereka.

"Kamu masukinnya yang banyak jangan dikit, nanti ga pedes ga seru" ucap siswi berambut hitam lebat dengan gelang tangan di tangan kanannya.

"Ck, tau aku juga" jawab siswi tomboy tersebut yang sedang memasukan dua sendok sambal ke mangkuk sahabatnya.

Kemudian kedua sahabat mereka telah selesai membeli minuman dan ingin cepat memakan makanannya.

"Ni minumnya, rame banget tau ga" geram seorang siswi bergelang biru ditangan kanannya.

"Yaudah makan" jawab salah satu sahabatnya.

"Aduh, pedes banget nih" ucap siswi bergelang biru, dengan raut muka yang memerah karena kepedasan.

"Sama, kalian jahil nih pasti, ya kan?" tanya siswi penyuka warna hijau tersebut, sampai kamar maupun barang lainnya berwarna hijau.

"Yah.... Ketahuan deh" keluh kedua sahabatnya yang sambil menahan tawa, melihat mereka berdua kepedasan.

Setelah selesai makan mereka tidak kembali ke ruangan mereka, tetapi masih berkumpul dikantin dengan canda gurau.

"Eh, nif?" panggil salah satu sahabatnya yang sambil membuka bungkus kacangnya.

"Apa?" jawabnya, Zenifka Maretha siswi yang dipanggil nif oleh satu sahabatnya.

"Kamu ambil jurusan apa?"

"Ipa, kamu?" tanyanya dengan melihat jam ditangannya.

"Sama, kalian apa? Lia? Fio?" tanyanya kepada kedua sahabat yang dijahillinya tadi.

"Sama ipa kita berdua" jawab siswi bernama Barelia Quinzy yang dipanggil Lia.

Dan satu sahabatnya bernama Fiori Eilla yang menganggukkan kepalanya sebagai pertanda benar perkataan Lia.

"Semoga satu kelas ya kita" ucap Ineirta Varestya atau biasa dipanggil Ires. "Eh, ayo ke kelas jam istirahatnya udah habis nih".

"Ayok" jawab ketiga sahabatnya sambil meninggalkan meja kantin.

~~~

Waktu pelaksanaan kegiatan penerimaan murid baru telah selesai, kegiatan ini berlangsung selama tiga hari dan dipulangkan lebih cepat dari murid tingkatnya.

Semua siswa baru telah dipulangkan sekitar lima menit yang lalu, anggota osis mempersiapkan kegiatan untuk hari kedua penerimaan murid baru dan mereka melakukannya dengan baik agar tidak terjadi kesalahan yang ada.

Hari semakin sore cuaca diluar sedang tidak mendukung, awan gelap menutupi langit, petir menyambar dari berbagai arah, gemuruh suara telah terdengar, suara percikan air turun semakin deras dan membuat keadaan sore itu ramai oleh suara hujan yang cukup deras.

Seorang cowok ber almamater merah sedang terduduk menunggu terangnya hujan saat ini sambil mendengarkan musik dari earphonenya.

"HAYO!"

"ANJAY, ngagetin aja lo" kagetnya.

"Belom pulang? Biasanya terobos hujan" tanya seorang yang mengagetkan tadi.

"Almet basah goblok entarnya, mau pake apa besok? Ga pake, cari masalah sama ketos ada"

"Oh iya ya" ucapnya dengan menatap percikan air didepanya.

Sunyi hanya pembicaraan mereka lima menit tadi, saling terdiam dengan pikiran mereka sendiri dan suara hujan yang mendominasi.

"Dar"

Yang dipanggil tidak menyahutti, mungkin karena earphone di telinganya dan suara hujan yang deras membuat suara tersebut tidak terdengar.

"Nandar!" panggilnya lagi, tetapi tetap yang dipanggil tak menyahut.

"DENANDAR GEVIAN!" teriaknya dengan geram karena tak tahan yak disahuti panggilanya.

"Goblok, apaan sih Gi?" sambil melepaskan earphonenya dan memasukkan kedalam tas.

"Ck! Terobos aja nih hujan lah udah ga deres juga, udah mau gelap lo mau tidur disini emangnya" geramnya

"Ogah, yaudah ayok" berjalan menuju parkiran tempat mereka memakirkan motor.

Hanya tersisa dua motor yaitu milik mereka berdua saja, motor sport merah dengan tanda stiker DG milik Nandar dan motor sport berwarna hitam-biru yang terdapat stiker nama Yogi Bramantyas milik cowok yang menganggetkan Nandar tadi.

Kemudian mereka berdua meninggalkan sekolah sebelum hari semakin gelap dan hujan kembali deras.

~~~

Atteindre pourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang