"Nif, baru sampe?" sapa Ires mendekati Zenif."Iya"
"Fio sama Lia belum berangkat ya?" tanyanya melihat sekeliling.
"Kayaknya sih belum"
Mereka berdua berjalan mendekati koridor sekolah dan melihat kedua sahabatnya tengah duduk dipinggir lapangan dengan memakan roti.
"Fi" panggil Ires mendekati mereka berdua disusul Zenif.
"Ya?" jawabnya dengan menatap Ires.
"Udah tau kelas kita-kita belum? satu kelas enggak?"
"Udah liat tadi di mading, kita sekelas kok" jawabnya santai kemudian menghabiskan makanannya.
"Kelas?" tanya Zenif.
"Ipa 3"
"Alhamdulillah kita sekelas" ucap Zenif "Yaudah kita ke kelas entar keburu guru masuk nih" imbuhnya dengan menatap jam tangannya.
"Bentar kita minum dulu napa" ucap Lia menghabiskan air minumnya dan Fio melakukan hal yang sama.
~~~
Koridor kelas sebelas cukup ramai dikarenakan kegaduhan yang dilakukan Yogi dan Hernian mereka berlari-larian disekitar koridor penyebabnya adalah Yogi dengan usilnya mengambil handphone milik Hernian sebab ia hanya sibuk dengan game onlinenya.
"GI!!!" teriak Hernian dengan tetap berlari menyusul Yogi "Gi! balikin hp gue, awas aja lo ya kalo ketangkep" ucapnya masih berusaha menyusul sahabatnya itu.
"Ambil aja kalo bisa, pagi-pagi udah game aja lo" dengan mengangkat handphone milik Hernian ke atas dan masih tetap berlari.
Hernian masih berusaha menyusul Yogi yang berlari cukup kencang sampai-sampai ia menabrak beberapa siswa dan juga siswi yang berada di sekitar koridor tersebut.
"Aduh, Yan santai aja kali" keluh salah siswi yang tidak sengaja ditabrak oleh Hernian.
"Sorry sorry enggak sengaja gue" tanpa mengalihkan pandangan dari incarannya.
Karena koridor kelas cukup jauh dari kantor maka dari itu guru-guru tak mengetahui kegaduhan tersebut. setelah mengejar cukup lama dan menabrak beberapa siswa dan siswi akhirnya ia berhasil menangkap sang pelaku.
"Sini in hp gue goblok" ucapnya ingin merebut handphonenya tetapi Yogi malah memainkannya dengan menggoyangkan ke kanan dan kiri agar Nian tak dapat mengambilnya.
"Enggak semudah itu"
"Serah lo Gi, capek gue" keluh Nian.
Tak jauh dari mereka berdua berdiri empat orang siswa berdiri diambang pintu kelas dengan melihat kelakuan kedua sobatnya itu.
"Pagi- pagi udah buat rusuh"
"Kurang kerjaan"
"Ketahuan guru mampus tu bocah"
Mereka bertiga menatap kedua sobat mereka dengan acuh kemudian masuk ke kelas mereka masing-masing berbeda dengan Feril, ia berjalan mendekati keduanya dengan pandangan sulit diartikan mungkin ia akan marah karena kedua sobatnya dipagi hari sudah membuat kegaduhan saja.
"Balikkin!" perintahnya saat sudah di dekat mereka berdua.
"Ogah Ril, entar ni anak game mulu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Atteindre pour
Teen FictionPasti ada saatnya kebahagiaan itu akan datang dengan cara yang tidak tentu. #12 - menggapai Aug, 20