Chapter 5

1.1K 151 10
                                    


Aku melihat wajah kesal Ino di hadapanku saat ini. Tapi aku tidak peduli. Jika ia ingin menceramahiku lagi tentang kantung mataku yang menggantung seperti sarang tawon, aku tidak akan mendengarkannya. Aku sedang dalam suasana hati yang buruk saat ini. Tangan halus itu memegangi wajahku.

"Apa kau tidak punya pekerjaan lain selain menangisi barang-barangmu sampai matamu bengkak seperti ini? Spa wajah misalnya? Demi Tuhan Sakura! Kau seperti zombie!"

"Apa kau akan diam saja dan tidak menangis jika anak-anak kandungmu dirampas oleh wanita lain?"

Ino mendengus keras.

"Kau berlebihan, Forehead!"

Ia kemudian menata penampilanku sebelum kemudian menyeretku masuk ke dalam kantornya. Sudah tiga minggu aku tidak bekerja di tempat ini. Ia mengajakku duduk di salah satu sofa di lobby perusahaan.

"Ini hasil penjualan kita–"

Ino menyerahkan sebuah check dengan nominal angka yang tidak dapat dikatakan sedikit itu. Aku mengambilnya dengan raut tak bersemangat. Bagaimanapun itu adalah uang hasil penjualan anak-anakku.

"Jumlahnya belum memenuhi hutang-hutangmu–"

Wajahku semakin suram. Sudah menjual anak-anakku, tidak memenuhi hutang-hutangku lagi.

"Cobalah berbicara pada Uchiha-sama. Mintalah perpanjangan waktu atau keringanan untuk mencicil. Setidaknya kita sudah hampir membayar semua hutangmu–"

Aku tertunduk lesu.

"Aku akan membantu mencicil dengan gajiku, Forehead. Kau tenang saja."

Aku langsung saja mengangkat kepalaku dan memandang Ino dalam. Dia benar-benar sahabat terbaikku. Mataku berkaca-kaca. Spontan aku langsung memeluknya dan menangis dalam pelukannya.

"Terima kasih, Ino. Kau terbaik. Aku tidak akan melupakan kebaikan-kebaikanmu."

Ino menepuk punggungku sebelum memaksaku berpisah darinya. Ia kembali membenahi penampilanku dan menyuruhku berdiri.

"Tidak usah dipikirkan, Forehead. Sekarang persiapkan saja untuk berbicara dengan Uchiha-sama. Aku hanya bisa membantu sebisaku. Selebihnya ada di tanganmu. Kau mengerti?!"

Ia menatapku dalam. Seolah memberi semangat padaku. Aku tersenyum kemudian mengangguk. Dan setelah Ino membalas senyumku, akupun membalik badan. Yah, sekarang adalah bagianku. Aku tahu Ino tak mungkin manolongku untuk kali ini. Aku menghela napas, menyemangati diriku sendiri. Dan langkahkupun membawaku ke tempat yang sudah sangat kuhafal dalam ingatanku.

Ruangan Presiden Direktur, Uchiha Sasuke.

****


Aku terdiam menunduk saat mata elang itu menghujamku dengan tajam. Tanpa sadar aku meremas kedua tanganku. Keheningan menyelimuti kami setelah aku mengutarakan maksud kedatanganku.

"Jadi–"

Oke, dia mulai buka suara.

"Kau kemari untuk meminta keringanan?"

ShopaholicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang