BAGIAN
1.0▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔▔
Prespektif Anak
Sekolah Berinisial 'A'
▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁
⋆ s e l a r l e t w i t c h ⋆
Aku pernah dihadang dengan dua pilihan sulit dalam hidup. Bahkan, darah rendahku sampai kumat saking kepikirannya—eh, pengaruh tidak, sih? Intinya, pilihan itu harus dipikirkan matang karena memengaruhi hidupku tiga tahun ke depan.
Tapi tetap, pilihan itu tidak seelite punya Maudy Ayunda.
Jadi, namaku Anugerah Mangata. Sebenarnya artinya indah, penuh filosofi. Anugerah artinya pemberian atau karunia. Sedangkan Mangata, artinya bayangan bulan di air yang berbentuk seperti jalan. Jadi kalau digabungkan, arti namaku kurang lebih: Karunia dari Tuhan yang akan menuju ke jalan yang terang.
Aesthetic tidak, sih?
Hanya saja permasalahan di sini adalah, bagaimana cara memanggil namaku. Dulu waktu SD dan SMP, aku dipanggil Anugerah. Tapi setelah SMK, temanku bilang itu kepanjangan buat nama panggilan. Faktor umur bikin mulut gampang keram katanya. Makanya aku suruh milih, dipanggil Anu atau Mang.
Ya kali dipanggil Mang? Aku saja perempuan tulen sampai ke akar-akarnya.
Anu juga tidak lebih baik sebenarnya. Ambigu banget kan kedengarannya? Tapi agak lebih mending sih daripada Mang. Ya sudah, makanya aku pilih Anu.
"Nu, tugas dari Pak Sandi udah belum lo?" Aku menoleh ke samping ketika Rena—teman yang mengaku kakak iparku—berbicara dengan suaranya yang khas. Bagus suaranya Rena, tapi dia tidak bisa menirukan banyak suara kayak aku.
Aku bisa menirukan suara banyak orang—meskipun belum ada yang menyepakati itu, sih—makanya, aku menyarankan diriku buat ikut seleksi dubber. Sayangnya, bagian dari diriku yang lain malas, nanti ganggu pelajaran katanya. Aku sudah kelas akhir.
Bye, Putih abu-abu.
Kok kayak ada sedih-sedihnya, ya?"Udah, dong. Aku langsung lembur waktu dapet tugas. Biar bisa santai pas kalian pada serius ngerjain, hahaha." Aku terkekeh. Kata teman-temanku, aku kelihatan bagus kalau lagi ketawa doang. Soalnya aku punya dimples di bagian pipi dekat mata. Kayak gini:
KAMU SEDANG MEMBACA
Apriori
Teen Fiction"Jangan menilai sesuatu dari apa yang terlihat, karena kita tidak bisa menilai sesuatu hanya dari satu sudut pandang." Wah, bijak juga ya aku?