Getaran dari iPad-nya membuat tidur Rudi terganggu. Masih dengan mata terpejam dia berusaha meraih benda tipis tersebut di atas Meja kecil, tepat di samping tempat tidurnya. Kembali berbaring tentu dengan iPad di tangan, memijat sejenak kening dan mengusap wajah sebelum dengan berat membuka mata. Menghubungkan panggilan tersebut Rudi kembali memejamkan mata.
"Selamat pagi tukang tidur!!!"
Tersenyum dan kembali membuka mata. Wajah Tasya langsung memenuhi layar iPad-nya."Bangun tukang tidur!! Apa kamu tidak bersiap-siap untuk ke Resto?"
Melirik jam masih ada satu jam lagi bersiap-siap.
"Kau membangunkanku Tas, aku jelas masih mengantuk."
Tawa itu terdengar, "Sengaja sih! Kenapa? Pulang larut malam lagi? Dasar peng --"
"Stop! Jangan sebut kata itu!"
Wanita itu membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur masih dengan tawa.
"Buat lah jadwal untuk pulang tepat waktu Pak Bos! Kau tidak bisa terus-terusan seperti ini dan sulit membagi waktu, hanya untuk hal kamu sendiri."
Tersenyum melihat bagaimana jubah mandi dan rambut Wanita itu terlihat masih basah.
"Pulang awal tadi malam, hanya saja pulang dari Rumah Max kemalaman."
"Oh! Aku jadi merindukan sih kembar. Jen ada menghubungiku beberapa hari lalu mengatakan kapan aku pulang."
"Cepat lah pulang, jangan lupa untuk bawa oleh-oleh yang banyak."
"Dasar ya!"
Suara tawa sahabatnya membuat ngantuk di rasa hilang begitu saja.
"Terima kasih Nona bawel karena sudah membangunkanku, aku akan bersiap untuk pergi ke Resto. Apa James ada di sana? Kali saja kalian habis berhubungan --"
"Rudi!!! Kau belum kena pukulanku ya?! Kamu pikir aku Wanita apaan huh?!"
Rudi seketika tertawa, "Aku hanya bercanda Nona bawel."
"Awas kamu saat aku kembali, aku akan menerjang tubuhmu menggunakan cubitan ala Tasya! Yang begitu pedas!"
"Silahkan aku tidak takut."
"Rudiiiiiiiiiii!!!"
Mematikan iPad-nya Rudi kembali tertawa.
Mengenal Wanita itu kurang lebih satu tahun ini, membuat hidupnya di penuhi dengan hal menyenangkan. Bagaimana tidak Tasya yang dia tahu adalah Wanita dengan segala sikap galaknya, namun baik dalam waktu bersamaan. Tasya adalah sahabat keduanya setelah Maxwell. Sahabat dari Jennifer juga lebih dulu mengenal Wanita itu. Meraih Ponsel berharap ada pesan atau panggilan dari Ibunya namun tetap tidak ada. Maxwell benar Ibunya kali ini benar marah padanya.
Rudi tidak tinggal serumah dengan Ibunya. Karena ingin mempersingkat waktu dia memilih tinggal di Apartemen jaraknya tidak jauh dari Resto. Tapi setiap minggu dia tetap menyempatkan diri untuk bermain ke Rumah Ibunya. Rumah dengan tingkat tiga yang hanya di tinggal oleh tiga orang saja Ibunya, Dita serta Yuda.
~ ~ ~ ~ ~
"Lagi pada ngomong apaan???" Tanya Amar baru saja selesai membersihkan jendela Resto, ikut duduk di belakang bangunan mewah tersebut.
Tempat bersantai di buat khusus oleh Bos mereka untuk beristirahat.
Rayya menoleh tersenyum, "Ini Eri sama Rahmi lagi ngebahas kehidupan Bos kita."
"Kebetulan lo kan baru di sini Rayya, jadi kalian ceritakan saja semua secara detail."
"Ini juga kita lagi cerita Amar." Sahut Rahmi membuat Cowok itu tertawa.
"Ayo dong lanjut??? Mumpung masih ada waktu dua puluh menit lagi sebelum Resto di buka." Rayya penasaran.
"Elo penasaran tentang kehidupan pribadi dua Bos kita? Untuk Pak Max lo harus tahu kalau dia sudah menikah."
"Huh?!"
Eri mencubit pipi Rayya, "Jangan bilang lo naksir lagi sama dia."
"Tidak kok cuma suka gitu saja, gue kan naksir berat sama Pak Rudi." Rayya refleks menutup mulutnya. Melotot kepada teman-teman kerja sebelum tawa mereka membahana.
"Kita harus tahu diri Ray, kalau sekedar naksir sih wajar secara beliau ganteng gitu, baik pokoknya idaman para Wanita. Tapi kalau benaran jatuh cinta bahaya tahu!" Rahmi memberi peringatan.
"Iya gue tahu suka gitu saja. Lagian gue sadar diri Pak Rudi mana mau ngelirik gue yang pemalas gini. Oh iya kalau Pak Rudi belum mau menikah ya?"
"Maksud lo?" Kali ini Amar menatapnya bingung.
"Ya Pak Rudi belum mau menikah seperti Pak Max? Gue sering lihat Pacarnya datang ke sini."
"Itu lo salah paham. Yang lo lihat namanya Mbak Tasya dia itu sahabat Pak Rudi. Orangnya baik kok suka belikan kita-kita cemilan, bahkan nih ya Chef Bobby naksir berat sama dia, walau itu baru sekedar gosip."
"Oh gitu ... hmm." Rayya melirik jam di pergelangan tangan, "Guys ayo segera masuk! Gue takut di marah lagi sama Chef Jo."
"Dia memang begitu orangnya Ray, galak dan berasa Senior berkuasa di sini. Padahal Mbak Karin yang Manajer saja tidak gitu-gitu amat." Eri mulai mendengus kesal.
"Apa pun itu tetap gue khawatir takut di marah kan, gue masuk duluan saja bye!" Rayya mengikat rambutnya sebelum berlari masuk ke dalam.
= = =Ayo tinggalin jejak kalian di sini jan lupa bintangnya juga trims! :)
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You ( The Third Series )
RomanceThis work is protected under the copyright laws of the Republic of Indonesia ( Undang - undang Hak Cipta Republik Indonesia No. 28 Tahun 2014) =================================== [ Seri Ketiga ] It's You (Sekuel dari I'm Yours dan Jennifer Mary) Dia...