It's You -ONE

3.1K 301 66
                                    

Kehadiran dirinya selalu menjadi pusat perhatian bukan di sengaja, melainkan yang sebenarnya terpaksa dia lakukan bahkan setiap hari.

Meraih Tas kerja dan beranjak keluar dari dalam Mobil, memasuki bangunan besar di hadapannya. Sebuah Resto mewah tentu saja miliknya secara pribadi.

Palopo Wilfres Resto.                                 
Usaha yang sudah dia dirikan sejak beberapa tahun lalu. Dia tidak sendiri melainkan bersama sahabatnya, mereka berhasil membangun usaha tersebut hingga berkembang dan semakin di kenal oleh pencinta berbagai Kuliner.  

Kembali berbicara tentang dirinya yang tidak terlalu menyukai menjadi pusat perhatian, tapi setiap kali datang ke Resto mau tidak mau dia tetap menjadi pusat perhatian. Bagaimana tidak jika semua hal tersebut adalah ulah sahabatnya, Maxwell Douglas.

Ruangan khusus pemilik Resto seharusnya di buat tertutup tapi oleh desain konyol sahabatnya, justru di buat di tempat terbuka artinya adalah dinding memisahkan antara Pengunjung datang, dengan lorong menuju Ruangan dia dan sahabatnya hanya di batasi dinding kaca. Jelas saja transparan siapa pun bisa melihat dirinya saat berjalan keluar-masuk.

"Pagi Pak Rudi," Sapa salah satu Pegawainya baru saja selesai menyapu lantai.

"Pagi Amar seperti biasa, kamu paling rajin datang awal di banding lainnya."

"Bapak terlalu memuji saya, tidak juga begitu tapi terima kasih Pak."

Menepuk pelan punggung Amar sebelum melanjutkan langkah kaki menuju Ruangannya. Sebelum itu Rudi membuka sejenak Pintu yang berada tepat di samping Ruangannya, Ruangan tersebut masih dalam keadaan kosong melirik jam di tangan pukul delapan pagi, masih ada waktu satu jam ke depan sebelum Resto di buka.

"Selamat pagi Pak."

Menutup Pintu dan menoleh, "Hai, selamat pagi."

Wanita dengan postur tubuh tinggi dan ciri khas memakai kacamata bulat, dia Karin - Manajer di Resto-nya.

"Ada beberapa Dokumen untuk pengeluaran dan pemasukan terbaru bulan ini Pak. Apa Bapak mau mengeceknya sekarang?"

"Boleh." Membuka Pintu Ruangannya dan masuk ke dalam, sejenak Rudi menatap bingung pada kiriman tersimpan manis di atas Meja.

Menoleh kepada Karin meminta penjelasan Wanita itu tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menoleh kepada Karin meminta penjelasan Wanita itu tersenyum.

"Kiriman Paket Kopi dari Mbak Tasya."

"Oh," Mengangguk tersenyum Rudi segera duduk di ikuti Karin.

"Tidak ada kendala untuk bulan lalu?"

"Tidak Pak semua berjalan lancar seperti biasa. Bahkan ide Bapak mengeluarkan Menu terbaru belum lama ini, menjadi hal menarik dari Pelanggan setia mau pun baru, yang mencoba sehingga terus laku dan habis dalam waktu setengah hari saja."

Rudi puas untuk hasil kerjanya melihat isi dari Dokumen beserta seseorang, sudah menandatangani Dokumen untuk bulan lalu duluan dari dirinya.

"Bisa jelaskan kenapa dia sudah tanda tangan duluan? Jangan bilang?"

"Iya, seperti yang Pak Rudi pikirkan jika untuk dua hari ke depan Pak Maxwell izin tidak masuk, jadi segala hal berhubungan dengan dirinya beliau selesaikan kemarin sore."

Rudi menatap tak percaya dan menghempaskan Map dia pegang begitu saja ke atas Meja. Tentu hal tersebut membuat Karin tertawa lucu, bagaimana tidak jika Bosnya itu selalu saja jengkel akan ulah Bos mereka yang lain, tapi bagaimana pun Karin sangat tahu jika kedua Bosnya berhubungan baik mereka sudah seperti Keluarga bukan lagi seperti sahabat biasa.

"Apa-apaan ini? Membiarkan saya mengolah Resto sendiri, sementara dia enak-enakan bersantai di Rumah?!!"

Karin semakin tertawa, "Jika ada sesuatu tidak mampu Bapak kerjakan sendiri, saya siap membantu."

"Ya ya ya, terima kasih Karin kamu terbaik."

"Mau saya bikin kan Kopi? Sayang juga jika masih di anggurkan dalam Paket Pak?"

"Boleh, bikin juga untuk kamu dan yang lainnya."

"Maksud Bapak?"

"Kita minum kopi bersama pagi ini. Bagaimana pun saya tidak suka, menikmati rezeki dari sahabat hanya sendirian."

Ini yang di sukai Karin beserta Pegawai lainnya. Bos mereka baik Rudi mau pun Maxwell sama-sama mempunyai sifat rendah hati, tidak membatasi diri antara Pemilik Resto mau pun Pekerja di dalamnya.

"Siap Pak."

Melihat Karin beranjak dan meraih Paket Kopi tersebut, Rudi seketika tertawa pelan.

"Panggil saya ketika Kopi siap untuk di minum."

"Baik Pak!"

Menyandarkan punggungnya di Kursi Rudi mengecek Ponsel. Satu pesan masuk dari Tasya membuat Pria itu tersenyum.

...
Pagi Chef, jangan lupa di minum Kopinya untuk membuat harimu bersemangat!

Note: jangan rindu karena aku belum kembali pulang dari Bali untuk satu minggu ke depan :P
...

Tertawa membaca isi pesan tersebut Rudi segera membalasnya.

...
Aku tidak akan merindukan Nona bawel sepertimu. Saat kembali jangan lupa bawakan oleh-oleh yang banyak untukku:)
...

Beranjak dari Kursi Rudi berjalan menuju Lemari Pendingin di sudut Ruangan.

Ana Tasya Sanbela.

Dia mengenal Wanita itu satu tahun lalu, tepatnya saat Rudi melihat Wanita itu menangis di Rumah Sakit dan mereka menjadi dekat setelahnya. Bersahabat dengan Maxwell membuat Rudi juga mengenal baik teman-teman dari Istri sahabatnya itu. Siapa sangka dia menjadi lebih dekat dengan Tasya, Wanita dengan sikap ramah, lucu dan menyenangkan. Dan dalam waktu beberapa bulan saja mereka terikat dalam suatu hubungan di namakan sahabat.


= = =

Seri ke-3 dari i'm yours dan jennifer mary. Ini adalah seri terakhir. Karya ke -11 yang aku publish di watty.

Mohon support dari kalian berupa like dan comment, agar cerita ini dapat berkembang serta menjadi kesayangan tersendiri di hati kalian

Trims!

Salam manis dari penulisnya,
Ayuhyda:)

It's You ( The Third Series )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang