First Secret

10 0 0
                                    

"Kenapa? Kalau nggak mau bilang kamu kenapa, aku nggak bakal ceritain lagi tentang  Mori lagi !"ancam Lingga. Ya, dia menyukai Mori, anak kelas 4D. Mori sekelas denganku saat kelas 1 dan 2. Ia memang cantik.

"Eerrr,"aku tak yakin ingin membocorkan rahasia ini, tapi ...

"Ayolahh, yaudahlah, aku nggak bakal kasih tau kamu tentang Mori lagi,"Lingga berpura - pura marah.

"Yaaa, yaudah deh ... Tapi, kamu janji ya jangan ngasih tau ini ke siapa - siapa. Oke?"aku menyerah. Lingga tersenyum, "Nah, gitu dong,"

"Arla suka sama aku, nah tadi aku langsung lari aja soalnya aku nggak mau ketemu dia dulu,"ujarku cepat - cepat.

"Hah!? Arla kelas 4C itu?"Lingga merespons. Aku mengangguk, "Ssst, jangan bilang siapa - siapa ya,"

Aku mengecek jendela depan kelas, takutnya masih ada Arla. Ternyata memang masih ada. Ia bersama satu orang temannya, tapi tidak terlihat begitu jelas. Soalnya, aku takut nanti dia bisa melihatku mengintipnya.

Aku kembali ke bangku-ku lagi. Sudah banyak anak yang masuk. Termasuk Ifra, Kila dan Keisha dan masih banyak lagi. Tapi, Bila tak kunjung datang.

Mana sih si Bila, kok aku tinggalin tadi di luar tapi kok nggak masuk - masuk ya?

gumamku. Panjang umur, Bila langsung masuk ke kelas dengan santai.

"Bil, kok kamu lama banget sih di luar?"tanyaku heran. 

"Enggak kok, enggak papa"jawabnya datar. Ia memakai kaus kaki putihnya setelah menaruh mukena di lokernya.

"Bil, kamu jangan bohong deh. Sebenarnya ada apa sih?"aku tidak mempercayai Bila. Terlihat dari sorot wajahnya yang membingungkan.

"Aku nggak bohong kok,"katanya lagi. Aku memastikan. 

"Bohong itu dosa lho, Bil. Orang yang suka berbohong masuk neraka. Allah nggak suka anak yang suka bohong. Aku tau kamu punya rahasia yang kamu tutup - tutupin ke aku. Kelihatan kamu itu bohong tau. Udah, kamu jujur aja, aku nggak bakal marah kok,"aku mengetes. Bila masih diam.

"Tadi aku lihat dia di depan kelas,"kataku. "Kamu punya cerita kan tentang dia? Ayo ceritain! Bohong dosa masuk neraka lhoo,"aku melanjutkan.

Bila masih diam. 

Aku sebal sekali dengan Bila. Aku tahu dia pasti menyembunyikan suatu rahasia tentangku dari Arla. Terlihat dari wajah polosnya itu. Tapi, dia masih saja belum mengaku. Aku mengetesnya lagi dengan ku-cueki saja dia. Tapi masih tak mempan.

"Bilaaa ... Ayolahh, bohong itu dosa besar! Kamu nggak takut nanti Allah siksa di akhirat karena kamu suka berbohong? Ayolah, aku nggak bakal bilang ke siapa - siapa dan aku nggak bakal marahin kamu kok. Aku janji,"aku berusaha membujuknya lagi. Bila tampak berpikir panjang sebelum ia berkata,

"Eeemm, yaudah deh. Sini,"Bila menyuruhku untuk berdekat padanya. Mungkin, agar tiada orang bisa mendengarnya.

"Nah, apa?"tanyaku.

"Tadi aku ngobrol sama Arla,"katanya. Aku terkejut, ia melanjutkan, "Tadi dia nanya tentang kamu ke aku. Aku jawab aja deh,"

"Apa? Dia nanya apa?"aku benar - benar terkejut setengah mati. Bagaimana ia bisa nekat sekali bertanya tentangku pada Bila?

"Dia nanya, kenapa setiap kali ada dia, kamu selalu kabur.  Awalnya aku nggak mau jawab, aku mau masuk kelas aja tuh, tapi dia maksa. Kalo aku nggak kasih tau dia, aku entar dimarahin. Kamu tau sendiri kan kalo dia marah kayak gimana,"jelas Bila panjang kali lebar.

"Aku nggak tau cara dia marah kayak gimana,"

"Yaaa, karena dia nggak bakal berani lah marahin kamu. Sedang kamu ketua kelas, terus orang yang dia sukai lagi,"timpal Bila. Eitts, tapi tunggu ...

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 24, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Make AmendsWhere stories live. Discover now