part 1.suatu keyakinan

204 12 2
                                    

Happy reading!
______

Seorang gadis 17 tahun sedang melamun di balkon kamarnya, ia sedang bergelut dengan pikirannya. Ia bingung dengan keputusan yang sudah ia buat ia akan kembali ke Indonesia tempat dia dibesarkan, tempat dimana ia disakiti, tempat dimana ia tidak bisa melupakan kenangan nya yang membuat dia miris! Untuk diingat.

"Heyo!!" Gadis itu terkejut dan melihat ke Belakang, dan benar saja dia kakak laki-laki nya.

"Melamun aja lo."ucap kakak laki-laki nya yang bernama Delvin Faresta Rahendra Dan seorang gadis yang dikejutkan itu adalah Adsila Monica Rahendra

" Heh.Lo mau buat gue jantungan hah?!? "Adsila berteriak dan marah

" Selow dong garang amat mbak."goda delvin

"Selow selow otak lo somplak! udah ngagetin malah selow selow untung ga jantungan." Adsila mencibir, delvin terkekeh mendengar adeknya itu kesal.

"Maaf deh maaf." Delvin memohon ampun pda adeknya itu.

"Bodoamat." Adsila memutar bola matanya jengah dan pergi masuk ke kamar

"Oya dek gue mau tanya?" Tanya delvin

"Tanya apaan bang?"Jawab adsila penasaran tumben saja abangnya tanya harus izin. "Tumben izin." Ucapnya sinis delvin yang mendengarnya hanya menggaruk tengkuknya. Tersenyum kikuk.

"Gapapa sii, cuman buat berjanda aja heheh" Guyon delvin garing

"Hah? Janda? Canda kali bang elah jangan ubah ubah ah ga enak" Jawab adsila sambil Kerala

"Ga enak ga enak emang ada rasanya?" Tanya delvin polos. Dasar abangnya ini emang agak polos tapi polos polos tolol.

"Ya gak lah!  Udah cepet mau Tanya apaan si ah kepo gue nih,"adsila kesal. Sedari tadi ia kepo dengan pertanyaan nya malah tarik ulur waktu aja.

"Nungguin yah hahahaha! " Kerala delvin garing adsila menatapnya datar.

"To the topic" Ucap delvin lanjutnya.

"Lo emang beneran udah yakin mau balik ke Indonesia lagi? "Tanya delvin dengan muka serius dan cemas

"InsyaAllah bang gue yakin," adsila matanya berubah sendu

"Gue tau lo masih ragu untuk kembali tapi kalo lo belum siap gue bisa omongin ini ke kakek nenek." Delvin menatap adiknya itu dengan tatapan sendu.

"Gausah bang,Kan ada lo yang bakal ikut juga kesana jadi abang ga perlu khawatir. Gue insyaallah udah siap" Adsila memegang pundak delvin lalu tersenyum

Delvin menghembuskan nafas nya pasrah. Adiknya benar, kalo ia akan ikut juga ke Indonesia tapi dia takut kalo adiknya mengingat masa lalunya
yang membuat ia terpuruk.

"Baiklah kalo keputusan lo udah yakin. Dan ingat,abang akan ada selalu disamping lo jadi kalo lo ada masalah bilang sama gue." Delvin tersenyum manis.

"Ay ay ay captain. Huh gue kangen Suasana indo,"sila memberikan hormat.

"Emang lo doang, gue juga kali " Delvin mengacak acak rambut adeknya

"Ish abang jangan diacak acak!" Adsila menepis tangan delvin yang ada dikepalanya. Karna delvin tidak mau mendapat pukulan dari adek nya ia berlari sangat kencang dan masuk ke kamar nya sendiri yang bersebelahan dengan kamar adiknya.

"AWAS AJA LO BANG!!" teriak adsila.
Kini adsila berbaring di kasur dan memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Ya.. Adsila  harus yakin dengan keputusannya yang ia Sudah ia pikir pikir dengan matang Dan keputusannya ini sudah bulat.

Akhirnya adsila beranjak dari tempat tidurnya dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.

Setelah selesai mandi adsila berbaring di kasur king sizenya dan tidur.

Adsila story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang