Gilang dan Rara

25 1 1
                                    

"Ra... bangun Ra.. udah jam berapa ini sayang?" sambil menggoyang-goyangkan badanku.

"Hiiihh..apaan sih Mah, Rara masih ngantuk." Ku sembunyi lagi dibalik selimutku. "RARA! Ini udah siang, kamu kan hari ini ujian nasional Nak." Langsung aku sigap bangun. Terbelalak. Segera pergi ke lemari ambil baju seragamku. Aduh berantakan batinku. "Rara! Kamu nggak mandi. Ya Tuhan, anak perempuan Mama joroknya minta ampun." Aku abaikan apa yang tadi Mama bilang tadi. Siapa juga yang mau nyium aku. GAK BAKAL ADA!

Bakal bener-bener telat aku. Langsung cus berangkat dengan sepeda setiaku. "Daaa Mama, Rara berangkat." Teriakku. Saat menuju luar rumah tiba-tiba... Braaakk!!

"Aduh." Tangan dan kakiku lecet. "Maaf maaf. Kamu gak..." sebelum dia melanjutkan bicaranya, udah aku sahut duluan. "Nih lihat, lecet. Sakit tau. Kamu kalo bawa motor jangan ngebut bisa nggak sih? Udah tau ini bukan area perkebutan." Kesalku dengannya. "I..iya maafin aku. Sini aku bantu bangun." Dia membantu untuk membangkitkanku. "Huh! Untung Mamaku nggak tau. Kalo tau ya bisa berabe." Pekikku. "Mau aku anterin sekolah? Tidak memungkinkan dengan keadaanmu yang sekarang untuk naik sepeda sendiri." Tawarannya padaku. "Kenalin aku Gilang. Namamu Rara kan?" Ih! Bagaimana dia bisa tau namaku. "Udah. Jangan dipikir. Itu seragammu ada identitasnya. Ayok keburu telat!" dia langsung menuju motornya. Dan aku jalan pun pincang.

"Ra, nanti pulang sekolah aku jemput juga ya? Sebagai permohonan maaf dan pertanggung jawabku." Tawarannya lagi padaku. "Modus!" gumamku pelan. "Apa? Aku gak denger? Aku anggap itu sebagai jawaban iya. SMA mu mana?" Bisa-bisanya dia jawab begitu. Yaudah lah ini kaki sama tangan masih sakit. Gakpapa pulang dianterin dia. "SMA 25." Ujarku.

Ini udah kelewat jam. Masih boleh masuk kelas nggak ya. Hari ini penentuan hidup dan matiku.

Tok Tok Tok...

"Maaf Pak terlambat, tadi ada insiden di jalan." Guruku langsung lihat dengkulku yang lecet tadi. "Sudah kau obati?" Haa! Nggak dimarahi aku telat? Tumben guru killer satu ini. Jadi pusat perhatian dikelas. Teman-temanku semua mengarah kepadaku. "Belum Pak." Eh! Iya ya. Kenapa cowok tadi itu nggak ngobatin lukaku dulu. Dasar!

"Kau obati dulu lukamu. Sana ke ruang UKS. Nanti kau nyusul saja ujian pelajaran Bapak. Lain kali, kau hati-hati. Tengok kanan-kiri, bukan lirik sana-sini." Apaan sih nih guru ga-je-nya kumat. Aku langsung menuju ke ruang UKS. Oh ya, yang jaga kan mas magang itu. Cakep banget sumpah. Gakpapa deh ya jeng-jeng sebentar.

"Permisi Pak. Saya mau ngobatin luka saya." Dia melihat wajahku sebentar lalu mengarah ke lukaku. "Itu kenapa sampai lecet begitu? Kamu duduk disana dulu saya carikan obat luka." Lalu dia ke tempat penyimpanan obat. Udah ganteng, baik, calon sarjana pula. Tapi kenapa dia malah magang disini kenapa nggak dirumah sakit aja.

"Lain kali hati-hati, kenapa ini bisa lecet begini?" tanyanya sambil mengobati lukaku. "Emm, tadi aku na...." Brakkk! "Hai broku. Lagi apa ka...Eiittss kamu ngapain disini? Bercinta ya?" Ini cowok yang tadi nabrak aku kan? Ngapain coba disini. "Heh kamu! Ngapain kesini coba. Bercinta-bercinta gundulmu. Nih liat lagi ngobatin lukaku. Dasar cowok mesum!" Hiihh! Ingin ku cakar-cakar wajahnya. "Ini Andre temenku. Aku bosen ditempat magang makanya kesini mau ngecengin cewek-cewk SMA. Hahaha..leeppp." Ku sumpel kapas dimulutnya. Cowok kurang kerjaan ya begini nih. "Huek huek.. apaan sih kamu cewek ganas. Udah Ndre gak usah diobatin." Kurang ajar. Dia yang harusnya ngobatin. "Ka..." lagi mau ngomong udah disaut duluan sama Kak Andre. "Udah-udah, kalian udah saling kenal?" aku langsung nyerobot "Nggak kenal sebenarnya cuma tahu aja. Dia tadi yang nabrak aku. Tanggung jawab cuma nganterin aja tadi ke sekolah terus luka ini dia diamkan begitu saja. Sakit Kak Andre sakit. Huhuhu jahara banget kan dia." Pura-pura ngerengek nangis biar tahu rasa dia. Gilang cuma diem. Mungkin dia juga ngerasa bersalah juga karena ugal-ugalannya dia tadi. "Bro? Kenapa diem? Jawab! Lo tadi yang nabrak dia?" tanyanya untuk meyakinkan Gilang. "Iya bro maaf. Gue nggak sengaja." Haa? Nggak sengaja apaan. Jelas-jelas dia ugal- ugalan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 23, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GILANG DAN RARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang