PART 2

565 19 2
                                    

Part 2

Aku lalu memasuki kelasku yang sudah amat ramai. Ada yang berbincang-bincang, bermain, mendengarkan musik, dan ada yang sambil duduk-duduk diatas meja?! Ampun deh!! Mereka ini, kalau ribut gak nangung-nanggung, langsung semuanya sesuka hati. Semaunya sendiri.

Tanpa memperdulikan keributan yang ada, aku langsung mencari sebuah bangku yang kosong. Untukku tentunya. Dan yang tersisa adalah kursi dibagian belakang. Barisan tengah. Sebenarnya, aku mau duduk disana. Tapi........kursi itu dikelilingi oleh cowok-cowk. Kucari lagi kursi yang lain. Namun akhirnya aku hanya bisa pasrah. Karena cuma bangku itu saja yang belum dihuni.

Akhirnya kulirik kursi itu lagi dengan tatapan pasrah. Aku lalu berjalan kekursi itu sambil sesekali menghembuskan nafas pelan. Yah.......beginilah akibatnya bila jadi yang terakhir. Dapat si-sa-an.

Tak beberapa lama setelah aku duduk dibangku tersebut. Aku melihat seorang lelaki paruh baya yang sedang berjalan disamping kelas. Sepertinya dia seorang guru dan mungkin malah menjadi wali kelasku.

Dan dugaanku ternyata tepat!

Begitu dia lewat, semua murid langsung menghentikan aktifitas mereka. Masing-masing dari mereka, sekarang malah sibuk mencari tempat duduknya sendiri. Akibatnya ada yang saling nabrak, saling dorong, dan saling meneriaki. Ujung-ujung mereka bukannya duduk malah adu mulut diperjalanan menuju bangkunya sendiri.

Tapi begitu terdengar bunyi pintu berderit, semua kepala langsung terarah ke sumber suara. Detik berikutnya pintu kelas terbuka, para murid sudah duduk ditempatnya masing-masing. Lalu 2 detik berikutnya, lelaki paruh baya itu masuk kedalam kelas yang hening/ mungkin malah sepi, saking sunyinya. Diruang itu tidak terdengar suara apapun selain bunyi langkah kaki pria itu. Tak ada bergerak apalagi bersuara. Semuanya langsung berubah bagai patung. 

Hanya selisih 2 detik. Jauh lebih cepat dan baik dibandingkan kelasku yang dulu, di SMP, yang membutuhkan waktu 5detik.  Well.......hanya butuh 3 detik untuk menciptakan kelas yang sunyi sepi seperti ini. Tidak buruk.

Kulihat pria itu berjalan ke bangku yang terletak di pojok kanan paling depan. Meja khusus guru. Ia memakai kemeja bermotif garis-garis berwarna biru. Ia membawa buku-buku tebal yang diapit oleh tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya sibuk membetulkan kumis panjangnya itu.

Sangat kuno. Itulah penggambaran pertamaku tentangnya.

Kegiatan belajar mengajar pun dimulai, dengan kegiatan yang biasa-biasa saja. Kami disuruh oleh Mr. Gono, guru bahasa inggris sekaligus wali kelas kami, untuk memperkenalkan diri satu persatu. Setelah itu ada pengenalan materi, cara penilaian, denah sekolah, pemberitahuan tentang fasilitas penujang KBM, buku pelajaran, pembuatan jadwal piket dan lain-lain.

Tempat duduk kami pun diatur ulang. entah karena apa. Mr. Gono menyusun ulang tempat duduk kami secara selang-seling, yaitu cowok-cewek-cowok-cewek-cowok-cewek-dan seterusnya. Jadinya, sekarang tempat dudukku bukan dibelakang lagi. Tapi jadi dibarisan tengah, baris 3 bangku 2/5 dari depan.

I'm so LONELYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang