4. Kembali

24 5 6
                                    

Happy reading...


Jung chaeyeon, seseorang yang pernah hadir dalam hidup soobin. Kini berada di hadapannya, rasanya seperti keembali kemasa lalu. Melihat chaeyeon, soobin kembali mengingat masa remajanya.

Kisah cinta yang memang berakhir menyakitkan.

"Terimaksih sudah mau menyelamatkan putriku, aku berhutang pada mu."ujar soobin santai.

Chaeyeon tersenyum tipis.

"Sama-sama, tapi jangan anggap kau berutang karena aku melakukan ini dengan tulus."ujar chaeyeon datar tanpa ekspresi.

Soobin mengangguk pelan, lalu memandang yubi yang terlihat begitu dekat dengan chaeyeon. Melihat yubi yang bahagia soobin juga bahagia, yubi mengalami banyak perubahan saat bertemu chaeyeon.

"Chaeyeon sekali lagi terimakasih, aku dan yubi pamit dulu."ujar soobin.

Yubi yang mendengarkan dady-mya mengatakan itu kini berlari ke arah chaeyeon, dan memeluk chaeyeon dengan erat.

"Ani dady, aku mau mommy ikut bersama kita."ujar yubi.

Chaeyeon berjongkok, menyesuaikan tubuhnya dengan tinggi yubi.

"Yubi sayang, kau tidak boleh begitu. Kembali-lah pulang bersama dady, ia sudah sangat merindukam mu. Mommy tidak bisa ikut sayang, mian..."ujar chaeyeon lembut.

Yubi mengeleng pelan, rasanya ia ingin menangis. Walau pertemuan-nya dengan chaeyeon sangat singkat, ia benar-benar sudah sangat menyayangi chaeyeon. Berpisah adalah hal yang berat untuknya.

"Yubi sayang, kau tidak boleh begitu. Kasihan dady mu, ia tidak bisa sendirian. Ia butuh kamu."

"Dan yubi butuh mommy"

Yubi memeluk chaeyeon erat, mungkin ini bisa jadi terakhir kali ia memeluk chaeyeon. Kalau mereka masih bertemu, yubi sangat bersyukur. Karena tuhan sudah mengabulkan permintaamya.

Chup!

"Sampai jumpa lagi mommy, don't say goodbye."ujar yubi.

Chaeyeon mengangguk, jujur ia juga akan sangat merindukan yubi.

Saat mobil soobin berangkat, kaca mobil tiba-tiba terbuka. Memperlihatkan soobin yang melirik chayeon sekilas, lalu mengalihkan pandangannya.


***

"Hiks...hiks"

Tubuh ku bergetar, tagisan ku kini tak bisa di hentikan. Aku kembali bertemu dengannya, seseorang yang pernah menempati hati ku.

Jujur, aku sangat merindukan-nya. Dan dimana saat aku sudah melupakannya, takdir kambali mempertemukan aku dan dia.

Luka lama yang sembuh, kini kembali terbuka secara perlahan.  Sakit, sangat menyakitkan, apa guna? Aku hanya bisa menangis dan menangis.

"Kenapa? Dimana saat aku sudah melupakan mu, takdir kembali mempertemukan kita? Entah ketidak sengajaan, maupun sudah di rencanakan. Hentikan! Aku sudah lelah!"

Aku benar-benar lelah, bisakah hidup-ku tidak di datangi masalalu? Mengapa! Kenapa aku harus kembali bertemu dengan dia, jika hal itu hanya membuat aku merasakan sakit. Tolong hentikan! Semua tidak ada gunanya.

Tubuh-ku bahkan sudah tidak sanggup untuk berdiri, kenapa? Aku begitu lemah! Tidak cukupkah orang tuaku pergi? Cintaku hancur! Dan kini takdir kembali menghadirkannya! Permainan apalagi ini?

"Eomma, appa tolong aku."

Air mataku kini tak bisa di hentikan, bahkan aliran air di pipi ku semakin menderas. Ingatan masalalu kembali menghantui, dan hanya memghantarkan kepahitan masalalu.








Soobin mengusap wajahnya pelan, kepalanya kini terasa berat. Ia merasa butuh istirahat sekarang, dan memilih berbaring di ranjang kamarnya dengan tenang. Mencoba tertidur, tapi sayang tidak bisa.

"Ada apa dengan ku?"guman soobin.


"Soobin-na, chagi ya"

"Hmm"

"Kau marah?"

"Tidak, untuk apa aku marah?"

"Jangan berbohong itu sangat kelihatan, mian jika aku salah..."

"Sudah aku bilang aku tidak marah, aku hanya butuh kamu di sini."

"Karena?"

"Karena saat kau berada di dekat ku, aku merasa lebih tenang."

"Jadi kau tidak bisa hidup tanpa ku?"

"Menurut mu? Pikirkan saja sendiri."

"Hmm, saranghe"

"Nado saranghe."



"Aaaakkk!!!"

Soobin membanting semua nenda yang ada di dekatnya, melampiaskan semua rasa di dalam hatinya. Rasa sakit yang benar-benar menyiksa.

"Hiks... aku benci!!!"

Soobin mengacak rambutnya, dan menjambaknya dengan kasar. Ingatan itu kini kembali terlintas, membuat soobin tersiksa secara batin. Ia bahkan sudah tak bisa lagi mengendalikan gejolak emosi dalam hatinya, entah kenapa rasanya semakin menyakitkan?

"Hikss... kenapa kita harus kembali bertemu? Tidak cukup kah? Tidak cukup perasaan ini membuat aku tersakiti dan tersiksa?"

Soobin memukul dinding dengan kasar, melampiaskan semua rasa sakitnya. Hingga tanpa ia sadari tanganya sudah terluka, tapi itu tidak ada bandingnya dengan luka yang ada di hatinya.

Plak!!!!

Suara pecahan kaca kini terdengar begitu jelas.

Yubi yang mendengar pecahan dari kamar dadynya membuat rasa khawatir mulai muncul, dengan cepat yubi berlari menuju kamar dady. Akan tetapi tangannya tiba-tiba di tahan oleh bu  whang.

"Yubi, biarkan dady mu sendiri. Ia butuh ketenangan dan istirahat."ujar whang.

Yubi terdiam, ia menghentian niatnya untuk menghampiri dady-nya, Dan memilih kembali ke kamar.









TBC.

Maaf kama update, dan maaf juga singkat.

Clari sekarang lagi lelah, dan sudah sangat mengantuk. Nanti part berikutnya akan clari usahakan panjang.

Maaf jika ada kesalahan dalam kata maupun kalimat, author hanya manusia.

Vote dan coment.

Tinggalkan jejak ya😊.

See u💕

SunriseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang