5. Merindukan mu

25 6 4
                                    

Happy reading...










"Dady? Gwencana?" Tanya rubi memegang tangan sang dady.

Soobin tersenyum tipis, lalu memeluk yubi. Yubi yang merasakan sesuatu yang aneh pada dadynya, perlahan melepas pelukan tersebut.

"Dady katakan pada yubi, apa dady punya masalah?"tanya yubi mengelus pipi soobin.

Jujur soobin sangat rapuh, ia butuh putrinya sebagai penyemangat, ia hanya punya yubi. Tidak ada yang lain selain yubi, putri kecilnya satu-satunya harta berharga miliknya.

"Dady baik-baik saja."ujar soobin tersenyum tipis.

Yubi kembali memeluk soobin, ia tahu dady-nya berbohing. Dady-nya sedang tidak baik-baik saja, buktinya saja ia mendengar isakkan dady yang terdengar kecil.

"Dady, yubi disini untuk dady."ujar yubi mengeratkan pelukkannya.






¤¤¤


Chaeyeon kini sedang duduk bersandar pada jendela, sambil menatap lagit yang gelap, mendakan sedang mendung dan hujan akan datang. Chaeyeon hanya terdiam, entah ada apa dengan dirinya.

Hatinya kini merada kekurangan sesuatu, rasa kehikangan yang sudah berlalu kini kembali muncul. Membuat rasa sakit yang telah berbekas kembali terluka, iya ingin menangis tapi ia tidak bisa, ia tidak ingin lemah.

"Choi Soobin, cih! Kenapa kita kembali bertemu lagi? Bisakah takdir berhenti mempermainkan kita?"ujar chaeyeon.

Diambilnya sebuah jepitan rambut yang ia simpan pada sebuah kotak kecil, memandangnya dengan lekat membuat senyum chaeyeon kini terukir.

"He, aku rindu"

Merindukan-mu choi soobin.

Tanpa di sadari butiran kecil kini mulai jatuh perlahan, semakin lama semakin menderas. Bahkan isakkan kini mula terdengar, kenangan akan sebuah jepitan bukan sekedar kenangan biasa. Karena di balik jepitan itu ada tersimpan kenangan hidup yang tak bisa di lupakan.

"Jepitan ini soobin, hanya jepitan ini yang aku punya hiks... aku merindukan mu..."isak chaeyeon.

Buk! Buk!

Chaeyeon memukul dadanya yang terasa sesak, bahkan nafasnya kini sudah tak beraturan. Ia tak hentinya memukuli dadanya yang terasa sesak, sakit sangat sakit.

"Kenapa Ini masih terasa? Sangat menyiksa..."






¤¤¤

"Dady! Bangun! Aku tidak ingin melihat dady seperti ini! Katakan pada yubi dady kenapa?"tanya yubi sambil memegang kedua lengan soobin.

Soobin mengeleng pelan.

"Dady baik sayang, jangan khawatirkan dady."soobin mengusap pipi yubi.

Yubi mengeleng.

"Dady berbeda, semejak kita pulang dari rumah eomma, dady seperti orang yang hilang harapan. Sejak kemarin yubi mendengar isakkan dady dari luar kamar, yubi mohon dad jangan berbohong."ujar yubi memohon.

Soobin tersenyum, namun senyuman itu kini mulai memudar.

"Sayang, dady kembali merasakannya. Merasakan rasa sakit yang sudah berhasil dady hilangkan, kini kembali hadir"isak soobin.

Yubi terkejud saat melihat soobin yang tiba-tiba menangis, dengan cepat yubi memeluk soobin.

"Jika dady ada masalah, panggil yubi dan yubi akan segarah menemani dady..."ujar yubi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SunriseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang