14

25 4 8
                                    

Sikapmu kayak bunglon. Sebentar-sebentar berubah.

~
~~~~

Saat ini aku sedang berada di ruangan salah satu asisten dosen. Aku bersama Diba, Adel, Bayu juga Rendy. Entah mengapa kami dipanggil kesini. Aku merasa tak melakukan kesalahan apapun.

"diantara kalian ada yang bisa main piano gak?" asisten dosen yang bernama kak Tri ini membuka suara.

Kami serempak menggelengkan kepala. Aku tak terlalu pandai bermain piano. Aku lebih memilih biola. Karena ukurannya yang kecil sehingga aku bisa membawanya kemana saja.

"hmm kalau biola?" kak Tri kembali bertanya sambil menatap kami satu persatu.

Aku kembali menggeleng. Dalam hal ini aku berpura-pura tak tahu memainkan biola. Aku sudah dapat menebak apa yang akan dikatakan kak Tri jika seandainya aku menganggukkan kepalaku.

Aku masih belum sepede itu untuk tampil di hadapan banyak orang. Aku lebih suka memainkan biolaku saat aku sedang sendiri. Cukup aku saja yang mendengar melodi hasil dari gesekan antara snar dan bow.

Setelah melihat jawaban dari kami, kak Tri menyuruh kami untuk kembali ke kelas. Sebab urusan dengannya telah usai. Aku bernafas lega, karena teman-temanku tak ada yang mengetahui kalau aku pandai bermain biola. Setidaknya belum untuk waktu dekat ini.

Aku berjalan sendiri, Diba dan Adel pergi mencari kelas mereka sedangkan aku sudah tak memiliki kelas lagi hari ini.

Aku melihat jam yang melingkari pergelangan tanganku. Disana menunjukkan pukul 14.30. Ah masih cukup panas jika aku pulang sekarang dengan berjalan menuju halte. Aku memutuskan untuk duduk di salah satu kursi yang tersedia di koridor.

Aku merasa sepi semenjak Amel sibuk dengan laporannya. Dia bahkan mengalahkan kesibukan anak kedokteran. Bisa kalian bayangkan tiap hari Amel disuruh buat laporan bahkan dia sampai mengerjakannya hingga jam 2 pagi, dia juga jadi lebih sering mengunjungi lab daripada diriku. Belum lagi lahan yang dia lakukan saat hari libur tiba.

Waktu kami untuk bertemu makin menipis. Untuk saling komunikasi lewat chat saja aku sudah bersyukur. Dia benar-benar sibuk. Aku bahkan baru tahu kalau anak agroteknologi begitu sibuk.

Berbeda dengan kuliahku yang terlihat santai. Walau tak menutup kemungkinan aku juga ada banyak tugas. Setidaknya aku bisa istirahat dengan cukup dibanding dengan Amel.

Aku masih menikmati angin yang mengenai wajahku. Koridor ini begitu lenggang. Beberapa orang yang lewat di hadapanku melemparkan senyum kepadaku, aku membalasnya dengan senyum canggung.

Aku masih memainkan game di hpku saat seseorang ikutan duduk di sampingku. Aku menoleh melihatnya. Aku cukup terkejut dengan kehadiran orang ini. Bukankah fakultasnya cukup jauh dari sini. Ngapain dia berkeliaran di fakultas orang lain.

"Vi kamu ngapain disini?" tanyanya

"ini aku lagi numpang tidur kak" aku menjawabnya dengan malas. Dia bahkan lihat kalau aku sedang duduk. Benar-benar pertanyaan tak berbobot.

"pulang aja kalau mau tidur Vi" ujarnya masih dengan nada yang santai.

"kak Jay buta apa katarak sih, ini aku lagi duduk, ngapain pake nanya huh" aku makin malas meladeni kak Jay saat ini. "kakak ngapin berkeliaran di fakultas orang?" lanjutku yang menatapnya dengan memicingkan mataku.

"ampun nyonya. Maafkan hamba." ujarnya dengan menundukkan tubuhnya tak lupa tangannya yang menyatu, seakan benar-benar meminta maaf. "oh itu tadi abis ketemu fans" lanjutnya dengan cengiran lebarnya.

Stars and YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang