2

13 1 0
                                    

Cinta, orang akan berfikir itu akan penuh dengan kasih sayang,
Tapi bagi ku, cinta hanyalah sebuah keegoisan.

*Ryu's Pov

Kami berjalan keluar toilet dengan tujuan ruang osis. Aku melihat Amy yang masih sibuk bercermin. Seperti semua siswi yang ada di SMA ini, Amy selalu sedia cermin lipat di saku roknya.

Langkah ku sedikit ku perlambat. Perkataan kak Bobby pagi tadi berputar tanpa henti di kepala ku. 'seburuk apakah seorang kak Axel sampai-sampai temannya sendiri menyarankan ku untuk menjahuinya?'.
Aku bermonolog ria. Ku silangkan tangan ku di depan dada, kepala sedikit tertunduk, masih berpikir.

'BUGH'

"Auch-shh"
Aku meringis dan mengangkat kepala ku menatap Amy yang sudah berdiri tepat di depan ku. Dua tangan ku yang bebas ku gunakan untuk menggosok kepala ku yang tertabrak dagu Amy tadi. Amy tampak bingung.

"ada apa sih My sampai berhenti mendadak segala?"

Aku bertanya sambil masih menggosok kepala. Masih sakit tentu saja.

"kali ini apa lagi yang kamu pikirkan?,atau udah gak niat ketemu kak Axel?"

Bukan menjawab pertanyaan ku, Amy malah menanyai ku dengan penekanan penuh pada pertanyaan kedua. Aku menghentikan acara menggosok ku, berdiri tegak menatap lurus Amy yang 5cm lebih tinggi dari ku . Sedikit berpikir untuk lalu menjawab.

"bukan-bukan, lagian siapa coba yang mau nolak ajakan makan siang pangeran sekolah?"

Aku melambai-lambaikan kedua tangan sebagai gestur pelengkap.

"lalu?"

Aku bingung harus menjawab apa.

"emm...bagaimana ya bilangnya..."

Lihat, aku sendiri bingung mengatakannya. Amy yang masih setia menatap ku masih terlihat bingung, tapi sepertinya dia mulai memahami sesuatu.

"jangan bilang kalau kamu ingin aku tidak menemani mu?!"

"IYA, ITU MAKSUD KU!"

Aku langsung menutup mulut ku yang seenaknya saja berteriak di koridor kelas 10 yang satu deretan dengan toilet yang tadi kami tinggalkan. Amy menatap ku dengan tatapan malas sambil memasukkan kembali cerminnya kedalam saku roknya.

"berkata seperti itu saja sudah susah, bagamana nanti kalau kamu mengatakan perasaan mu ke kak Axel?"

Inilah Amy dengan semua pertanyaan menohok nya. Aku sudah biasa, dan menurut ku semua pertanyaan itu memotivasi ku.

"hehe, itukan beda cerita"

Aku terkekeh dan menggaruk tengkuk ku yang tidak tahu kenapa terasa gatal saat ini.

"oke baiklah, lanjutkan perjalanan mu ke ruang osis, aku akan kembali ke kelas"

"ke kelas?, ngapain?"

"ngambil dompet, dasar lemot!"

Ah iya, Amy tidak membawa dompetnya saat keluar kelas tadi.

Dan yang tadi itu adalah panggilan 'sayang' Amy untuk ku. Baru beberapa langkah Amy meninggalkan ku, aku jadi teringat sesuatu.

"My, kamu tidak akan melewatkan maka siang kan?"

Aku bertanya dengan sedikit teriakan, mengingat jarak kami tidak dekat untuk berbicara pelan.

Amy berbalik di tempatnya berdiri, menatap ku remeh lalu...

"tentu saja tidak, aku tidak akan melakukan hal bodoh yang hanya dipikirkan oleh mu!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Loving To  Be LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang