Pemandangan mengerikan terpampang di depan mata si pemuda, Shion Kaito.
Tenggorokan seperti tercekik, ia tidak mampu berkata-kata atau bergerak meski hanya selangkah melihat kejadian ini. Len kecil yang menunggu di depan pintu dibuat penasaran dengan apa yang terjadi. Sehingga, dia melongok-kan kepala untuk mengintip kedalam.
"Kakak, ada apa?"
"Ja-jangan masuk kesini!" Kaito melarang.
Len menurut, kakinya kembali melangkah mundur ke tempat semulanya berdiri.
"Kita harus memanggil rekanku yang lain. Ini kasus serius."
Len memiringkan kepalanya. "Kasus serius?"
"Ya. Ayo ikut aku!"
Tangan kecil Len digandeng oleh Kaito, mereka bergegas pergi ke lantai bawah untuk menemui polisi lainnya. Sebelum pergi menjauh dari ruangan, Len menolehkan kepalanya ke belakang untuk melihat ruangan itu lagi.
'Lampunya kembali menyala...'
-
"Ada apa Shion-San?"
"Pak Hitoshima tewas mengenaskan diruangannya."
"Apa?! Bagaimana bisa?!" Komandan Yamazaken terkejut bukan main.
Salah seorang polisi muda berambut coklat gelap, Jun Takuma menghampiri Kaito dengan gemetar. "Kau... Tidak bercanda kan, Shion?"
"Apa wajahku terlihat seperti sedang bercanda sekarang?" Tanya Kaito serius.
"Rekanku sekalian, tolong jangan bawa perasaan pribadi kalian dalam hal ini. Ayo kita ke ruangan Hitoshima untuk melihatnya sendiri sekaligus menyelidiki apa yang terjadi." Ucap komandan Yamazaken.
"Baik, pak."
Sampai disana, komandan Yamazaken dan Takuma masuk duluan ke dalam ruangan. Mata mereka berdua terbelalak ngeri melihat tubuh Hitoshima Hamada tergeletak dilantai dengan bersimbah darah. Kepala bagian belakangnya pecah terbentur ke dinding, rahang mulutnya miring, dan matanya mencuak keluar.
"Ugh..." Takuma menutup mulutnya mual. Hampir saja dia memuntahkan isi perutnya keluar.
"Kaito, apa kau melihat ada penyusup yang masuk ke dalam?" Tanya komandan.
"Tidak, pak. Saya berada didalam ruangan pada saat kejadian. Tapi... Saya sempat mendengar suara teriakan minta tolong dari ruangan pak Hitoshima." Jawab Kaito sembari menahan rasa mualnya pada bau amis darah.
"Hm... Berarti benar kalau Hitoshima dibunuh oleh seseorang. Ini adalah kasus pembunuhan."
Komandan Yamazaken mendekat, memeriksa mayat teman seperjuangannya yang telah tiada dari jarak dekat. Tatapan mata pria tua yang biasanya tajam dan terkesan tegas itu, seketika berubah menjadi sendu, membuat ruangan ukuran kamar kontrakan ini mendadak hening.
Memang tidak terlihat, namun didalam lubuk hati terdalamnya, komandan merasakan sedih yang teramat. Sudah lama dia mengenal Hitoshima selama masa jabatannya sebagai polisi hutan. Dan sekarang, temannya tewas dibunuh dengan sadis oleh seseorang yang entah siapa."Kita harus bergegas melakukan pencarian disekitar kota ini sebelum dia melarikan diri terlalu jauh." Ucap komandan tiba-tiba.
"Eh? Ah, iya anda benar komandan. Kita harus segera mencari pelakunya." Timpal Takuma.
"Baiklah, saya dan beberapa rekan dibawah akan pergi melakukan pencarian. Sisanya, tolong selidiki kejadian ini."
.
.
.
Tinggalah tersisa Kaito dan Takuma yang berada diruangan Hitoshima. Setelah mengenakan masker dan sarung tangan, mereka mulai memeriksa mayat di ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detective Akuma
Bí ẩn / Giật gân"Aku bisa melihat, apa yang tidak bisa kalian lihat." -Kagamine Len.