Prolog

18.1K 1K 23
                                    

Allana terikat tidak berdaya. Ia ingin berontak tapi orang-orang itu sejak tadi memberinya semacam obat yang membuatnya menjadi lemah. Bahkan ia harus bersusah payah mempertahankan kesadarannya.

"Cantik bukan? Ini pesanan khusus. Seorang nona kaya raya yang dalam semalam berubah menjadi barang kelas atas dengan nilai jual tinggi." Jerome menatap lapar kearah gadis yang matanya ditutup dan terikat di dalam kerangkeng besar.

Rico mengisap rokoknya dalam-dalam dan tertawa.
"Dia pasti tidak pernah menyangka akan berakhir di tangan kita. Kubayangkan sebelum ini, dia hanya seorang gadis kaya yang hobi belanja dan menghabiskan uang keluarganya." Ucap Rico.

Jerome tertawa.
"Salah besar. Dia bukan tipe seperti itu. Dia pintar, dia adalah calon pianis berbakat dan juga wakil representatif untuk ikatan mahasiswa asing di London. Sayang sekali, mulai sekarang otaknya tidak akan berguna lagi, kalau dia pintar menggunakan tubuhnya dan membuat klien kita puas, dia mungkin bisa tetap menjadi simpanan. Jika tidak, dia mungkin akan kembali pada kita. Dan saat itu tiba, akan kupastikan untuk mencicipinya." Ucap Jerome dengan pandangan mata licik.

Rico menatap gadis di dalam kurungan itu. Seulas senyum tipis menghiasi wajah sangarnya.
"Tampaknya kau takut pada klien yang memesan pesanan khusus ini. Memangnya dia siapa?" Tanya Rico.

Jerome terdiam. Wajahnya mendadak berubah serius.
"Pernah mendengar Abimanyu Grup?" Tanya Jerome.

Rico berhenti menghisap rokoknya.
"Maksudmu, pria yang selama ini di isukan sebagai pengendali situasi politik di negara kita?" Tanya Rico.

Jerome mengangguk.
"Dia kuat. Dia satu-satunya orang di negara ini yang hidup di dua sisi sekaligus dan memiliki dua wajah. Aku tidak terkejut kalau presiden saja memperhitungkan apa yang ia katakan. Kalau kau ingin bertahan dalam bisnis gelap sepertiku, jangan pernah menyentuh milik Abimanyu." Ucap Jerome serius.

Rico menghembuskan rokoknya kuat-kuat.
"Gadis malang.....entah dia beruntung atau malah sial menjadi pesanan khusus orang semengerikan itu. Biar kutebak, jika kau bilang dia bukan berasal dari keluarga biasa, berarti pemesannya mungkin berada di balik kejatuhan keluarganya." Ucap Rico.

Jerome tertawa keras.
"Aku tidak tahu tentang hal itu. Yang kutahu, aku hanya melaksanakan tugasku. Ayahnya melakukan segalanya untuk menyelamatkan perusahaan mereka yang hampir bangkrut, dia bahkan tanpa sadar menggadaikan masa depan putrinya sendiri. Saat ia tidak mampu membayar, aku mengambil apa yang tersisa yang belum disita oleh bank. Siapa sangka, dihari aku menjemput 'produk baru' milikku, telepon berdering dan itu dari sekretaris utama Abimanyu Grup." Ujar Jerome.

Rico bangkit berdiri dan memandangi gadis yang ada di dalam kerangkeng itu.
"Berapa harga pesanan khusus ini?" Tanyanya

Jerome tersenyum.
"Harganya sama dengan seluruh gadis yang akan dipamerkan malam ini."

Rico tersentak.
"Gila, dia memang cantik, tapi menghabiskan uang sebanyak itu hanya untuk seorang gadis disaat dia bisa mendapatkan seluruh gadis disini...." Ia tidak jadi melanjutkan kalimatnya.

Jerome masih tertawa.
"Orang kaya terkadang gila, terutama pada sesuatu yang sangat ingin mereka miliki."

Kali ini Jerome melangkah pelan mendekati kerangkeng itu.
"Dia penurut karena pengaruh obat, tanpa itu sangat sulit mengendalikan gadis pemberontak ini. Kuharap klien khusus kita bisa segera mengembalikannya kepadaku, aku akan dengan senang hati melatihnya." Jerome mengulurkan tangannya hendak menyentuh bibir Allana.

"Pak, klien khusus kita sudah datang."

Tangannya terhenti di udara.

Jerome tersenyum.
"Dia datang sendiri? Atau utusannya yang datang?" Tanya Jerome.

HURTS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang