Nihao ✋

109 21 0
                                    

Dengan langkah cepat dan teratur, seorang wanita bertubuh gempal berpakaian formal modis. Menuruni tangga penyebrangan.  Ia setengah berlari menuju gedung tinggi yang berjarak beberapa gedung dari tempatnya saat ini.  Wanita itu terus mengipasi wajahnya, ia kepanasan, ia berkeringat tapi Ia tak mau merusak make upnya.  Jangan sampai!

Wanita itu terus melirik jam tangannnya. 

"Damn!  10 menit lagi! " rutuknya dan mempercepat langkahnya. 

Sepanjang perjalan wanita gempal itu tak henti merapalkan hafalannya.  Ia sudah berlatih selama satu minggu ini.  Ia tak boleh gagal lagi kali ini.  Ini adalah kantor ke 29 yang Ia kunjungi sejak ia lulus dari universitas swasta lintah darat itu 6 bulan yang lalu.  Begitulah cara wanita itu menyebut universitasnya sendiri karna biaya kuliah yang terlampau mahal untuk ukuran kantong keluarganya itu. 
..
Dengan kekuatan matahari beserta jajarannya.  Wanita gempal itu pun tiba.  Ingat aturan ini jika kamu sampai di suatu tempat yang bagus jangan lupa untuk pergi ke toilet lebih dulu dan merapikan make up. 

Setelah di rasa cukup,  Wanita itu pun berjalan menuju resepsionis. Ia tepat waktu, tentu saja karna jamnya selalu ia majukam 10 menit lebih awal. 

Tanpa banyak basa-basi resepsionist pun mengarahkan si gempal untuk menuju ruang wawancara. 

..

Disinalah wanita gempal itu sekarang di dalam satu ruangan yang sudah berisikan 8 orang yang tentu akan menjadi saingan terberat wanita itu. 

Tidak seperti yang lain yang nampak gugup si gempal benar-benar tenang ia bahkan tak lagi merapalkan hafalannya.  Jelas sekali bahwa wanita gempal itu sangat ahli dalam bermake up.  Meskipun dia lah yang paling bertubuh tidak banget.  Tapi dia juga lah yang paling cantik di sana.  Bahkam ketika Ibu Hrd cantik masuk pun, kecantikannya tak lebih dari si gempal.  Ya hanya saja Ibu Hrd itu memiliki tubuh yang proposional serta jabatan yang juga proposional. 

Si gempal menyimak dengan baik arahan sang hrd. Ia menunggu dengan tertib hingga gilirannya wawancara. 

"oke Latisha,  paling lambat besok pagi.  Akan kita kabari hasil wawancara hari ini"

Wanita gempal itu tersenyum manis dan hangat. 

"baik bu,  terimakasih"

..

..

Latisha Ambar suwaji. Begitulah nama lengkap wanita cantik bertubuh gempal itu.  Seorang wanita Asli Indonesia berdarah jawa tulen, dengan ibu yang berasal dari semarang dan Ayah yang berasal dari jogja,membuat Latisha pantas mendapat gelae wanita jawa Tulen. 

Tisha, begitulah ia ingin di panggil. Meskipun orang tuanya selalu memanggil Ia ambar.  Adalah seorang wanita berusia 24 tahun, lulusan universitas swasta terbaik di jakarta bahkan di pulau jawa. Tisha mengambil jurusan bisnis internasional hanya karna satu alasan.  Alasan yang juga menjadi alasan mengapa sampai saat ini Ia belum bekerja.  Tisha adalah wanita yang cerdas, jika saja Ia mau bekerja dengan benar dan dengan siapapun bossnya pasti saat ini ia sudah memiliki posisi.

Tisha adalah wanita yang sangat terobsesi atau menggilai segala hal berbau cina.  Terutama pria cina.  Entah kapan ini di mulai, tapi mimpinya jelas sampai saat ini Ia harus menikahi salah satu pria cina yang tersebar merajalela di muka bumi ini.  Segala cara Ia lakukan,  mulai dari bersekolah di sekolah swasta, berkuliah di kampus yang hampir 90 persen isinya adalah orang-orang bermata segaris itu.  Meski sering menjadi bahan bullyan karna menjadi minoritas di sana,  demi cita-citanya menikahi pria cina Ia bertahan. 

Sialnya bahkan hingga lulus, pria oriental sebanyak itu tak ada satupum yang tersangkut dengannya.  Karna itulah,  ia harus berjuang lebih keras lagi.  Ia harus masuk perusahaan dimana akan lebih banyak si oriental di dalamnya.  Permasalahannya adalah itu tidak mudah.  Sangat tidak mudah. 
Yah, tapi bagi Tisha tak mudah itu hanya masalah kecil. Bahkan sekalipum itu tidak mungkin.  Ia akan tetap melakukan mission impossible ini. 
..

..

Latisha meluaskan pandangannya, ketika Ia keluar dari ruang wawancara.  Menurut survey di sini banyak sekali pria oriental itu.  Tapi sepengelihatannya.  Ini tak sebanyak saat Ia kuliah dulu.

"oh ayolah.. Tidak perlu setampan lay zhang atau joe chen.. " gumam Tisha. 

Matanya terus mencari, senyum mengembang saat ia melihat sekumpulan pria-pria oriental di cafe yang ada di dalam kantor itu. 

"perfect... Gua pasti akan kerja di sini. Yo.. Cayo tisha" ucap Tisha dan keluar dengan langkah ringan serta senyum mengembangnya. 

...
...
...
...

Hai, ini cerita pertama ku di wattpad.  Maaf kalau masih banyak yang salah ketik dan kalau masih belum ngefeel. 

Kalau kalian suka, kalian bisa vote dan share. 

Ditunggu kritik juga sarannya.  😊

Piggy Piggy Love 💖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang