Cewek dengan rambut sebahu itu memilih beberapa makanan ringan kemudian memasukkannya kedalam keranjang belanjaan. Hari ini, hari sabtu yang berarti malam minggu, dimana ia akan begadang untuk menghabiskan ratusan lembar novel yang akan ia baca nantinya.
Keranjang belanjaannya sudah hampir penuh, ia memilih berjalan ke arah kasir dan menaruh belanjaannya di meja kasir.
"Semuanya seratus duapuluh sembilan ribu kak" Mbak-mbak kasir tersenyum ke arahnya.
Tasyi mengambil uang didalam saku celana belakangnya kemudian memberikan uang sebanyak seratus tigapuluh ribu.
"Yang seribunya mau disumbangkan kak?"
"Ehh... jangan mbak! itu buat beli novel!" tolak Tasyi
"Tapi uang seribu nggak ada kak" Si mbak-mbak kasir itu terlihat jengkel, toh ini hanya seribu tidak akan membuat cewek didepannya itu kelaparan.
"Saya nggak mau tau ya mbak!, sehabis dari sini saya ke toko buku. Pokoknya harus ada!" Tasyi tetap pada pendiriannya.
Masalahnya ia sudah berniat membeli novel itu jauh-jauh hari, dan uang yang ia gunakan untuk beli novel kurang seribu.
"Tapi ini beneran habis kak!" Mungkin mbak kasir sudah habis kesabarannya. Karena suaranya yang keras dan sedikit membentak. Semua tatapan orang-orang yang didalam minimarket itu menoleh ke arah dua orang yang sedang ribut di meja kasir.
"Nanti kapan-kapan kalau belanja lagi kita lebihin seribu aja kak" Mbak-mbak kasir berkata sedikit lembut, mencoba membujuk cewek keras kepala di depannya ini. "Banyak yang ngantri dibelakang itu" lanjutnya.
"Saya nggak mau tahu!!" Tasyi menghentakkan kakinya sebal. Jika saja ia membawa uang lebih, ia tidak akan mau mengambil uang seribu itu.
Kemudian perempuan paruh baya maju dan berdiri di samping Tasyi, ia juga ikut marah-marah karena lama mengantri di ikuti banyak orang yang menuju meja kasir sambil berdesak-desakan. Tasyi dengan badan kecilnya menyingkir dari sana. Dengan perasaan tidak rela ia keluar dari minimarket dengan belanjaannya sekantong penuh.
Tasyi memilih duduk di kursi depan minimarket dan menggerutu tidak jelas. Seseorang dengan hoddie kuningnya keluar dengan sekantong belanjaan. Tasyi melihat cowok itu, kemudian matanya memelotot saat melihat uang jatuh dari cowok ber hoddie kuning.
Tasyi yang melihatnya, mengambil uang seribu yang jatuh tidak jauh darinya dan ingin memberikan kepada cowok berhoddie tadi yang sekarang sudah berlalu dengan motor besarnya. Tasyi tidak sempat melihat wajah cowok itu, lalu uang seribu ini dikembalikan ke siapa?
Ia memandang uang seribu itu lalu tersenyum senang.
"Gue pinjem dulu ya uangnya, nanti kalau ketemu gue kembaliin deh!" Ia berbicara seakan si pemilik uang ada didepannya. Ia terkekeh menyadari perilaku nya yang seperti orang bodoh.
Tasyi berdiri kemudian berjalan ke arah kursi tempat belanjaannya berada. Dahi nya menyergit dalam, kantong belanjaan yang tadinya full makanan sekarang hanya berisi seper empatnya. Dengan sangat amat kesal Tasyi mengambil kantong sialan itu, lalu dengan kasar membawanya pergi ke toko buku.
Tasyi berhenti tepat di depan minimarket, ia akan melakukannya sebagai yang pertama dan terakhir kalinya. Jika saja Tasyi tidak kesal dan marah karena uang seribu dan makanan ringannya tidak diambil orang, Tasyi tidak akan pernah melakukan ini.
Cewek itu mengambil napas dalam-dalam, dan seketika mengeluarkan segala amarahnya.
"INI TERAKHIR KALINYA GUE BELANJA DI MINIMARKET INI" Teriaknya membuat orang yang berlalu lalang menatap heran ke arah Tasyi. Ia berlari dengan sangat cepat dan masuk ke dalam toko buku yang ada di samping minimarket. Tasyi sudah tidak perduli dengan mereka.🌻
Tasyi keluar dari toko buku dan berjalan ke arah rumahnya. Ia memasuki komplek perumahan dan menyapa pak satpam yang sedang tugas disana.
"Jaga malam ni pak Maman?" Tanya cewek itu.
"Iya ni neng Tasyi" Jawab pak Maman, ia kenal dengan Tasyi karena selalu menyapanya jika keluar komplek seperti malam-malam sebelumnya.
"Ini pak buat nemenin jaga malamnya" Tasyi menyerahkan kantong makanan ringan yang ia beli tadi.
"Aduh... kagak usah neng" Pak Maman merasa tidak enak karena sering dikasih makanan ringan oleh Tasyi.
"Ishh, pak Maman, Tasyi banyak ko di rumah" Ia meletakkan kantong itu di meja "Yaudah Pak Tasyi pulang dulu" Ia berjalan menuju rumahnya.
"Makasih Neng Tasyi..." Teriak Pak Maman yang masih bisa ia dengar.
Ia membuka gerbang hitam di depannya, rumah bertingkat dua dengan gaya eropa itu adalah rumah Tasyi. Ia membuka pintu.
"Samlekum" Tasyi duduk di sofa samping Kakaknya.
"Samlekum-samlekum, bahasa planet mana ntuh?" Sindir kakaknya. Tasyi terkekeh geli menatap Eva kakaknya.
"Assalamualaikum" koreksi Tasyi.
"Waalaikummussalam"
"Kak, Tasyi minta coklat yang di kulkas ya!?"
"Nggak!" Tolak Eva
"Snack?"
"nggak!"
"Kacang aja deh kacang" Bujuk Tasyi
"nggak!"
"Kakak sialan lo!" Kesal Tasyi kemudian berlari ke arah dapur menghampiri Mamanya yang sedang menata makan malam di meja makan.
"Ayyi...!!!" Teriak kakaknya, yang tidak ia gubris.
Tasyi meletakkan novel yang ia beli di meja makan, kemudian duduk dan meminum air.
"Emang yang kemaren Mama kasih udah habis dibaca?" Tanya Mamanya.
"Udah Mah, ini baru beli buat dibaca nanti malem" Ia mengangkat novel yang baru ia beli memperlihatkan pada Maya-Mamanya.
"Ayyi mau ke perpustakaan nggak?" Tawar mamanya.
Tasyi yang mendengarnya langsung terkejut sekaligus senang, jarang sekali mamanya menawarkan untuk ke perpustakaan. Perpustakaan yang dimaksud itu adalah tempat di ujung ruangan belakang rumah, itu milik Mamanya, tak ada yang bisa masuk ke sana jika tidak di izinkan.
Di rumahnya ini hanya Tasyi dan Mama nya saja yang sangat suka membaca Novel.
"Seriuss?, Mau Ma, mau banget...!" Ia memeluk ibunya yang sedang menaruh air kedalam gelas.
"Kalau gitu panggilin Papa, Kakak, sama Adek sana!"
"Siap semangat seratus bos!" Ia hormat kepada ibunya dan beranjak sembari berjoget seperti yang sering ia lihat di tipi-tipi.
🌻
Holaa holaa gaess👋, Gimana sama si Tasyi? suka nggak?. Kalau sama authornya? wkwkkw pasti lah ya💃. Intinya semoga suka aja sama cerita kedua ini. Jangan lupa vote and komen gaess karna satu vote dari kalian itu berharga❤😚. Salam cinta dari Author pacarnya Andy and Hrvy😘😆😖.
See you next chap👋😙
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose
Teen FictionTasyi Nadya. Ia seperti remaja-remaja seusianya, hidup normal serta keluarga yang menyayanginya. Hobi Tasyi hanya satu, membaca novel. Novel adalah pelengkap kebahagiannya. Jika ditanya, harapan terbesar Tasyi adalah hidup seperti di novel-novel. D...