5🌻 Hari yg sama

31 5 10
                                    

Cowok yang berdiri di samping Ratu itu sedang memotong kue berbentuk gitar di depan sana yang tak luput barang sedikitpun dari tatapan memukau Tasyi. Jika harapannya terkabul, ia ingin berharap potongan kue pertama itu untuknya. Tasyi terkekeh membayangkannya.

"Jadi potongan pertama kali ini untuk siapa?" Tanya cowok yang terlihat dua tahun lebih besar dari Teo. Mungkin mc acara.

Banyak cewek yang bersorak menyebutkan namanya masing-masing untuk mendapat kesempatan emas itu. Tak terkecuali Tasyi. Ia bahkan dengan semangat mengangkat tangan kanan nya sembari menyebutkan namanya dengan sangat keras. Tidak lupa tangan kirinya yang memegang ponsel merekam kejadian itu, mewanti-wanti jika nama Tasyi yang disebut nantinya.

"TASYIIII!!, TASYIII! " suara Tasyi teredam dengan banyaknya suara yang berseru seperti Tasyi.

Teo memandang cowok itu sekilas, yang dipandang seakan tahu kemudian ia berseru. Menyebutkan nama yang baru pertama kali Tasyi dengar.

"Siapa lagi kalau bukan Almyra Fath!!!". Semua orang bersorak gembira lantas ada juga yang kecewa karena nama mereka tak disebutkan.

Sesosok cewek berdiri di samping panggung dengan dress di bawah lututnya, senada dengan Teo. Cewek itu terlihat tinggi dengan high heels silver serta rambut yang ditata dengan sangat rapi. Terlihat sangat cantik membuat semua orang makin bersorak senang.

Tangan Teo terulur menyambut kedatangan sosok cewek yang bernama Almyra tadi dengan senyum yang baru pertama kali Tasyi lihat.

"Ini nih!! yang buat gue semangat ke acara ini!. Apalagi kalau bukan untuk liat senyum langkahnya seorang Teo Anjaya!" Seru seorang cewek yang Tasyi tidak tahu namanya.

"Bukan lo aja, kita-kita juga kalii!" cewek di sebelahnya menyahuti.

"Gue kadang heran. Kenapa cuman Meyra aja sih yang bisa bikin cowok itu senyum?"

"Lo kayak nggak tau dia aja!. Teo Anjaya, orang yang paling pelit senyum, sekalinya baik cuman di depan Meyra doang, tersecret, tapi gue tetap lope lope sama dia!!!"

"Jadi kali ini apa wish lo buat Teo Meyra?" Seruan cowok didepan panggung mengalihkan fokus Tasyi yang tadinya sibuk mendengar sedikit gosib tentang Teo kini beralih menatap sosok cewek yang dipanggil Meyra itu.

"Wish gue buat dia, cuman satu" Meyra tersenyum tulus pada Teo, Tasyi tahu itu dari pengalamannya membaca novel. "Semoga wish nya Teo terkabulkan" Lanjut Meyra.

Kemudian satu sendok berisikan potongan kue di atasnya terangkat. Satu suapan namun cukup membuat hati Tasyi memberontak menginginkan hal yang sama.

Acara berlangsung dengan lancar, jam di tangan kanan Tasyi sudah menunjukkan angka sebelas. Tasyi sangat senang sekarang mengingat tadi Ratu mengenalkannya dengan Teo.

Terlihat Teo, Andre, Bobby, Jordan, dan tak lupa Meyra yang berdiri di samping Teo. Ratu mengajaknya menghampiri mereka.

"Woy!, asik banget deh keliatannya. Tega ya lo semua bahagia tanpa gue!" Ratu memasang ekspresi pura-pura cemberutnya.

"Ratu!!!" seru Meyra "udah lama nggak ketemu, apa kabar lo sekarang?"

"Gue baik-baik aja, selama wifi sama uang jajan gue lancar-lancar aja" Jawab Ratu sembari tertawa.

Awalnya Tasyi risih karena mereka asik bercanda tanpa menyadari ada dia disana, pun Ratu ia seakan lupa dengan itu. Apalagi saat mata Tasyi dengan tidak sengaja melihat interaksi antara Teo dan Almyra, cewek itu ingin mengambil sesuatu ntah apa.

Tapi yang menarik perhatiannya Teo tidak mau melepas tangan Meyra sedikitpun membuat cewek itu terpaksa berdiri di samping Teo. Sampai sebuah suara mampu mengalihkan seluruh kesadaran Tasyi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ChooseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang