Motor yang dinaiki Tasyi memasuki gerbang SMA Ganesha yang terbuka lebar, tentu saja karena sekarang jam enam lewat empatpuluh lima menit yang berarti lima belas menit sebelum bel masuk berbunyi.
Ia turun dari motor besar Garta, membuka helm yang ia kenakan lalu memberikannya ke pemilik motor.
"Gue ke kelas dulu" Pamit Tasyi yang dijawab anggukan dan deheman oleh Garta yang sedang membuka helmnya.
Tasyi menaiki tangga menuju koridor kelas dua belas jurusan IPA, kemudian berjalan ke arah kelasnya, kelas IX IPA 2.
"Tasyi!, Lo udah kerjain pr bahasa?, gue minta dong" Hansel menglurkan tangan saat Tasyi sudah duduk dikursinya.
"Kebiasaan deh lo!, hari ini aja besok-besok nggak lagi!" Paginya yang cerah ini disambut dengan kesal karena sahabat satu-satunya. Ia memberikan buku kepada Hansel yang dengan seenak jidat menyalin pr nya.
"Cepat nulisnya bege!, ini tujuh menit lagi upacara"
"Aduhh entaran dong!"
"Eh Tasyii!, sini deh bentar!" Panggil Reno si ketua kelas. Dari nada suaranya, Reno terlihat buru-buru.
"Apa" Balas Tasyi sambil berjalan ke arah Reno.
"Tuh si Garta berantem sama Gery!" Lapornya kemudian mengajak Tasyi ke ujung koridor, tempat Garta dan Gery sedang saling tonjok-menonjok.
"Aduh kok bisa si Ren?, berantem gara-gara apa?" Tanya Tasyi panik.
"Nggak tahu, lo tanya sendiri aja" Tepat saat ia sampai di ujung koridor, banyak sekali siswa siswi yang sedang menonton keduanya. Tasyi mencoba memasuki kerumunan orang yang memenuhi koridor.
"Garka udah stopp!!" Teriak Tasyi tapi tak digubris sama sekali.
Tasyi mendekat kepada dua orang yang sedang tonjok-menonjok itu, berniat melerai keduanya karena siswa siswi sibuk menonton.
"Berhenti Woy!!" Teriak Hansel, entah sejak kapan cowok itu ada.
"Woyy udahh anjing!!, itu Bu Widya kesini!" Fino sahabat Garta datang melerai mereka berdua. Lagi-lagi tak diindahkan oleh keduanya.
Gery menonjok pipi bagian kanan Garta, Garta yang tidak terima kemudian membalas meninju perut Gery membuat cowok itu tersungkur, Garta menduduki perut Gery kemudian meninju pipi dan juga kepala Gery berkali-kali. Jika tidak dilerai maka Gery akan mati ditangan Garta.
"GARTAA! GERY! BERHENTI, KALIAN PIKIR INI RING TINJU" Bu Widya beserta Pak Joni datang melerai keduanya.
Pak Joni dan Fino memegang kedua tangan Garta yang memberontak seperti kesetanan. Sementara Gery langsung di bawa ke UKS oleh temannya dan Bu widya.
"KE LAPANGAN SEMUANYA!, KALIAN TIDAK DENGAR BEL UPACARA?!" Pak Joni selaku guru bk berteriak marah. Siswa siswi yang tadinya menonton segera lari ke lapangan.
"Garta!, belum pernah saya lihat kamu berantem. Tapi apa tadi?!, kali ini saya berikan kamu kesempatan upacara. Setelah upacara langsung ke ruangan bapak!" Pak Joni pergi dari sana, meninggalkan Tasyi, Garta, Hansel, dan Fino.
Tasyi meringis melihat wajah Garta, di sudut bibir cowok itu sobek dan berdarah, pipi nya mebiru serta dahi kanannya juga berdarah.Oh astgaahh.
"Nggak tahu lagi gue sama adek lo kak" Fino mulai berbicara.
Mereka berempat berjalan di koridor menuju lapangan.
"Lo kenapa maen tonjok-tonjok kakak kelas Ta?!" Marah Tasyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose
Teen FictionTasyi Nadya. Ia seperti remaja-remaja seusianya, hidup normal serta keluarga yang menyayanginya. Hobi Tasyi hanya satu, membaca novel. Novel adalah pelengkap kebahagiannya. Jika ditanya, harapan terbesar Tasyi adalah hidup seperti di novel-novel. D...